Friday, December 28, 2007

Good Book to Read: “A Thousand Splendid Suns”


A Thousand Splendid Suns, bercerita tentang kehidupan perempuan Timur Tengah dilatari dengan sejarah pergolakan politik yang terjadi di negri padang pasir tersebut. Ceritanya seputar 2 tokoh utama perempuan yang memiliki kepribadian dan latar belakang kehidupan keluarga yang berbeda 180 derajat namun pada titik temu yang tragis harus menjalani kehidupan yang sama persis. Sama-sama mengalami keculasan demi pemuasan nafsu, sama-sama menguras tenaga, cucuran keringat, air mata dan darah untuk menghadapi perlakuan demi perlakuan hina yang bahkan tidak dialami oleh seekor kambing sekalipun.

Alur cerita buku ini mampu membuat pembacanya berganti peran antara Mariam dan Laila, dua tokoh utama perempuan itu, secara smooth. Di satu saat menjadi Mariam, perempuan yang dididik sesuai tradisi kuno, tidak mengenal ilmu pengetahuan, mengalami penginjakan harga diri jauh sebelum ia dilahirkan sebagai harami. Mariam kecil tumbuh dengan keyakinan bahwa hidupnya hanyalah sebuah bentuk dari belas kasihan yang pada akhirnya memiliki imbalan yang hanya bisa dilunasi dengan mengabdi [bahasa sopannya menjadi budak].
Di saat yang lain menjadi Laila, perempuan yang dididik secara moderat dan hidup di lingkungan moderat, namun mengalami titik balik tragis saat untuk menyambung hidupnya ia harus mengabdi, ber’damai’ dengan pandangan kuno yang tidak pernah ia bayangkan akan dialami.

Dari awal, tulisan dalam novel ini sudah mengarahkan pembacanya untuk mulai merasa, melihat dan menjalani kehidupan dari sudut pandang skeptis-sinis seorang perempuan, seperti yang tertuang dalam kalimat, “...seperti jarum kompas yang selalu menunjuk ke utara, telunjuk lelaki pun selalu teracung untuk menuduh perempuan.
Namun secara bijak, tidak menyisakan ruang untuk membenci satu atau dua golongan yang terlibat didalamnya yang juga terwujud nyata dalam kehidupan.
Dan pada akhirnya, buku ini menggambarkan bahwa bagaimanapun, manusia akan menemukan cara untuk bertahan dan melanjutkan kehidupan [there's no need to be a sceptic]. Selalu ada jalan menuju kebaikan. Kuncinya hanya pada cinta. Sebuah kekuatan yang tak pernah padam nyalanya walau badai menerjang tanpa ampun. Sebuah kekuatan yang mampu menggerakkan kedua tangan kecil menyusun batu demi batu setapak itu. Seberat maupun secadas apapun.

Kalau mau jujur, terlepas dari hanya sekedar fiksi dan kesamaan nama maupun peristiwa yang kebetulan belaka, novel ini mampu menuturkan dengan gamblang gejolak emosi yang mengiringi tiap langkah yang dijejakkan di atas kerikil cadas kehidupan.

Latar belakang cerita pun terasa sekali pergerakannya. Bagaimana sebuah negara jatuh dan bangun seiring dengan jatuh bangunnya aneka pimpinan negara tersebut, bagaimana tradisi dan keyakinan yang mendasari kehidupan rakyatnya, semua mengalir dengan alur yang tidak lamban pun tidak membuat pembacanya merasa kurang tergambari.

Buat gw pribadi, buku ini menjadi sebuah adventure yang menyenangkan. Selain bisa mempelajari kehidupan perempuan di Timur Tengah [yang sedikit banyak menghadapi masalah yang sama dengan perempuan manapun di dunia], gw juga bisa mempelajari pergerakan politik yang mengakibatkan pecah perang di negara itu, dan geliat kebangkitannya. Apalagi, selipan ayat-ayat Al-Quran, yang jadi kitab suci agama mayoritas di negara itu, ikut menambah nafas kehidupan buku ini.

Cuma satu yang sedikit menghalangi proses penyelaman dan visualisasi cerita di buku ini buat gw pribadi, banyaknya istilah-istilah dalam bahasa Timur Tengah yang mungkin sepele, tapi membuat gw sulit memvisualisasikannya. Untungnya, bukan sesuatu yang crucial.

Overall, it’s a very good book to read.
Recommended. Period.

-------------------------------------
no.te:

Kenal buku ini gara-gara temen kantor titip beliin pas traveling sekitar agustus kemaren. Carinya gak susah. Begitu masuk toko buku [entah apa namanya, gw lupa], langsung deh tumpukan buku dengan judul itu terpejeng di depan. Iseng-iseng sambil antri bayar, gw baca resensinya dan berniat beli begitu ada terjemahan Indonesianya nanti di Gramedia. Maklum, belum niat menyiksa otak untuk kerja multi-task baca versi aslinya yang cukup tebel itu.

Anyway, kemaren pas nunggu temen di Gramedia, gw mendapatkannya dan gw pun tanpa mikir buat buka-buka display contoh novelnya, langsung nyemplungin buku itu ke tas belanjaan. Lumayan buat ngisi 2 hari sisa liburan.

Satu hal yang bikin gw tertarik pada buku ini pada awalnya adalah pengarangnya.
Pengarang yang satu ini, gw akui pinter mencampur-aduk emosi pembaca plus mampu bikin pembacanya hanyut dalam cerita.
Jujur nih, buku awal pengarang ini baru gw baca awal taon ini, tapi baru kelar gw baca di tengah tahun yang sama. Bukan kenapa, tapi emosi yang dikocok pengarang ini bikin gw terkadang mual sendiri dan memutuskan untuk take a break beberapa saat sebelum menandaskan akhirnya yang bagi gw, menyenangkan. Dalam arti, itulah hidup. People make mistake indeed. Tapi yang membedakan loser dan winner adalah keberanian untuk melakukan kesalahan, mengakuinya dan berbuat sesuatu untuk memperbaikinya.
Dan buku pertama pengarang ini, The Kite Runner, says it all perfectly.

Nah, saat dititipin temen gw itu, gw penasaran, si pengarang itu cerita tentang apa ya?
Dan kemarin, pertanyaan itu terjawab sudah. Bayarannya? Begadang, hehehe.
Gak dipungkirin deh, halaman demi halaman tanpa disadari dilahap perlahan tapi pasti.
Lucunya, walau sudah tandas, gw tetap membaca buku itu kembali untuk 2 hari kemudian.

Berbeda dari buku pertama yang menceritakan kehidupan Timur Tengah dari sudut pandang anak lelaki, kali ini buku kedua mengambil sudut pandang perempuan, dan yang membuat lega adalah pengarang buku ini bisa menerjemahkan perempuan dengan komposisi yang pas, sehingga gw membacanya gak harus mengerutkan kening dan membathin, that’s so-not woman.

Oh, ya... benar sekali, kehidupan perempuan di Timur Tengah memang selalu menjadi topik yang gak ada habisnya dan benar-benar menguras energi dan emosi pembaca.

I’m not saying that I’m a feminist [what the heck is it anyway??] but I must admit I crave women stories.
Satu lagi yang gw suka dari buku ini, mungkin seperti gw bilang di tulisan di atas, adalah tidak menyisakan ruang untuk membenci. At least, saat selesai membaca, satu helaan napas lega tercipta dan emosi yang selama membaca menggerogot hingga mengeringkan sumsum tulang, mendadak menguap di udara menyisakan satu ulas senyum.

Anyway, ini yang gw suka. Sebuah cerita yang bisa gw bilang men’didik’.
Kebanyakan cerita yang gw temukan dan bertema gelap hanya melulu menekankan pada penyebab lampu itu mati dan kehidupan tanpa cahaya yang menyesakkan. Sibuk menyalahkannya dan bergelimang dalam penderitaan, tanpa satu usaha untuk menyalakan kembali lampu itu. Sendiri.
Memang, emosi yang diciptakan lebih mengoyak, lebih pedih, lebih menyayat.
Tapi hanya itu saja yang didapat: Emosi yang menyayat.
And I’d say, it’s a waste.

Beruntung, gw memutuskan untuk membeli edisi terjemahan Indonesianya tanpa mikir dua kali saat itu. Well, setidaknya, akhir liburan panjang kali ini menyisakan satu arti tersendiri buat gw, hehehe.

