Tuesday, December 23, 2008

2008: judulnya adalah Incubus


Taon 2008 bagi gw adalah taon yang punya judul: INCUBUS.
Kenapa? Karena di taon 2008 gw mengawali, menengahi (kok menengahi sih?) dan mengakhirinya dengan berita seputar Incubus.

Bukan berita lebih tepatnya, tapi benar-benar mengalami Incubus.

Sebagaimana diketahui, awal 2008 ini Brandon Boyd dan teman-temannya membulatkan tekad untuk akhirnya mewujudkan mimpi gw, “manggung di Indonesia”. Well, ini sebenernya udah dari taon 2007 beritanya muncul, tapi memang baru terealisasi di bulan Maret 2008.

Yah... memang pada akhirnya 3 bulan pertama di taon 2008, isi kepala dan hati gw hanya dipenuhi oleh Brandon Boyd cs. I was so preoccupied by these lovely men.
Baik itu sibuk cari tambahan dana buat beli tiket nonton, cari temen nonton, sampe merencanakan strategi buat dapet posisi nonton yang nyaman.

5 maret 2008.... mimpi gw menyaksikan Incubus live di depan mata gw sendiri, terealisasikan dengan baik dan disempurnakan dengan indah oleh satu keping pick gitar warna hijau milik Mike Einziger di telapak tangan gw (dan disenyumin oleh laki-laki imut itu *KYAAAA!!!!!!^^v*) ....baca
http://dongengduniakecilku.blogspot.com/2008/03/dream-comes-true-in-trully-adventure.html dan http://dongengduniakecilku.blogspot.com/2008/03/galeri-konser-incubus.html untuk lebih lengkapnya....

Seakan gak ada akhirnya demam Incubus itu, mendadak sekian bulan setelahnya di siang hari, ponsel gw berdering dan menampilkan nomor asing. Lebih tepatnya lagi, nomer int’l. Saat gw jawab, seseorang diseberang sana menyambut tanpa basa-basi:

Incubus yang lo mau tuh yang mana ya? Alive at Red Rocks udah ada? Gw lagi di toko CD nih

*gubraaaakkk!!!!*
Dan dia menghabiskan sekian dollar Aussie hanya untuk mengkonfirmasikan dvd Incubus mana aja yang belum gw miliki. Ckckck...

Bulan Juli, sebuah kiriman muncul di kantor gw: sebuah benda bersampul biru muda (!!)
Jantung gw udah mau copot pas liat tulisan tangan nan rapi yang udah gw kenal itu. Dan gw pun menitikkan air mata (lebai amat sih gw) saat memegang dengan kedua tangan gw sendiri, dua benda berharga itu: DVD INCUBUS ALIVE AT RED ROCKS dan DVD INCUBUS LOOK ALIVE.

Dua benda itu jadi “the most playing DVDs” di rumah gw, kamar gw tepatnya lagi, untungnya, karena asli, itu kepingnya masih mulus tak berkerut biarpun sering diputer.

Seakan belum berakhir disitu, beberapa waktu lalu di pertengahan desember ini, gw kembali menemuinya (temen gw itu) di dunia maya, gw pun mengkonfirmasikan berapa dollar yang musti gw transfer ke rekeningnya (gak enak juga kali). Dan sebuah jawaban membuat gw makin terharu:

ala... gak usahlah Ken. Itung-itung kenang-kenangan dari gw, dari Aussie.

Haaaaaa......!!!!! *menangis bahagia, terharubiru*

Mendadak aja hidup gw begitu indah dan langit terlihat begitu biru walau ditengah mendung sekalipun, (ckckck... gw emang ratu lebai)

Jadi jelas dong, kenapa taon 2008 ini bagi gw adalah berjudul INCUBUS, karena secara gak langsung those five-ism telah menghidupi mimpi gw dan membuat hari-hari gw di taon 2008 ini begitu berwarna layaknya pelangi.
Akkkh... Incubus betapa gw begitu merindu kalian untuk kembali membius gw dengan seluruh karisma kalian, ckckck....

Lalu, kira-kira taon 2009 judulnya apaan ya?
Hmm... sepertinya 2009 akan dimulai dengan sebuah petualangan, yang lucunya, sampai detik ini, gw belum tertantang untuk menelusuri negara-negara tujuan. Semoga saja dalam petualangan kali ini, gw kembali belajar banyak hal (seperti bagaimana caranya mandi dengan satu kaki menahan pintu kamar mandi? Hehehe....)

