Friday, May 16, 2008

...Napak Tilas...


Rabu kemaren, baru aja nyampe kantor, mendadak si newlywed menyambut dengan begitu ceria, “Put, satu juta kursi!”
Saat itu gw masih bengong dan gak tunning. Ternyata, yang dia maksud adalah iklan ‘Satu Juta Free Seats’ dari promo sebuah maskapai penerbangan berbudget rendah di Asia itu, yang baru aja keluar Rabu dini hari kemarin.

Begitu tunning, gw dan beberapa gelintir personil kantor lainnya pun mengelilingi si newlywed itu dan mulai merencanakan perjalanan. Tanpa pikir panjang, gw pun langsung tembak, “Gold Coast kita?”, yang langsung disambut koor setengah nyolot, “GILAA KALI LOE?!?!”
Dan gw pun terlonjak kaget campur ngeri digebuk massa.
Padahal, cetusan ide gue itu sangatlah mendasar pada apa yang pernah dibicarakan di jemputan beberapa waktu lalu kalo Gold Coast, Perth dan Australia sekitarnya layak dikunjungi mengingat si maskapai penerbangan itu pun sudah mengeluarkan rute ke negeri kanguru itu.
Well, daripada gw harus mencairkan Asuransi Kesehatan Rawat Inap dalam waktu dekat akibat babak belur digebukin, yasud, gw pun segera mengunci rapat mulut ini, hehehe.

Lucunya, tanpa persiapan, tanpa ide mau kemana dan tanpa juga tahu tanggalan, gw dan anak-anak kantor langsung bergumul dengan dunia satu klik yang mendadak pagi itu loadingnya sudah cukup membuat seluruh daftar hadir isi kebun binatang keluar dari mulut gw [saking lambatnya] ^,^

Dan yaah, setelah 3,5 jam berkutat di depan komputer, bolak-balik nelponin call-center maskapai itu sampe call-center kartu kredit untuk konfirmasi, dan menghabiskan daftar hadir isi kebun binatang, alhasil telah terkonfirmasi juga tiket perjalanan ke 4 negara Asia untuk.... bulan Maret 2009.

Hahahahaha!!!!
Dasar gila!!!

Pilihan tujuan negaranya?
Hmm...
Seperti judul postingan ini, “NAPAK TILAS”, itu artinya adalah, gw kembali menyambangi negara-negara Asia yang tahun lalu gw kunjungi.

Bosen?
ENGGAKK!!!!
Terus terang, saat gw kembali dari perjalanan tahun lalu, gw sudah bertekad untuk kembali menyambangi negara-negara itu, entah kapan. Dan ternyata, dalam jangka waktu yang cukup berdekatan!!

Well, it’s gonna be a lil’ bit chaotic since there will be like.... 7 others are coming with us. Eheee....

Oya satu lagi.... itu artinya, NABUUUUNGGGG!!

Gosh!

_________________________________
[onears] Fastball - You're an Ocean

Tuesday, May 13, 2008

Tennis: The “Anak Mami” Sport


Tunggu... tunggu... pecinta olahraga yang satu ini, jangan marah dulu!
I’m a tennis-lover as well kok.
Hanya sekedar iseng merhatiin permainan tenis.
Dari dulu gw selalu berpikiran kalo olah raga tenis itu (yang international championship yaa), bener-bener olahraga manja. Gw selalu bilang, olahaganya anak manja yang borju, hehe.
Gimana gak manja kalo sejak awal para pemain nginjekin kaki di lapangan, maka seluruh manusia yang ada di sekitarnya akan memberikan pelayanan super ekstra. Gak hanya official-nya tapi juga bahkan penontonnya.

Coba aja sebutin, active-sport mana yang secara terang-terangan melarang penontonnya bertereak menyemangati para pemainnya beraksi? Jangankan teriak, tepuk tangan aja langsung dipelototin. Bahkan demi menertibkan penonton fanatik yang nekat rame, chair-umpire bakal negur, “thank you, please!” dan disambung koor penonton laen yang peduli pentingnya ketenangan, mendesis, “SSSHHHHH!!!!!” ke arah penonton bengal itu. Hebat kan?
Bahkan binatang pun kena getahnya, bisa-bisa pemain berenti maen hanya gara-gara seekor kumbang tanah iseng keluar dari persembunyiannya di tengah lapangan untuk ikutan nonton.