______________________________________

[on-ears] incubus – make yourself
...sekalian merayakan keputusan Incubus untuk manggung di jakarta bulan Maret 2008 nanti. Can’t hardly wait!! Semoga semua berjalan lancar dan gak ada kata-kata “cancelled” atau “rescheduled”, Amen...

Friday, November 30, 2007

Pure Morning: based on true story



A friend in need’s a friend indeed,
A friend with weed is better,
A friend with breasts and all the rest,
A friend who's dressed in leather,

A friend in need’s a friend indeed,
A friend who'll tease is better,
Our thoughts compressed,
Which makes us blessed,
And makes for stormy weather,

A friend in need’s a friend indeed,
My Japanese is better,
And when she's pressed she will undress,
And then she's boxing clever,

A friend in need’s a friend indeed,
A friend who bleeds is better,
My friend confessed she passed the test,
And we will never sever,

Day's dawning, skins crawling [repeat three more times]
Pure morning, [repeat this three more times]

@Placebo@
________________________

Kadang, gak perlu ungkapan ribuan kata untuk dilontarkan mengeluarkan seluruh perasaan dalam hati.
Kadang, hanya butuh 3 atau 4 menitan lagu yang utaian liriknya nonjok, buat memetakan perasaan itu.
Tapi terkadang pula, untaian lirik lagu itu sulit menonjok hati yang terbuat dari batu.
Bukan salah liriknya, tapi salah material dasar hatinya yang gak bisa ditembus.

Mencuri satu kalimat dari Placebo, “A friend in need is a friend indeed...[cynical mode: *ON*]
Benarkah?
Itu yang masih gw pertanyakan.
Is there any true-friend outthere?
Tanpa disadari, kita mengklaim telah berlaku sebagai “teman baik”, tapi apakah memang benar, kita sudah menjadi “teman yang baik”?

Definisinya apa?
Ciri-cirinya apa?
Berapa persen dari ciri-ciri itu harus dimiliki sebelum mengklaim diri sendiri seorang "teman baik"?

Tell me then my ‘so-called’ good-friends...

[cynical mode: *still going ON*]

Wednesday, November 28, 2007

musical break: Travis


Travis - Love Will Come Through



If I told you a secret
You won't tell a soul
Will you hold it and
Keep it alive
Cause it's burning a hole
And I can't get to sleep
And I can't live alone
In this life

So look up, take it away
Don't look da-da-da-down
The mountain

If the world isn't turning
Your heart won't return
Anyone, anything, anyhow
So take me, don't leave me
Take me, don't leave me
Baby, love will come through
It's just waiting for you

And you stand at the crossroads
Of highroads and lowroads
And I've got a feeling
It's right
If it's real what I'm feeling
There's no make believing
The sound of the wings
Of the flight

Of a dove, take it away
Don't look da-da-da-down
The mountain

Oh, look up, take it away
Don't look da-da-da-down

If the world isn't turning
Your heart won't return
Anyone, anything, anyhow

So take me, don't leave me
Take me, don't leave me
Baby, love will come through
It's just waiting for you

@sedikit flashing-back ke beberapa waktu silam bersama ‘the invisible band’ Travis@

_______________________________________
Selalu suka sama lagu-lagunya Travis yang, walau menggusung jenis lagu begini duluan, kalah tenar dari Chris Martin cs. Lagu-lagu Travis lucunya selalu simple tapi ngena. Yah, banyak memang musisi yang kayak gini.
But still, you can tell the difference between Travis, Coldplay, or... even Keane.

To those who just experienced a ‘heart-breaking’ or desperately seeking a true love out there... just remember not to look down, because ‘love will come thru. it’s just waiting for you

Monday, November 19, 2007

Sshh!!! Quite please... Genius at WORK

How satisfied and lovely it is to see a genius playing.
And last 2007 Masters Cup Final, it just happened again.
Federer is just too strong for Ferrer, but must salute David for such a good-unpredictable play in this tournament.

Well, I quoted Rafael Nadal’s comment on the day Roger defeated him in semi-finals, “when he’s 100 percent, he’s playing in another league. It’s impossible to stop him.

Uhm… indeed!
_____________________




This is just how you’d rate genius
Congratulation (again) gorgeous genius…
__________________________
As to this another gorgeous creature…

Relax Rafa there’ll always be ‘next time better’.
You played well but what d’ya know, he played VERY well. [like you said, ‘he was playing in another league]

sources: all photos are taken from http://www.masters-cup.com/ without any permition
___________________________________________
postingan gak penting soal tenis2an, gara2 stuck sama game ini dari awal taon.
Damn! Nice as always.

Monday, November 05, 2007

...how to save a life...




Step one, you say we need to talk
He walks, you say sit down it's just a talk
He smiles politely back at you
You stare politely right on through
Some sort of window to your right
As he goes left and you stay right
Between the lines of fear and blame
And you begin to wonder why you came

Where did I go wrong, I lost a friend
Somewhere along in the bitterness
And I would have stayed up with you all night
Had I known how to save a life

Let him know that you know best
Cause after all you do know best
Try to slip past his defense
Without granting innocence
Lay down a list of what is wrong
The things you've told him all along
And pray to God he hears you
And pray to God he hears you

Where did I go wrong, I lost a friend
Somewhere along in the bitterness
And I would have stayed up with you all night
Had I known how to save a life
As he begins to raise his voice
You lower yours and grant him one last choice
Drive until you lose the road
Or break with the ones you've followed
He will do one of two things
He will admit to everything
Or he'll say he's just not the same
And you'll begin to wonder why you came

Where did I go wrong, I lost a friend
Somewhere along in the bitterness
And I would have stayed up with you all night
Had I known how to save a life

@by the Fray@


When the tide of life turns against you

And the current upsets your boat,
Don't waste tears on what might have been,
Just lie on your back and float.
[anonymous-quoteland]
....who knows i’ll be on your very side, reaching out the hands, waiting for you to finally grasp them then you are saved...

_________________________________

lagu ‘kehilangan’, entah kenapa selalu bisa menyedot seluruh energi dan pada akhirnya, menghasilkan satu scene yang cantik. In my case, lagu bertema ‘lost’ inspires me the most.
Kheh, what do you know.... “every crowd has a silver lining[phineas taylor barnum] ^_^

...have heart then you’ll know how to save a life...

Thursday, November 01, 2007

musical break: kula shaker




Tattva

tattva, acintya bheda bheda Tattva [4x]
like the flower and the scent of summer,
like the sun and the shine
well, the truth may come in strange disguises
send the message to your mind

tattva, acintya bheda bheda Tattva [4x]
at the moment that you wake from sleeping,
and you know it’s all a dream
well, the truth may come in strange disguises
never knowing what it means

tattva, acintya bheda bheda Tattva [4x]
for you will be tomorrow
like you have been today
if this was never ending,
what more can you say??


@kula shaker. album ‘K’@


Kemana ya band ini? Itu yang mendadak merasuki gw saat mendapati sebuah kaset rekaman jaman gw SMA dulu yang isinya satu album pertama Kula Shaker bertitel “K”. Dan jawabannya gw dapati saat search ini band di wicked-pedia. Ternyata mereka ngeluarin album baru berjudul ‘Strangefolk’. Yippie!
Baru dengerin satu singlenya sih yang judulnya ‘Second Sight’, versi live pula. Hmm... menarik. Walau udah reformasi [dan menua], mereka tetep eksis dengan alirannya yang dipengaruhi India itu.

Untuk merayakan kembalinya ‘Kula Shaker’, gw menghabiskan sisa memori USB-flashdisk gw untuk men-download beberapa [beberapa?! Kayaknya buanyaak deeh ^_^V] lagu versi live act yang diedarkan bebas di situs ini. Lumayan, bisa sedikit mengingat-ingat masa lalu.
Sebenernya sih, dengerin Kula Shaker itu paling oke klo kondisi lagi ada di ‘perbatasan’, sambil merem-melek trus menggoyangkan tubuh ke kiri dan kanan secara perlahan. Aiiih....mantaab [pake ‘b’ niiih].

Dari semua hits Kula Shaker yang sering beredar di radio, gw paling suka Tattva. Enak.
Ooh, kata mbah wiki, Tattva itu... “Tattva is a Sanskrit
word meaning 'thatness', 'principle', 'reality' or 'truth'

...well the truth may come in strange disguises...
indeed.

