Friday, November 30, 2007

Pure Morning: based on true story



A friend in need’s a friend indeed,
A friend with weed is better,
A friend with breasts and all the rest,
A friend who's dressed in leather,

A friend in need’s a friend indeed,
A friend who'll tease is better,
Our thoughts compressed,
Which makes us blessed,
And makes for stormy weather,

A friend in need’s a friend indeed,
My Japanese is better,
And when she's pressed she will undress,
And then she's boxing clever,

A friend in need’s a friend indeed,
A friend who bleeds is better,
My friend confessed she passed the test,
And we will never sever,

Day's dawning, skins crawling [repeat three more times]
Pure morning, [repeat this three more times]

@Placebo@
________________________

Kadang, gak perlu ungkapan ribuan kata untuk dilontarkan mengeluarkan seluruh perasaan dalam hati.
Kadang, hanya butuh 3 atau 4 menitan lagu yang utaian liriknya nonjok, buat memetakan perasaan itu.
Tapi terkadang pula, untaian lirik lagu itu sulit menonjok hati yang terbuat dari batu.
Bukan salah liriknya, tapi salah material dasar hatinya yang gak bisa ditembus.

Mencuri satu kalimat dari Placebo, “A friend in need is a friend indeed...[cynical mode: *ON*]
Benarkah?
Itu yang masih gw pertanyakan.
Is there any true-friend outthere?
Tanpa disadari, kita mengklaim telah berlaku sebagai “teman baik”, tapi apakah memang benar, kita sudah menjadi “teman yang baik”?

Definisinya apa?
Ciri-cirinya apa?
Berapa persen dari ciri-ciri itu harus dimiliki sebelum mengklaim diri sendiri seorang "teman baik"?

Tell me then my ‘so-called’ good-friends...

[cynical mode: *still going ON*]

No comments:

Post a Comment