Sebegitu pentingnyakah konsentrasi pada pertandingan tenis? Bukankah semua pertandingan juga perlu konsentrasi? Tapi kenapa hanya tenis yang repot bener menomersatukan konsentrasi pemain?

Gak hanya masalah konsentrasi, masalah ‘dilayani’ pun jadi masalah. Seakan yang main tenis itu adalah dewa.

Coba aja perhatikan fungsi dari keberadaan kira-kira 6 orang anak remaja yang terbagi rata di ujung-ujung belakang lapangan maupun di tengah dekat net. Mereka adalah ball-kids, yang tugasnya menurut buku primbon adalah membantu mendistribusikan bola dan membersihkan lapangan dari bola. Gak heran deh, kalo mereka ini jadi pemeran yang sering banget seliweran depan layar kaca ngejar-ngejar bola kuning itu. Kadang, bola muntahan servis yang gagal. Kadang bola hasil volly yang gak kekejar. Kadang, bahkan hanya sekedar bola yang dibuang oleh si pemain karena gak lulus seleksi dirinya sebagai bola ‘layak’ pakai, walau pada akhirnya akan dipakai-pakai juga kalo udah gak ada bola laen.

Fungsi ball-kids ini mendadak aja, jadi nambah jadi tukang handuk, tukang payung, sampe tukang ambil minuman. Saat sela giliran serve, mereka harus waspada dengan kode pemain, minta bolakah atau minta handuk. Mereka juga harus rela kalo pemain yang kesel karena kalah, malah mengembalikan handuk setengah ngelempar sampe kena muka mereka.
Iiih, kena handuk penuh keringet? Biarpun keringetnya Nadal, namanya juga keringet, jorok!

Pas waktunya pemain istirahat, para ball-kids ini akan segera berlari mendekati tempat duduk pemain dan melayaninya. Entah itu megangin payung besar yang berat banget, ngambilin aer mineral yang ada dalam cooler-box sekian jengkal dari tempat duduk pemain, ato cukup dengan berdiri tegak posisi istirahat menghadap pemain, siap menunggu perintah selanjutnya.

Ckckck... mulia sekali jasamu naaak....
Coba bayangin, mana ada olahraga laen yang well-serviced begitu, bukan?

Ooh, dan satu lagi. Keberadaan teknologi komputer yang didisain secara khusus untuk mendeteksi apakah bola itu keluar atau masuk, sehingga pemain memiliki jatah untuk challenge. Setau gw sih, sampe detik ini pun belum ada teknologi komputerisasi khusus di dunia persepakbolaan yang bisa mendeteksi perihal offside, kecuali teknologi slowmotion, dan di sepakbola, gak ada tuh istilah challenge yang bisa menganulir gol, kecuali keputusan wasit dari sekian meter jauhnya di belakang, udah gitu ketutupan pemainnya lagi.

Gak jarang malah, official tempat berlangsungnya pertandingan, mengharamkan pemain ngangkut sendiri keperluan tandingnya. Jadi, pemain melenggang masuk dan keluar lapangan tanpa bawa apa-apa, tapi ada orang laen yang tergopoh-gopoh di belakangnya bawain tas gede isi raket dan tetek bengek laennya.

Hmm... whatta sport.
Walau gitu, gw tetep salut sama pemain tenis yang bisa nonstop sekian minggu ngikutin serial-tanding tanpa ada pemain cadangan, di berbagai negara pula. Kalo pertandingan laen macem sepak bola, balap, ato bahkan golf kan gak tiap hari dan minggu maen. Apalagi kalo punya pemain pengganti.

Biarpun manja, ternyata mereka tangguh juga kok.
Anak manja yang borju tapi tangguh?
Probably... ^_^

___________________________________
[on ears] 5 for fighting – If God Made You

Tuesday, May 06, 2008

CAN'T LET GO

Gak niat sih, posting 2 times in a row ttg musik, tapi mendadak aja gara-gara lagi boring, trus buka YouTube dan nyari klip musik penyanyi ini yang ‘Coffee Shop’ malah dapet juga single yang laen yang berjudul “Can’t Let Go”.