__________________________
sedikit laid-back setelah memarahi seluruh karyawan.
hm... sejak kapan gw gak bisa marah? kaget kan kalian?
sedikit menikmati juga, aliran darah yang mencuat dan merebakkan rasa panas di wajah. waaa... udah lama gak marah beneran kayak gitu, biasanya cuman ngambek-ngambek gak penting gitu deh... ^^

Monday, October 29, 2007

malady

tanginess permeates the room,
sorely squeezing the rag-bags.
suffocated.

dust of venom folds colors,
in darkness I fall.
sightless.

bituminous rubies shut melodies,
leading to the world of silency,
bled in blacknessy,
and sealed in winding thistle.

who are you?
which side are you in?

no words reply
only a cold damp wind whistling.

nowhere I land


@sumwer mid 07@
______________________________
dedicated to the dark room, hiding secretly at the corner of the attic,
it remains dark, for good

Tuesday, October 09, 2007

Travelin’ Highlights: BEFORE

Memang, The Traveler’s Journal sudah kelar masa tayangnya, hehehe, tapi gak ada salahnya dong klo ngeluarin buku baru dengan topik serupa yang berisi sedikit kilasan info dari seorang traveler amatir yang baru melakukan perjalanan lintas perbatasan ke 5 negara Asia?
Yah, kalo dibandingin sama tips and tricks traveling yang biasa ditemukan di situs macem lonely planet ato travelblog siih, ya emang iya blog gw kaga ada apa-apanya. Tapi, lumayanlah buat info tambahan yang penting gak penting terkesan penting sih tetep, hehehe.

Enjoy!

Sebelum menjerumuskan diri dalam petualangan solo [tanpa tour agent] ke negeri lain [lokal maupun int’l], ada baeknya untuk:

>> tentukan pilihan tujuan
Penting nih! Nentuin banyak hal soalnya.
Perlu diperhatiin, tujuan hendaknya sesuai sama ‘apa sih yang loe cari???’ ato ‘apa yang mau lo dapet dari traveling’. Apakah belanja murah? Apakah ‘City Traveling’? Apakah ‘Indiana Jones Traveling’? Ato mungkin aja, ‘Adrenaline Rush Traveling’?

Tentuin juga masalah budgeting daaan... style traveling itu sendiri. Backpacker kah? Koper kah? Masing-masing punya konsekuensi dan keunikannya sendiri soale.

Nah, klo udah tau ‘maunya apa’, segera liat aneka tempat yang bisa jadi pilihan. Mau lokal ato int’l? Bisa cari info tempat tujuan traveling lewat browsing situs-situs traveling macem situs travelblog, situs lonely planet, sampe wikipedia ato wikitravel pun bisa jadi tempat mengenal lebih jauh daerah tujuan traveling. Apapun yang loe pengenin, bisa ditemukan deh di ‘dunia satu klik’ itu.
Ato, bisa juga nongkrong berjam-jam di toko buku di bagian rak yang majang buku-buku traveling ato majalah wisata. Could be more infos.
Buat yang langganan tivi kabel [emang tivi laen gak pake kabel ya??hehe], pantengin terus channel travel&living, discovery channel, national geographic [klo perlu] ato Asian Food Channel [buat nambah info tempat makan enak].
Intinya, cari info sebanyak-banyaknya deh. Biar mudah menentukan pilihan. Sesuaiin sama karakteristik dan minat pribadi juga ya... [gak mungkin kan girlie menjelajahi negara Afghanistan? Hehehe]

>> bikin sketsa kasar jadwal traveling
Nah, ini yang kedua penting.
Udah dapet pilihan tempat tujuan traveling?
Langkah selanjutnya, sesuaiin deh sama jatah cuti yang diperbolehkan [buat yang kerja] ato jadwal liburan [buat yang masih sekolah].
Buat yang cuti, pinter-pinter atur hari cuti dengan libur bersama ato jadwal libur nasional lainnya, biar gak rugi. Contohnya, gw waktu kemarin traveling hanya mengambil cuti 6 hari untuk total perjalanan 12 hari. Sedap kaaann???
Sesuaiin juga dengan.... KOCEK!
Yayaya.... berharap traveling keliling Eropa dengan duit tabungan di bank sebanyak 5jt??? Ngimpi aja deh lo! Ato, berdoa menang lotere ato undian keliling Eropa, hehehe [ini gak berlaku buat yang punya keluarga di Eropa yaak. Gratis juga bisa itu sih!]
Tentuin perkiraan berapa hari di tempat ini dan berapa hari di tempat itu, biar gampang pesen tiketnya.

Jangan lupa... selalu sediakan CADANGAN RENCANA!

>> belom telat untuk... bikin passport dan visa
Yak, buat yang mau ke luar negeri dan belom punya passport, segeralah buat. Maksimal, 1 bulan sebelum due date, kecuali kalo mau menyuburkan benih-benih busuk kebirokrasian yang udah kuat menancap di tubuh negara kita tercinta ini alias....nyogok, hehe. Satu hari pun bisa jadi passport seharga? Bervariasi sih, tergantung nemu calonya yang gimana. Paling murah sekitar 500ribuan nett. The choice is yours!

Gak susah kok bikin passport! Dan asal mengikuti aturan dengan tepat, dalam waktu 2mingguan, buku hijau itu akan sampai juga di tanganmu. Eheheh.
Yang penting, sediakan fotokopi: akte kelahiran, kartu keluarga, KTP, ijazah terakhir, dan surat rekomendasi dari kantor [buat yang kerja]. Jangan lupa, bawa juga yang aslinya pas interview, buat cross-check. Oh ya, harganya? Terakhir sih... sekitar 290rebu [udah plus formulir passportnya].

Soal visa, silakan diurus ke kedutaan besar masing-masing negara. Berdasarkan info yang didapat sih, EMANG rada ribet. Jadi pastikan jauuuuhhhhh-jauh hari sebelom due-date visa dibuat [temen gw pernah bolak-balik sampe lebih dari 2 bulanan gara-gara dicurigai mengidap TBC, alaaa... musti ada dokumen medical check-up buat negara tertentu dan tinggal dalam jangka waktu lama].

Tapi kalo pengen sensasi traveling ke luar negeri tanpa visa, bisa banget kok. Sebagian negara asia membebaskan visa bagi sesama negara asia untuk masa tinggal sampai 30 hari. Manfaatkanlah!

>> pesen tiket
Yap! Realisasikanlah rencana itu!
Bukannya mau beriklan sih di sini. Hanya saja, jangan gengsi ato ragu untuk memanfaatkan program promosi tahunan sebuah maskapai penerbangan yang melayani banyak negara Asia dengan harga cukup murah [denger-denger, setelah diambil oleh Virgin, maskapai itu akan melayani penerbangan Australia di akhir tahun 2008. YIPEE!!!]

Bersabarlah menunggu, karena biasanya promosi tahunan itu muncul di akhir tahun untuk penerbangan di tahun berikutnya, atau di awal tahun untuk penerbangan di pertengahan tahun yang sama. Sangat berguna sekali promosi itu saudara-saudara! Sebagai contoh, biaya pesawat PP [sampe Indonesia lagi] untuk 5 negara yang harus gw keluarkan kemarin hanya sekitar.... 1,7juta bersih. Hmmm... bayangkan kalau harus memakai maskapai lain yang mungkin dengan harga yang sama baru mendarat di satu negara satu kali jalan pula, bukan?
Untuk booking promosi tahunan maskapai penerbangan itu, hanya ada dua saran.... bersabar dan jangan menyerah, hahaha!!! Secara, peminatnya bejibun bow!!! Mungkin ada baeknya melatih kekuatan jari jemari dan jantung, jauh-jauh hari sebelum promosi itu keluar, hehe.

Oiya, sedikit tips, jangan pilih dua penerbangan dalam satu hari [transit]. Kenapa? You’d never know what’s gonna happen next bukan? Being delayed is so-not-cool babe.