I can not much see what 2009 will be like, tapi sepertinya, selama gw menikmati ‘perjalanan hidup’ ini, gw rasa gak ada yang gak menarik bukan?
Semoga juga di taon 2009 nanti blog ini semakin dongeng dari dongeng-dongeng sebelumnya (?), apakah virus-virus itu sudah berhasil ditidurkan? Ato apakah virus itu justru makin menggerogoti? Kita lihat saja di taon depan, okeeeehhh?!?!?!


So... let’s make 2009 another great adventure to dig in.
Sampe ketemu di taon yang baruuuu!!!

akh ya, sepertinya ini akan jadi postingan terakhir di taon 2008, karena mungkin selama cuti, gw akan lebih disibukkan dengan kegiatan rombak/mengisi ‘rumah-rumah’ gw yang laen, hehe.
Walau masih 1 mingguan lagi taon barunya, gak masalah dong klo diucapinnya sekarang aja?
well then...

happy new year 2009
may 2009 brings you nothing but JOYS


viva la vida
cheers to life!!!!


__________________________


Note utk "anonymous" :

Terimakasih sekali atas dua benda berharga itu.
Percayalah tentu gw akan mendoakan dirimu kembali ke negeri kanguru itu, walau terselip niatan buruk biar gw punya tempat berteduh bila iseng ngabisin duit ke Aussie,heheh...
Pertanyaan gw: gak minat ya nyari beasiswa ke Jepang?hahaha!!! tetep usaha gw!! (eh, jangan deng itu sih, biar gw aja... biar gw bisa lama tinggal di Jepangnya, hahaha!!! *ngareeepppp!!!!!*)

Eniwei, tengkyu buanget buat mas Brandonnya.
You’ve no idea how much those two mean to me
^^

Dan suara Brandon Boyd entah mengapa terdengar makin seksi di telinga gw....
Damn! he’s such the best vocalist ever sent to this world.

Tuesday, December 16, 2008

hydEntertaintment: belajar make up dengan seorang Hyde^^

dibawah ini adalah hasil translate-an interviu (entah dari majalah paan dan dengan siapa dan apakah ini kredit-able) dengan Hyde, yang berhasil gw comot dari situs ini, seenaknya aja tanpa seijin yang punya, hee maapkeeuuun!

Q: Do you style yourself?
H: Yes, I do it for myself in this tour. Comparing to how good the look is, speed is much more important. I do make-up first, then style my hair and dress up lastly, all together they take about 30 minutes.

Q: Please teach us the secret of speedy make-up.
H: Ready... Start! Shaving, face washing, wearing contact lenses, putting on toner, then foundation, eye liner, refining the look... then hair styling, getting dressed, this is the whole process!

Eehh??
Dia lebih jago dandan dari gw...


Ini adalah gaya Hyde klo lagi dandan


Dan hasil dandanan itu bervariasi menjadi seperti....


kalo di panggung bareng VAMPS


kalo lagi photo-session untuk monthly VAMPS




Kalo lagi photo-session untuk Laruku


Atow..... kalo lagi manggung di Helloween Party malah jadinya begini....



KYAAA!!! Hasilnya selalu lebih cantik dari gw.... *sigh... nasiiiibbb*


Kyahahaha....

Begini nasib klo ngrayu “Sang Brian” namun yang berKuasa itu tidak juga menampakkan tanda-tanda akan meluluhkan hatinya, hehe., ~,~” yah salah gw juga sih menghilangkan jejak karyanya selama ini, haah... yang ada “Sang Brian” masih pundung, berulang kali mancing nongkrong depan layar kompi, malah ujung-ujungnya ‘nyuruh’ maen ke rumah Anis ato Hyde...yaah...gimane!

Eniwei, menyambung kegiatan gw kemaren, gw masih mengikuti perkembangan apdetan blog seorang fan Hyde, dan termangu sendiri dengan jawaban lugas seorang Hyde dalam ber-make-up. Memang begitulah nasib band-band Jepun yang berbasis visual-kei (walau udah meminimalisasikan pengaruh ini) sehingga dituntut untuk jago “make-up cepet” demi gak telat naek panggung.

Walau begitu, harus diakui kalau seorang Hyde memang terlahir dengan karunia wajah cantik dan talenta make-up artist yang alamiah, sehingga dirinya mampu memaksimalkan karunia yang terberi itu: wajah cantik.
Sayang.... gak bernasib baik dalam masalah tinggi badan, HAHAHA!!

_____________________

Monday, December 15, 2008

hiburan


Apa yang dibutuhkan bila dirasa kepala mulai pusing karena brianstorming (brainstorming, red.) berlebihan? Tentunya hiburan.

Hari ini dapet 2 hiburan mengesankan yang temanya sama: update-an blog. Walau topiknya beda.