Not a special song esp. to me (despite of the goodlooking singer ^_~), sebenernya. Hanya saja pas denger lagu ini, mendadak gw teringat pada seorang teman dan ‘cerita-cinta’nya.

Well...
Gak nyalahin ato bermaksud memojokkan ato... entah apalah sebutannya itu siih.
Hanya terlintas bayangan temen gw itu saat mendengar lagu ini (walau tetep gak menggantikan bayangan si penyanyi aslinya lagu ini kok, haa!).

Somehow, it suits him very well (the song, i mean, not the singer!!)
Just listen to it, and y’all know what i mean ^_^V


.Can’t Let Go.





Well you’re the closest thing, i have
To bring up in a conversation
About love that didn’t last.
But i could never call you: mine,
Cause i could never call myself: yours
And if we were really meant to be,
Well then we’ve just defied destiny.
It’s not that our love died,
It’s just never really bloomed.

No i can’t let go, no i can’t let go of you
You’re holding me back without even trying to.
I can’t let go, i can’t move on from the past
Without lifting a finger you’re holding me back.

And then we saw our past, diverge
And i guess i felt okay about it.
Until you got with another man,
And then i couldn’t understand
Why it bothered me so,
No we didn’t die, we just never had a chance to grow.

And it might not make much sense
To you or any of my friends
But somehow still you affect the things i do.
And you can’t lose what you never had
I don’t understand why i feel sad
Everytime i see you out with someone new.


@landon pigg@


_____________________________________________

O dear friend,
If only you read my blog, just want you to know that you should listen to this song, it suits you. Whatever defense mechanism you’re trying to apply to yourself, just admit it: You still can’t let her go. Still can’t move on from the past.


Hmm...Dan kenapa klo udah pada kehilangan, larinya ke gw sih?! *sigh*

(curhat colongan eeuuy!!! Hahahaha!!!)

Friday, May 02, 2008

A Clever Clip


Udah 3 kali dalem sehari kemaren, gw menemukan vidioklip ini di salah satu channel musik. Ternyata emang baru rilis tanggal 1 Mei 2008 kemaren. Gak cuma versi full time-nya, tapi juga kilasan iklan kampanye sosial channel musik itu bareng salah satu badan sosial dunia.

From the moment I saw the clip, I was shut in silences just to connect all the dots that clip really trying to say, and in the end, I was amazed.

Harus gw acungin jempol.
Klo gw punya sepuluh jempol, mungkin kesepuluh-sepuluhnya gw acungin.
Gw gak tau sih, ini vidioklip yang bikin adalah si band yang bersangkutan ato channel musik itu sendiri buat kampanye EXIT-nya itu. Yang jelas, pesan yang mau disampaikan, ngena banget.

Makes me realized, something really cost more than you’d ever think.

Dan yang lebih mengejutkan, bahasa Indonesia (atau melayu?) turut terdengar didalamnya (“heh, c’mon! Ayo Bangun! Bangun!”). Hanya saja, bukannya membuat gw bangga, malah bikin gw malu.
Well, ternyata Indonesia (dan negara Asia laiinya, tentu) tidak menyia-nyiakan sumber daya yang dimiliki termasuk anak-anaknya, sepenuhnya dieksploitasi dan diperdagangkan. Ckckck....

Enjoy the clip, may it strucks you to the bones.




I’m the next step
Waiting in the wings
I’m an animal
Trapped in your hot car
I am all the days
That you choose to ignore

You are all I need
You’re all I need
I’m in the middle of your picture
Lying in the leaves

I am a moth
Who just wants to share your light
I’m just an insect trying
To get out of the night
I am still with you
Because there are no others.


@ all i need.by.radiohead @
____________________________
*sigh* band yang satu ini (radiohead) emang paling pinter bikin lagu yang menyayat hati. So dark and pain. Apalagi klo liat si Thom Yorke (vokalisnya) nyanyi, aiiih... bener-bener kayak orang ‘sakit’, hehhe.

In Rainbows, is definitely my ‘next CD to buy’.