>> bikin flexibly-fixed schedule
Naahh... udah dapet tiketnya?
Mulailah kembali mengulik daerah wisata tempat tujuan traveling. Hanya saja, kali ini udah lebih intens. Pelajari transportasi di daerah itu, buat sekedar bayangan biar gak kaku banget saat naek transportasi lokal. [Contohnya, di negara-negara maju, gak ada deh angkot yang berenti seenak udel, jadi harus tau halte-haltenya atau station MTR terdekat dengan tempat tujuan. Ato juga, angkot di sono, gak ada yang pake istilah “Kiri Bang!”, hehehe, jadi jangan norak teriak-teriak. Sediain juga: uang receh!!!]
Pelajari juga culturenya, biar gak mendadak harus berurusan dengan pihak berwajib hanya gara-gara kesalahan kecil.

Buat yang waktu travelingnya terbatas oleh jadwal rutinitas di kampung halaman [baca: ngantor/sekolah], pastikan waktu untuk ke daerah wisata, belanja, eksplor kota plus istirahat cukup proporsional. At least, tujuan utama jangan sampe terlewatkan hanya karena jatuh sakit kecapean gara-gara keasyikan belanja, hehehe.

Nah, sekedar tips, gak ada salahnya kok bikin buku kecil agenda rencana perjalanan yang disusun per hari dan per jam, daerah tujuan, how to get there and what to do/see there. Termasuk juga estimasi biaya yang harus dikeluarkan seperti ongkos [info dari banyak sumber. Cari deh!] maupun biaya masuk tempat wisata, biar gak kehabisan bekel di tengah jalan, gitu.

Jangan terlalu fixed atau padat dan berdekatan. Seperti gw bilang, you’d never know what’s gonna happen next. Mendadak delay? Mendadak gak ada transport? Mendadak sakit? Ato nemu tempat lain yang lebih menarik? Well, make sure that the schedule is really flexible!

Buat yang loose-traveller dalem arti gak ada tugas menanti di kampung halaman.... just explore it as long as you like. Make plans on the road. It’s more fascinating! Kurang duit? Gak usah belanjalah! Nginepnya? Beratapkan langit beralaskan bumi aja ato... make friends with the natives! They’d love to welcome you to their places. Believe me!

>> booking
Nah, untuk memudahkan dan meminimalkan pengeluaran uang cash, ada baeknya untuk booking hotel maupun tiket masuk tempat wisata ato juga tiket ferry [buat perjalanan lanjutan], secara online.

Ada puluhan ratusan situs booking hotel/hostel dengan aneka range harga yang benar-benar diakui [dan disamakan?]. Pelajari deh karakteristik tiap penginapan yang disesuaikan dengan budget dan.... karakteristik personal. Kenapa? Karena gak mungkin buat orang yang sangat privasive [is that a word?] dan bersihan harus nyewa kamar yang konsepnya dorm. Udah satu kamar isinya bisa sampe 12 orang, kamar mandi pun entah dimana dan bagaimana rupanya. Hehehe. Tapi, kamar yang kayak gitu itu yang justru bikin kocek begitu friendly alias... gak mahal bow! Harga sih tergantung tempat tujuan memang dan letak si penginapan itu sendiri. Range harga per bed untuk yang konsepnya dorm itu rata-rata sekitar 50-100ribu rupiah per malam. Well... worthed kan?

Untuk daerah wisata tertentu, memberikan kemudahan fasilitas booking online biar gak harus capek antri [contohnya, Disneyland Hongkong] dengan masa validasi sekitar 6 bulan setelah booking tiket. Pergunakanlaah!!! Atau juga beberapa transportasi pun menganut paham ‘online-booking’ yang benar-benar membantu. Gak enaknya sih, hanya satu: musti bawa-bawa kertas print ‘verified’ itu, hehehe.

Oiya, booking online, artinya harus pake credit card. Either bikin dulu [buat yang gak punya] ato jajahlah credit card tetangga, hehehe.

>> NABUNG!!
Betul sekali! Mulai detik itu, segeralah mengetatkan ikat pinggang, sering-sering puasa senin kamis, puasa mutih sekalian [ahahah]. Tumpuklah koin-koin emas itu setinggi-tingginya.
Hindari mall.
Hindari restoran.
Hindari toko buku [buat gw]
Hindari toko musik [buat gw]
Haaa..... hidup begitu merana sekali ya...?

But again... NO PAIN NO GAIN, folks!

>> Tuker currency
yup!!
Buat yang mau ke luar negeri, pasti deh jadi jago baca laju perkembangan nilai tukar mata uang. Hehehe. Sering-sering bertandang [via online ato by phone] ke bank buat tau rate-nya. Dan begitu rupiah menginjak kepala 8, segera... tukarkan ke wajah-wajah biadab para presiden USA [hehehe, kidding!]. Tapi memang US Dollar adalah mata uang ‘ramah tukar’ dimana pun. Jadi, tuker langsung dengan US Dollar, baru di negara tujuan ditukar dengan mata uang lokalnya. Jadi lebih gede dapetnya.
Dalam hal penukaran, jangan full nuker ke pecahan US$100, pecahan US$50 lebih bagus, jadi gak perlu full tuker US$100 ke mata uang negara tujuan. Begituuhh....

>> packing
nah.... ini dia yang harus dilakukan. Bagusnya sih, 2 hari sebelum keberangkatan semua udah di-packing dengan baik. At least, udah tau mau bawa apa aja.

Jangan bawa baju banyak2!!! 2-3 kaos katun, 1 celana panjang kargo, 2 celana pendek udah lebih dari cukup! Kecuali kalo perginya bulanan. Dengan bekal pakaian segitu, cukup kok buat menjelajah selama 2 minggu. Buy the local shirts!! Itu sudah pasti kaan? Underwear? Cukup 4 buah aja [untuk 2 mingguan]. Ada teknologi bernama pantyliners. Bawa yang banyak pantyliners. Ada juga teknologi bernama... nyuci. Hehehe. Yup!

Obat-obatan pribadi adalah yang paling penting. Tapi gak perlulah bawa satu kotak P3K segala. Secukupnya aja, buat pertolongan pertama. Selebihnya, di sono juga ada obat, kecuali klo perginya ke tengah padang pasir, hehe. Obat yang penting: obat perut, obat pusing, obat alergi, obat mabuk perjalanan, plus obat2an khusus lah. Kalo mau merambah hutan, jangan lupa, bawa obat malaria [bener kan?]

Makanan kering kampung halaman? Gak ada salahnya dibawa, terutama buat yang susah adaptasi dengan lidah lokal. Sebungkus kecil abon/kering kentang/kering tempe cukup kok.

Bikin juga fotokopian dokumen penting [KTP, Passport, kartu kredit, tiket pesawat], siapa tau berguna. Taro di tempat terpisah sama dokumen asli. Kalo ilang, emang gak bisa dipake sih, tapi bisa berguna buat ngurus surat-surat baru gitu.

Bikin check list biar gak kelupaan. Gak lucu kan, udah ada di antah berantah mendadak baru inget klo obat asthma masih tersimpan rapi di rumah? Heheh..

>> berdoa dan berharap
Yup!
Besok udah mau berangkat? Udah kelar packingnya? Udah dicek berulang kali?
Kalo begitu, tugas selanjutnya adalah.... banyak-banyak berdoa dan berharap agar perjalanannya lancar dan bisa kembali ke rumah dengan selamat. AMEEENNN.... ^_^

-----------------------------------------------

...Add the list yourself if you want...

kayaknya sih, gak ada yang kelewat. At least, itu yang gw lakukan saat kemaren mau traveling.
Enjoy the preparation!
Pastinya, saking excited dengan rencana traveling, bakal merasakan kepakan sayap kupu-kupu dalam perut untuk jangka waktu yang cukup lama. Pengin cepet-cepet tereak... “I’m Seein’ the WORLD!!” gitu, hehehe.

Thursday, October 04, 2007

The Traveler’s Journal Part XV: Let’s Get Back 2 Werk!!!

August 20th, 2007

Let’s get back 2 werk??
Ai ai!! Memang begitulah keadaannya. Langsung NGANTOR judulnya!

Mengejar penerbangan yang jam 7:00AM dengan harapan sampai dengan selamat di Bandara Soekarno-Hatta pada pukul 8:05AM daaaaannnn..... langsung ke kantor. HIIIYAAAAAHHHH!!!!!
Segitu cintanya gw ma kantor ya?