Apdetan pertama.... bikin gw klenger karena poto yang dipajang Si mAnis bikin gw termehe-mehe (how sweet he is really...ckckck... he in glasses still looks cute. Very cute. Memang mAnis... saia suka potongan yang sekarang, jangan dipanjangin lagi yaa... ^^)

Apdetan kedua bikin gw shock, karena ini bertutur tentang interviu dengan hyde yang menanyakan soal poto anonoh yang dipasang di majalah “monthly VAMPS 4” yang mana dimana menampilkan dirinya lagi mandi (showering) dari ujung kepala ampe batas “iiittuuuu”. Semua orang berpikir ini si hyde pastinya menutupi bagian “iiitttuuuu” dengan handuk dong? Tapi apa jawabannya saat ditanya perihal ini?
I was taking a shower, of course NOT” (maksudnya GAK pake handuk) *kyuuunggg~~pingsan* (aiiih... yang ngambil potonya beruntung banget!)

Hahaha...

Aakkkh....
Ini dia, poto hyde-sama lagi mandi (ngambil dari forum tanpa ijin, hihi. Maap ya yang punya poto klo saya curi^^)


Kepala gw jadi makin pusing.... *mimisan abis*






Kalo yang ini, poto si mAnis lagi konser di...meksiko (tadinya mo majang poto yang dia pake kemben pink, tapi itu buat konsumsi gw aja akkh^^) – potonya diambil tanpa ijin dari myspace official MONORAL, tapi dimaklumi kok sama Anis klo gw ngambil ini poto^^ (btw, kok myspace MONORAL street team Indonesia kga ada ya? gak ada yang minat bikin gituh?)

Nothing special.
Ngisi blog cuman buat iseng aja kok.
Masih merayu sang “BRIAN” menggali ingatan akan draft-draft yang hilang ~,~”
Sambil nunggu hasil rayuan, mengisi blog ini dengan hal2 gak penting, hihi^^

________________________________________

Thursday, November 20, 2008

what i'm doing lately

KIRI

You complete my fate
The world unwinds inside of me
You complete my fate
The halo crawls away
You repeat my fate
Rewinding all we can
You refill my place
You refill my place

Come and save me
Come and save me

You complete my fate
The heavens stroll inside of me
You repeat my fate
Revealing who we are
You refill my place
You refill my place

Come and save me
Come and save me

Believe in me
Drink the wine
Take my hand
Fill me up

Believe in me
Drink the wine
Take my hand
Let me follow

@ MONORAL @

Facts taken from the official myspace of MONORAL


Band website:
http://www.monoral.com
Band myspace: http://www.myspace.com/monoralofficial
Band members: Anis Shimada (vocals), Ali Morizumi (Bass)
Influences: The Beatles, and pretty much everything else since... with a few from before thrown in...
Sounds like: if Radiohead, Pearl Jam, Soundgarden, and portishead all got drunk, had crazy sex and spawned 2 offsprings, they might sound something like MONORAL. Don’t believe us? Give a listen and let us know who your think better compares

Facts taken dari hasil pengamatan subjektif seorang SAIA, (hahaha!!!):

band jepun yang gak kedengeran Jepun-jepunnya sedikit pun. Lebih kayak denger band alternative-rock yang kebetulan personilnya punya darah Jepun (secara emang gak murni orang Jepun gitu, pada blasteran),hihi. Band ini punya vokalis berwajah imuuuuttth banget (terlebih setelah mangkas rambutnya jadi pendek) walau suaranya Rockin’ abis^^, keseluruhan track ditulis in English makin bikin ini band gak kedengeran ‘Jepang’ terlebih pronounciation-nya yang fluently abis (bisa ngomong L!! ^^V) gak kayak orang Jepun ngomong inggris yang kedengeran kayak kumur-kumur dan suka ganti-ganti kata itu.

Musik band ini termasuk dalam kategori “gampang-gampang susah”, maksudnya: gampang denger, gampang inget, gampang ngerti (since they wrote the whole lyrics in ENGLISH), gampang sing-along, gampang goyang-along, gampang diikuti, TAPIIIIIIIII susah buat ngapus dari kepala.
Catchy. Period.

Jujur, gw baru denger ben rok jepun dengan musik yang beginian (yaah, koleksi ben rok jepun gw juga gak banyak-banyak amaat siih), aneh aja musik begini keluar dari dua manusia berdarah jepun (yea, keduanya pun blasteran bukan asli jepun yee?), hehehe....
Lumayan buat koleksi...