Anyway, subuh itu, Kuala Lumpur diguyur hujan lebat. Sumpe, dingin banget boow!
Nyubuh jam 4.30 udah berangkat meninggalkan hotel ke KL Sentral, kembali menaiki SkyBus yang udah penuh dan siap jalan dan satu jam kemudian, sampailah di LCCT dengan cuaca yang...tidak lagi hujan.

Segera cek in, dan begitu selesai, langsung bertandang ke duty free untuk beli aneka coklat. Ada coklat rasa mangga yang rasanya lucu juga. Tadinya, mau beli coklat rasa mangga, pepaya sama chilli, tapi sisa duit minim banget cuuy! Tinggal 70RM yang harus dikumpulkan dari temuan-temuan logam yang berceceran disana sini, hehehe. Menyedihkan sekali yaa???

Begitu masuk ke pesawat, gw hanya bisa duduk dan menatap langit-langit pesawat dengan menerawang. Cukup sedih meninggalkan hari-hari penuh kemerdekaan itu. Rasanya kurang! Kurang! Kurang bangetttt!!!!

Pengennya sih, di tiap negara semingguan ato 2 minggu klo perlu. Tapi, gw cuti berapa lama????? Lo kate kantor punya gw pribadi?!?! Uuuhhuuugghh....

Jam 8 tepat, sampe juga di Cengkareng [kesel!kesel! gak maauuu!!! masih pengen jalan!!]

Dan yaa... bareng sama gerombolan cewek Indonesia yang sehari sebelumnya ketemu di LCCT. Sekali lagi, kami terlalu sombong untuk sekedar nyapa. Hahahaha!!!

Nunggu si sedan anggota armada biru kenamaan itu, dan setengah jam kemudian, dia datang. Tanpa kesulitan memberikan petunjuk padanya. Sebut nama gedung, dan dirinya langsung paham. Biasanya, musti kasih ancer-ancer dulu, baru siapapun ngeh klo gedung yang gw maksud itu dulunya bekas gedung sebuah bank. Hmm...

Macet? Jakarta? Kapan enggaknya!!!! [pas lebaran doang kali yee]
Hal ini, bikin nyampe kantor sekitar jam setengah sepuluhan.

Hmmm.... seragam ngantor hari itu?????
Sneakers ijo lumut, celana pendek item selutut, kaos biru gelap, jaket capuchon terikat di pinggang, 65 liter backpack yang penuh sesak dan satu tas tangan.
Hmmm...... seragam yang tepat dipakai di hari Senin bukan? Oooww, jangan lupa, kulit gw, sangat Asia Tenggara dekat Equator sekali alias.... mencoklat sempurna. No need any tanner oil, then!! Hahaha.....

ps: No pics taken since... we’re running out of memory card’s space.


See ya soon!

Next trip? Could it be.... visiting the Great Wall??? Uuuh, i’d love to!!!
[kemaren liat travel&living dan air liur gw menetes kala melihat sumber air panas di dalam gunung itu... aiiiihhh!!!]

------ end of..... the travel journal itself [for now]. See ya soon on the next trip. -----
____________________________________
the sums:

liburan 12 hari ke 5 negara? Sungguh melelahkan dan sungguh terasa kurang memang. Namun pada akhirnya, terbayar juga kala melihat koleksi foto yang mencapai lebih dari 700lembar itu.
Hmmm.....Rasanya..... PUASSSS!!!!!

Wednesday, October 03, 2007

Traveler’s Journal Part XIV: Back to Kuala Lumpur – Night at The Twin Tower

August 19th 2007

02:30AM
RISE & SHINE and... take a bath. Hmm.... untung sedia aer panas, hehehe.

04:00AM
taksi yang kemarin.... tidak datang! Huuh. Untung belom bayar DP.
Dan mendadak, semua supir taksi yang lagi nongkrong di situ berkumpul, menawarkan taksinya masing-masing, mentertawakan kita yang masih setia menunggu taksi itu dan entahlah, mereka membicarakan apa dalam bahasa Thai itu.

Well, anyway, pada akhirnya, setelah tawar menawar pun kita memilih untuk berdamai dengan para supir taksi namun tetap dengan harga tawaran kita, 250BAHT.
Deal.

Untung deh, supir taksinya bukan yang rese.

05:20AM
udah ngantri di counter penerbangan BKK-KL untuk penerbangan 6:40AM

oke, pelajaran paling penting yang harus diinget-inget sepanjang hidup adalah:
klo mau melakukan perjalanan jauh di dini hari, pastikan sehari [ato semalam] sebelumnya tidak mengkonsumsi: yoghurt, susu dingin, makanan pedas dan.... kelapa muda.
Kenapa? Karena kombinasi itu dengan sempurna akan bereaksi hebat bila bersentuhan dengan udara dingin.

Yup!!
Akibatnya? Angin puting beliung berskala mematikan, mendera perut gw.
Aiiihh!!!
Dan teman gw pun merasakan hal yang sama. Padahal nih, counter check in udah buka. Uwwiiih... keringet dingin pun membasahi tubuh saat gw susah payah menahan agar hal-hal yang tidak diinginkan tidak terjadi.

Dengan tidak setia kawannya, temen gw itu meninggalkan gw, yang kepayahan nahan, untuk menuntaskan bongkar muatannya. Huuuhh!!
Tambahan lagi, paspor dia bermasalah dan membuat gw harus bekerja multitask dari menahan deru angin dalam perut dan menangkis kata-kata petugas yang berarti bikin gw mikir 2 kali [dalam bhs indonesia lalu mentranslasikannya. Huuuh. Dasar!]

Begitu selesai, gw gak mikir panjang lagi.
Langsung melesat ke toilet. Hahaha!!!

06:00AM
sarapan dulu deh. Ato at least... menghangatkan perut.
Satu gelas tall earl gray tea jadi pilihan gw di Stabucks. Sementara temen gw, sok kuat dengan menyantap spinach quiche dan.... hot chocolate. Keduanya dengan sukses kembali menimbulkan angin puting beliung di perutnya. Hahaha!!!

Oha, awalnya, di bandara thai itu harus bayar 500baht buat airport tax. Ternyata, sejak bandara pindah, tax itu ditiadakan. Hiphiphooray!!! Kembali kaya deee, hehehe.

06:40AM
gw udah bilang sama temen gw, klo 6:45 harus ada di terminal. Tapi temen gw bilang, “kan terbangnya jam 7, tenang aja deh!”
apa yang terjadi? Saat sampai di terminal, udah kosong. Trus, petugasnya bilang, “to KL? Take-off in 3 minutes!
ala... yang ada, lari-larian deh. It’s already the final call for us. Sempet salah belalai pula! Untung pesawatnya sepi bener jadi pas kita masuk, gak disumpah-serapahi sepesawat, hehehe.

Menikmati penerbangan dan sesekali jatuh tertidur. Hehehhe....

ini loh "tugas" rutin di pesawat


09:30AM
back to Kuala Lumpur...
huuuhhmmm....

anyway, setelah mampir bentar [lagi] di kamar mandi dan urus bagasi, kami pun memesan karcis bis SkyBus yang melayani perjalanan LCCT-KL Sentral seharga RM9 [ada juga yang RM8 yang warna kuning, tapi dulu udah pernah, jadi nyobain yang SkyBus yang merah deh] bareng serombongan cewek dari Indonesia juga. Tapi, kita terlalu sombong untuk nyapa mereka, hahahaha!!!!

Tadinya sih, mau nginep di daerah KL Sentral, tapi akhirnya memutuskan untuk kembali ke hotel yang lalu... “Emerald Hotel”, hmm...
Yang ada di kepala gw saat itu hanya.... “Only Mee”!!!!
Perut gw udah keroncongan hebat soalnya!!!!

Oiya, selama perjalanan ke KL Sentral, gw duduk bersebelahan dengan cowok KL yang cukup ‘lumayan’ sementara temen gw duduk di belakang 2 orang laki-laki bule yang lagi pacaran. Hey, i’m not kidding, mereka pacaran beneran! Awalnya, temen gw gak nyadar. Baru pas gw kasih tau, dirinya memperhatikan dan tergelak sendiri melihatnya. Kenapa? Karena dua-duanya tipe cowok penakluk alam yang macho. Gak ngebayang kan bagaimana mereka pacaran? Hehehehe... so romantic for sure.

11:00AM
mendekati KL Sentral, gw bertanya pada cowok di samping gw perihal waktu, dan mendadak dia ngajakin ngobrol dan menunjukkan ponselnya. Dia bilang, “tahu ini tidak?”
gw memicingkan kedua mata, berusaha menerka-nerka wajah yang terpampang di wallpapernya. Siapakah itu? Yah, tak lain dan tak bukan... ACA. Aih... haruskah kemanapun melangkah dihantui oleh dirinya? Dan dia pun dengan suka cita menunjukkan foto-foto cewek itu [plus lakinya juga si Irwansyah itu] yang dia ambil di bandara saat mereka ke KL. Aiiihh..... titip salam pula! Lo kate Indonesia kecil semua orang kenal? Cape deee.

11:45AM
berada dalam taksi menuju Bukit Bintang yang sumpah!!! Itu tukang taksinya, reseeeeee buanget! Sebenernya, gw gak mau rasis ya, tapi gimana dong, mereka sendiri yang membuat citra orang dari negaranya buruk siiih! Udah ngomel-ngomel di daerah Bukit Bintang itu macet [padahal, cuma nunggu lampu merah doang!], apa kabar kalo mereka jadi tukang taksi di Jakarta ya? Bisa gantung diri kali, hehehe.

Mendekati jam 12.30 siang, sampelah kita di hotel itu. Unpacked sebentar daaan.... “ONLY MEE”!!!
Hmm... enyaaaakkk!!! Puas banget deh makannya!

01:00PM
abis makan siang, langsung keliling-keliling deh. Keliling mall tepatnya. Iseng aja ke Berjaya Thames Square dan mall-mall lain yang mengitarinya.

04:00PM
berhubung ujan, maka setelah belanja cemilan Malaysia, kita pun memutuskan balik ke hotel buat... TIDUR!!!!

06:30PM
hari masih terang dan memutuskan untuk ke Twin Tower lagi, buat foto itu gedung di kala malem yang banyak lampunya, pluuss... beli miniatur gedung petronas [yang udah gw incer dulu] itu di gift shopnya. Naek bis ajalah ke situ dan memanfaatkan RM2 seharian. Hmm... enak juga!

begitu sampe, tanpa babibu, langsung.... FOTO!!!!!






07:00PM
puas foto-foto, lanjut ke gift shop Petronas yang nyatanya.... UDAH TUTUP!!! Hiks...hiks...


oowwh, miniaturku... Sayonara!

07:30PM
heading to Petaling buat... sightseeing di hari terakhir itu, beli burger daan... makan kerang bakar lagi! Hihihi... nyamnyam deh.
Somehow.... i already miss the journey.... hiikk..

10:00PM
back to hotel.... packing.... bobo!!!!

ini hotelnya.....

ini neighborhood hotel [notice the H?? itu hotel awal kita]
welcome 2 da el-e-va-tor
yak.. mw ke lantai brp? penthouse? ngimpi aja deh loo!!

ini yang punyanya

perhatiin deh interior hotelnya.... JADUL bangets kaannn???hihihi
oh iya, ini kamarnya....




Hiks... tak terasa, hari-hari penuh kemerdekaan itu akhirnya selesai juga... huaaaaaa!!!
Besoknya dah ngantor aja gituloh!

-- End of Traveler’s Journal Part XIV: Back to Kuala Lumpur – Night at The Twin Tower --

________________________________
the sums:

klo ke luar negeri, trus nemu barang lucu, saat itu juga lakukanlah: penawaran hingga ke harga yang diingini [klo gak fixed-price] dan segera bawa kabur benda itu. Kenapa? Karena anything can happen a.k.a bisa aja tokonya tutup ato barangnya abis. Hiks... klo itu hanya di Mangga Dua ato Tanah Abang, bisa balik lagi naek angkot besokannya. Klo Ladies Market? Ato Petronas Gift Shop? Emang mo carter pesawat??

Monday, October 01, 2007

The Traveler’s Journal Part XIII: Thailand-Chatuchak... Shop till You DROP!!!

August 18th, 2007

07:00AM
tentu memulai hari kembali dengan upacara sakral: SARAPAAAN!! [ini sarapan terakhir di Thai, tepatnya sih di hotel saat itu soalnya]

08:20AM
setelah sarapan, melanjutkan dengan JALAN KAKI ke Ratchathewi BTS Station sambil? Menyantap 3 potong ceker ayam goreng yang udah dari kemaren siang gw incer si abangnya. Hehehe. Oia, selaen bakar-bakaran, mereka juga menggoreng segala sesuatu yang dijadiin menu sarapan/cemilan menemani satu petak ketan bakar. Berasa di Indonesia yaa??
gw begitu menikmati ceker gorengnya, sementara temen gw hanya menatap geli. Hehehe.

Oia, sebelum terjun ke ‘medan perang’, ada misi lain yang harus dilakukan. Pergi ke Victory Monument untuk melihat jadwal keberangkatan NGV 551 express airport.

Oowwh!! Harus diperhatikan bahwa di BTS station maupun keretanya, DILARANG MAKAN/MINUM! Ada patroli polisi yang siap menegur dan memberi sanksi klo ketauan [tetep loh, embel2nya ‘klo ketauan’ hahaha]

gini looh BTSnya

09:37AM
sampai di Victory Monument dan bertemu dengan 2 orang bule asal Perancis [dua2nya cewek] yang lagi celingukan nyari NGV. So, temen gw nawarin buat nyari bareng. Kebetulan, kita berdua udah dapet ancer-ancernya. Berempat jalanlah kesana. Omong di omong, ternyata mereka mau ke Myanmar, mo ikutan festival bulan purnama. Festival apaan kah itu? It’s a nude party guys... aha... hell i so wanted to go there. Hahaa!

Nemu juga NGV itu. Tapi...... mulai beroperasi jam 6pagi. MANIIIIIISSS!!! Pasalnya, besok harinya jadwal pesawat itu jam 6:40 yang artinya, harus dari hotel minimal jam 4 pagi. Halaaah.... terpaksa dah naek taksi.

Ooh, dan perjalanan dari pool NGV ke BTS Station Victory Monument... was really exhausting maan! Untung gak pas puasa. Bisa batal dari tadi gw..hehehe. udah mah panas, jauuuuhhh!!! Lengkap sudah!


10:26AM
sampailah di ‘medan perang’ dan siap untuk berbaku hantam. Hehehe....
tepatnya dimana????? CHATUCHAK weekend market.

Hahaha... not a shop-minded-me at all but like the place as well.. hehehe.
None hates place to cheap-shopping. Rite???

Sebuah areal yang luasnya sePRJ namun diisi dengan deretan kios tak berAC yang pengap namun terorganisir dengan cukup sempurna. Itulah Chatuchak. Mau apa? Tinggal sebut dan tinggal cari. Pasti dapet! Bahkan, klo lo mau anjing sekalipun, ada dijual!!
Tapi jangan tanya seberapa panas, seberapa bikin kaki potong, seberapa penuh dan.... seberapa bikin pusing. Hahaha!!! Klo murah, super duper murah ddeeeh! Tapi klo bikin orang kesasar? Ooohh... sangat! Biarpun terorganisir, tapi klo gak familiar dengan tempatnya, dan menderita disorientasi arah, waah... selamat kesasar-sasar deeeh!!
Gw pun merasakannya. Secara, gw berpisah sama temen gw, yang bakal cari souvenir buat nikahannya, dan kembali bertemu pada jam sekian di gate sekian. Begitu masuk ‘medan perang’ itu? Wuiiih, semua pengen dibeli deeeh!!
Jangan lupa, BARGAINING IS A MUST. Trust me, biarpun lo sudah merasa itu murah, seenggaknya dapet yang lebih murah adalah kepuasan tersendiri. Betul gakk??

Gw gak begitu suka belanja yang bikin berat, tapi suka dengan segala sesuatu yang khas negara itu. Alhasil, gw membeli pernak-pernik yang menonjolkan keThailand-annya. Mungkin, bila suatu saat gw kesana dengan satu tujuan mulia mengeruk barang di Chatucak saja, saat itulah gw akan memenuhi tas dengan barang-barang gak penting. Hahaha!!!! Doakan ke Thailand lagi di waktu dekat ini...heheh

Ooowh, berhubung terlalu fokus pada deretan barang-barang lucu yang bertebaran dimana-mana, gw keilangan arah. Oo_oO Yah, nasiiib.
Gw selalu kembali ke spot yang sama: Pet Shop
Dan selalu bertemu dengan bule yang sama. lalu dia akan menatap gw dengan bingung, mencurigai gw sebagai groupie-nya mungkin... hahaha, apa tukang ngutil? wadooh...
Dan... gate tempat janjian itu pun, tak ditemukan. Wah, nasib. Ya sudah, keliling-keliling aja. Temukanlah jalan raya yang ada BTSnya dan hoop, itu dia gate-nya.

02:30PM
molor dari jadwal seharusnya, temen gw baru muncul dengan dua kantong plastik besar, kepayahan dan... belom nemu yang dicari alias, perlu tambahan waktu. Aih mo mate!!!
Diputuskanlah, makan siang bersama di dalem Chatuchak [nasi kuning plus ayam goreng plus aer putih dingin yang cukup murmer] lalu selanjutnya... berpisah.
Gw melanjutkan ke hotel untuk packing. Sementara dirinya menyusuri lorong-lorong chatuchak kembali. Aiiih....

05:00PM
bosen di kamar dan semua sudah set up. Gw pun berniat untuk jalan ke Pratunam, beli hal-hal yang belom kebeli tadi. Sebenernya sih udah kebeli, tapi kayaknya ada beberapa orang yang belom kebagian oleh-oleh. Jadi, gak ada salahnyalah ke Pratunam. Seinget gw, pas kemaren ke Pratunam, ada toko-toko lucu juga.

Namun, apa yang gw dapatkan saat melangkah keluar hotel? HUJAN BADAI. Olalala... nasib buruk!!
Ya sudah. Semoga, temen2 gw maklum klo gak kebagian oleh2. menerjang hujan badai demi oleh2?? Waah, setia kawan sekali gw ya? Hehehe...

Btw, ujan2 gitu, apa kabar temen gw ya?? Dirinya kan masih mengembara di medan perang...

Anyway, balik badan GRAK! Kembali ke kamar, nonton tipi dan mandi. Mendadak, abis mandi ada telpon masuk. Ternyata, temen gw udah pulang. Pas liat jam, alamak! Jam setengah tujuh maleeemm???

7:00PM
Hujan deras masih mengguyur Bangkok, tanpa niatan mau berhenti. Huuuh...
Alhasil, gw dan temen gw pun melangkah keluar. Tak peduli dengan hujan yang mengguyur untuk pergi ke Big C. Mall yang punya supermarket gede tempat lo belanja apapun oleh-oleh makanan khas Thailand. Sekaligus mencari makan malam.

Aiih... mau tau? Saat gw lagi milih-milih mie instant rasa Thom Yam Goong, mendadak sepasang bapak ibu yang sudah lebih setengah baya menyapa, “Indonesia juga ya?” hiiiiyaa!!! Jauh-jauh ketemunya sesama tanah air juga! Tukar info dan menyeringai sepet saat bilang mereka sih naek SQ. Yee, pantes aja menyangsikan keunggulan harga maskapai yang kami naiki, hehehe.

08:30PM
kelar belanja, perut masih keroncongan, hujan MASIH mengguyur. Aduuuhh!!!
Alhasil, saat melihat sikon di beranda Big C, mendadak gw melihat penjual gunungan mie goreng. Tanpa mikir panjang, gw dan temen gw pun segera melesat kesana. Wuiiihhh!! Aneka mie goreng dijual seharga 10baht saja! edduuuunn! Gw pun memesan mie goreng yang pedes nian, ditambah bubuk cabe, bikin rasanya makin yahud. Dimakan di bawah tenda dengan guyuran hujan yang tak henti-henti melanda. Hikks... untung mie-nya ENAK! Murah meriah nikmat. Lengkap bener!
Saat pulang hendak mencegat tuktuk, gw melihat kelapa bakar dan memutuskan untuk mengeluarkan uang 20baht untuk mencobanya. Minuman yang begitu laku keras di sepanjang jalan dan sangat diburu siapapun. Rasanya? What do you expect sih? Ya rasa aer kelapa lah! Hehehe. Tapi uniknya, lo bisa mengelupas penuh seluruh dagingnya dalam satu koyakan. Dan dagingnya gak bececeran. Lentur dan padu [Gimana sih gw menggambarkannya?]

09:00PM
sebelum ke hotel, gw dan temen gw memutuskan untuk minta bantuan seorang penjaga warnet yang sangat baik hati dan begitu membantu saat sibuk transfer memori kamera digital milik temen gw ke CD. Bantuan apa? Menawar taksi dalam bahasa Thailand. Hahahah!!!
Saat bercakap-cakap dengan dirinya, mendadak seorang laki-lakin mengacaukan dengan penuh kesoktauan-nya.
hey! Excuse me, where do you want to go?
to the airport” jawab kami barengan. Saat gw menatapnya, ada rasa gak suka yang menyerang gw. hm...
you can try to go to victory monument if you want to take the low-cost transport
yes, we know it. We've tried to go there and they said they started serving at 6 while we need to catch the 6.30 plane,” temen gw dengan nada kesal menjawab.
you need a cab then, you’ll pay 600
iiihh!!! sapa sih dia?! kan kita gak nanya ma dia! iiiikkhhhh... ramah sih boleh. tp klo annoying???
no, i think it can cost lower than that. 200 or 300 maybe
pick it tomorrow morning as you go then
dan dirinya tak lagi di pedulikan sementara kami meminta tolong si penjaga warnet untuk membantu menelpon jasa taksi [berharap bisa seperti di jakarta, tinggal telpon si armada biru terkenal itu]

eh, mendadak si orang itu mendatangi dan ikutan nimbrung.
you can sleep there you know? At the airport. Lots of people do that
why would we do that, while we already booked the hotel?” balas temen gw ketus dan gw memutuskan untuk ikut nonton bola dengan temen penjaga warnet, hehehe.

Lucunya lagi, laki-laki reseh itu menceramahi soal pakaian kita yang gak muslim dan aneh dengan pandangan kita. Dia berasal dari sebuah negara di timur tengah dan amazed dengan jawaban kita saat itu, “pake jilbab adalah sebuah pilihan hidup yang berasal dari niat dan hati. Bukan sekadar penutup tubuh tanpa tujuan.
Ha... mengapa orang-orang dari negara itu reseh semua yaa?

Dapet taksi sih, seharga 250baht yang kami temukan terparkir diluar. Tanpa uang DP.
All set, dan meninggalkan warnet dengan ucapan terima kasih pada si pemilik warnet dan umpatan kesal pada si pengganggu sialan itu. Hahaha!!!

10:20PM
sampe kamar hotel, packing kembali daaaan... tertidur dengan pulas. Sementara temen gw? masih packing tanpa henti. Maklum, seluruh Chatuchak dia borong!!

Well, nighty nite ~,~ zzzzzz........

-- end of The Traveler’s Journal Part XIII: Thailand-Chatuchak... Shop till You DROP!!! --

____________________________________

the sums:

sangat dianjurkan sekali untuk membawa tas yang ringkes saat berada di Chatuchak. Paling enak sih tas pinggang yang bebas tentengan dan gak repot ngawasin para pencopet ulung.
Jangan lupa membalur sekujur tubuh dengan sunblock. It surely can save you from any harm.
Air mineral... sangat dianjurkan. Kalo enggak, bisa dehidrasi hebat cuuuyy!!!

Friday, September 28, 2007

The Traveler’s Journal Part XII: Grand Palace Thai and tour the Gems Boutiques

August 17th, 2007

07:30AM
belum ke Thailand namanya, kalo belom mengunjungi Grand Palace. So... that’s where we were heading that day. Grand Palace.
Tapi sebelumnya, harus melakukan upacara sakral dulu: SARAPAN. Haiyaa!!!
Setelah mendapatkan satu malam tidur berkualitas [proper bed, proper blanket&sheet, proper pillow] dan puas mengguyur tubuh serta bongkar muatan [lancar sekali!], hidup gw lebih lengkap dengan... proper Breakfast. Hehehe. Rasanya puas aja, dengan membayar harga yang sama dengan di Malaysia dan Hongkong, gw mendapatkan pelayanan yang dua kali lipat lebih dari hotel-hotel itu. Hehehe.

Sarapannya? Buffet dengan aneka pilihan lauk yang tentu, harus memilah-milah. Dari sekian banyak lauk, pilihan gw jatuh pada kuetiaw kuah yang rasanya mirip soto mie [soto kuetiaw tepatnya dong, heheh] minus tongchai dan bubuk cabe kering yang puedes nian itu, ditambah dengan sepiring telor ceplok penambah tenaga. Minumnya? Teh manis panas yang udah gue idam-idamkan sejak detik gw meninggalkan tanah air tercinta. Hehehe. Somehow, teh manis panas sebagai menu sarapan itu susah sekali ditemukan gw.

Setelah itu, BERANGKAT!! [tp sempet tuker baht dulu sih. Secara serebu baht gw yang cantik itu harus mendekam dalam deposit hotel. Hiks!]

Berusaha untuk mencari tuktuk, semuanya nawar diatas 200baht. Orang gila! Temen gw keukeuh 20baht. Hmm...
Alhasil, setuju dengan tuktuk yang ngejejer di hotel yang mematok harga 20baht tapi dengan syarat.... tour the germs. Oooh!!!

11:30AM
total Germs yang dikunjungi? 3 PABRIK!!! Gila! Loe kate, gw kaya apa ya??? Mana mungkin gw beli? Tapi demi mendapat tumpangan murah!

Oke, untuk menaiki tuktuk, disarankan untuk: jangan pake rok [kecuali klo emang pengen merasakan efek Marilyn Monroe, silahkan saja], gunakan kacamata hitam kalo perlu gogle [buat menghadang kecepatan angin dan debu yang menerpa mata], ikat rambut [buat yang rambutnya panjang dan ogah dicambuk rambut saat angin menerpa dengan kencang], berpegangan kuat pada bagian tubuh tuktuk manapun yang bisa ditemukan tangan daaaan.... berdoalah karena hanya tukang tuktuk dan Tuhan yang tahu apa yang akan dilakukan oleh tukang itu. Speeding is a must in the world of tuktuk, so... just enjoy the crazy ride!!

Akhirnya, sampai juga di Grand Palace. Tempat yang jadi singgasana si Raja yang begitu dicintai oleh rakyatnya. Jangan tanya deh seberapa cintanya mereka ke si Raja. Look everywhere in Thai, and the pictures tell it all.

Gw sendiri menyimpulkan, dilihat dari sekian ribu foto yang dipajang di setiap penjuru dunia Thailand, sepertinya ada satu syarat khusus mutlak yang harus dimiliki oleh para Raja maupun calonnya: sifat NARSIS. Huaa!!!

Oke, here are some pics from the Grand Palace....









akh ya... jangan lupa, bergenit-genit ria dengan para penjaganya, hahaha. diapain aja, mereka tetep diem, hihi.



00:47PM
sejaman keliling Grand Palace yang sumpeee.... PUANAAAAAASSSS!!!!
Klo ke Grand Palace, jangan lupa: harus pake sepatu, pake celana panjang/rok panjang, dan no tank-top, payung/topi, sunglasses dan.... AER MINERAAALL!! Sumpah, udah mah jalan mulu, panas pula! Lengkap sudah. Dan ya... ditempat ini, akan ditemukan banyak hal [it’s equal to... cuties, hehehe]

Diluar Grand Palace, ada sebuah taman yang dipenuhi dengan merpati. Saran gw mah, lo kaga perlu kasih makan merpati. Kalo emang niat, siap-siap diporotin tukang jagung, ato siapkan nyali untuk berantem sama dia. Begitu memasuki taman, lo bakal dilemparin 5 bungkusan jagung kering dan dia bakal teriak, “3baht” berulang-ulang.
Tergoda? Tentu.
Dirinya pun membiarkan kita bermain-main dengan burung dulu, baru bayar.
Saat mau bayar, berapa yang dia minta? 60baht.
Yup! Setengah mati gw sama temen gw marah-marah. Dan meninggalkannya dengan 10baht. Take it or leave it. Tentulah, kita berdua diteriakin, disumpahserapahin dia. Tapi kan gw gak salah. Gw udah berulang kali nekenin di awal, “3baht?” dan dia terus-terusan bilang “3baht” sambil ngelempar kantung-kantung kecil itu. Huuu!!!

Well, anyway... meet the ladybird herself!! ^_^

01:00PM
tujuan selanjutnya? Berhubung kantin Kedubes bakal tutup jam 4 sore dan denger-denger klo tujuhbelasan di kedubes lebih khidmat, maka dilupakanlah rencana selanjutkan ke Wat Po buat liat reclining Buddah dan memutuskan untuk melesat ke kedubes yang letaknya hanya 300an meter dari hotel.

Satu hal yang gw gak suka dari Bangkok: panas. Hal kedua yang gak gw sukain dari kota itu: kemana-mana JAUH. Yang gak gw suka lagi dari Bangkok: semua daerah di Bangkok itu 11-12 sama daerah-daerah Jakarta seperti: Jatinegara, Kota, Tanah Abang. Gak ada deh yang mirip Bogor gitu... hehehe.
Intinya, panas, kemana-mana jauh dan dimana-mana kotor berpolusi. Eeeuuuhhh....

Sampe di kedubes, disambut dengan keanehan oleh para satpam yang lalu mendadak muncul seorang karyawan kedubes dari... Indonesia!!! Yang memberi info kalo: kantin tutup di tanggal 17 agustus dan baru ada syukuran hari Sabtunya. Iiiihhh!!! Nyebelin! Udah ngelewatin reclining buddah, nahan perut yang keroncongan hebat, udah ngebayangin makan siang pake citarasa nusantara.... malah tutup! Nasssiiiibbbb.

[hihihi, berasa TKI yaa??]


Alhasil?
Berakhir di... Burger King. Yup!
Tapi pas pulang, gw sempet makan cumi bakar kuah cuka pedes [ya, again... dengan cacahan daun ketumbar!] yang terasa begitu enaaakkk dan begitu.... PEDASSSS!!! Hehehe. Awalnya gak kerasa pedes. Tapi lama-lama, lidah terasa terbakar dan air mata tak terbendung mengalir di pipi, hehehe.
Juga membeli asinan pepaya yang rasanya asem puedes dan kaya akan ebi [udang kering versi thai guede2! puas]

03:37PM
Dilanjutkan dengan, pulang ke hotel untuk tidur-tiduran, belanja ke Pratunam dan... Siam tour.
Perjalanan ke Siam harus diawali dengan jalan kaki 20-30 menitan ke BTS Ratchathewi. Paling sip kalo ditemani dengan sepiring DURIAN BANGKOK!!! Ehhhmm, ennnyaaaakk!!!

07:00PM
Rencananya sih mau ke PatPong, tapi ternyata, ditunggu-tunggu, itu tuktuk yang janjinya mo bawa ke PatPong malah ngilang.
Yaa... udah deh. Jalan-jalan sepanjang kenangan buat... melahap sepiring chicken rice [againnn. Tapi, laen pedagang kok]

Entah jam berapa pulang dan jam berapa tidur, yang pasti, persiapan buat terjun ke ‘medan perang’ keesokannya.

-- end of The Traveler’s Journal Part XII: Grand Palace Thai and tour the Gems Boutiques --

______________________________________
the sums:

5 hal wajib pakai di Bangkok: topi, sunglasses, celana pendek [kecuali ke Wat+Grand Palace], sendal jepit [kecuali ke Wat+Grand Palace] dan... Sunblock.
Be prepare for the hot weather and be prepare for the....sunburn

Jangan pernah takut mati kelaparan di Thai, karena hawker’s stall is everywhere!!! Yah, mirip Indonesia lah. Jangan lupa juga, COBA sebanyak-banyaknya masakan Thailand. kenapa? Karena rasanya unik. Yaah, lagi-lagi sih, musti milih2 yang halal mana. Ok?

Cumi bakar seharga 20-40baht di pinggiran jalan? Definitely recomended! Enaaaaakkk!!!
Jangan lupa nyobain asinan mangga plus asinan pepaya yang kaya akan ebi [udang kering versi thai gede loh bow] dan kepiting kecil/ketam mungil. Rasanya? Mantap! No wonder orang Thai kurus2 mereka sanggup makan asinan itu doang pake nasi! Gilingan!