Buat yang suka jenis-jenis musik alternative modern rock seperti Pearl Jam ( eh, alirannya pearl jam itu.. paan ya? grunge?masa' sih? *mikir-mikir* grunge tuh paan yaa?^^ ), mungkin akan sangat mudah beradaptasi, karena ini musiknya adalah bentuk paling sederhana dari musiknya Pearl Jam, kalo gw bilang sih... (sok fasih musik gini gw), yaah, pokoknya saat pertama kali gw denger musiknya Monoral, yang gw inget sih hits-hitsnya Pearl Jam, hehe.

Eniwei, gw lagi dalam usaha mendonlot turbulance (the album), walau harus bersabar mendonlot satu per satu lagu ( dalam hitungan minggu... bukan hari!! >,< ) dengan sambungan yang SUMPPAAAAHH!, bikin gw senewen sendiri, was-was mendadak berenti di jalan, hihi. Heran, ini sambungan perlu dipompa dulu apa yeee?! Ada apaaa siiih?!?!

Ah yaa... ada yang punya VIA?! Album baru MONORAL yang baru rilis bulan ini? ato ada yang tau link bagus buat donlot album ini? just lemme know yee.


ps:
tadinya mo kasih link buat denger ini lagu, tapi nyatanya... terlalu sulit bahkan untuk nyambungin diri ini dengan dunia maya itu butuh perjuangan dengan cucuran keringat dan air mata, serta sesak di dada (akibat keseringan ngehela napas lemah)

__________________________
Desperado abis dengan sambungan internet.... gw bahkan kesulitan buka gmail. Ini yg salah sambungannya apa jalur khusus ke kompi gw sih yang senewen ama gw???

Friday, November 14, 2008

Tentang Sebuah Film: "Moon Child"




Prelude:

Belom pernah ya gw review film ini? hehe.... film yang dengan suksesnya membuat gw bengong untuk beberapa saat hingga seksi credit title berlalu sekian menit, dan gw masih bengong dan berpikir, “ini.... udahan kaah? Ato masih ada part laen yang gak diupload pemilik channel?!
Ciiih, bukan gw sebego itu, hanya saja... rasanya kok kurang ‘KLIK’ gitu loh. Nanggung tapi kok kurang banget yaak?? Bukan nanggung dong judulnya ya?

Eniwei, first time ever seen this movie sebenernya lewat sekian belas part yang disediain free lewat KamuTabung sekian taon lalu, yang sayangnya, channelnya itu entah nampaknya dihanguskan oleh KamuTabung.
Pada saat itu, gw tengah penasaran-penasarannya sama ini pelem, sampe ngebela-belain nongkrong di warnet deket rumah yang padahal, punya loading sumprit lama banget, dibanding di kantor. Maunya sih, nonton di kantor, tapi aji gile... line internet bisa down seketika dan gw dipecut IT gw itu sih pastinya (eh, saat itu, masih ada si Bos deng)
Karena lama nian itu, maka gw menonton ini pelem tidak dalam urutan yang semestinya dan lebih milih adegan-adegan yang ada hydenya (gimana taunya klo gak ditonton yaa?), lalu memilih untuk benar-benar nonton 2 part depan, 2 part tengah dan 2 part terakhir.

Naah, gw berpikir, karena gw nontonnya ngaclok ini, maka gw pun berakhir naas begitu.
Makanya, setelah membulatkan tekad, gw pun purchase pelem ini lewat sebuah situs (apalagi tambahan keterangannya yang bilang 3 CD terakhir berisi interview, behind the scenes, dan promosinya, GYAAAHHH >.<) Begitu pelem itu datang, langsung tanpa mikir panjang gw setel malem-malem, ndepis di pojokan kamar, dan muasin diri dengan layar kompi kecil plus burem, demi memuaskan gw mengubah nasib naas itu.


Dan nasib gw akhirnya ....

Cerita tentang pelem ini

Eniwei, pelem ini mengambil setting di taon 2000 – 2014 sampe 2045 bertempat di Mallepa (gak tau ini kota beneran ada ato kaga siih), yang dengan kocaknya tidak tergambarkan dengan jelas dan real keadaan di taon itu. Kebayang lah seperti apa taon 2045 itu? Pasti super tekno bukan? Tapi kenapa gw berasa liat pelem-pelem mandarin taon 80an yaak??? Kyahahaha!!!

Ceritanya.... walau gw gak gitu-gitu paham bener, ini sebenernya tentang persahabatan manusia dan vampire, yang diramu sedemikian rupa sehingga tidak bisa tidak dibilang tidak ciamik nya... (mampus loo!!) , dengan masalah imigran Jepang-Taiwan di Mallepa itu. Pokoknya klo kata gw, mallepa ini, sepertinya daerah slump gitu lah, yang kumuh dan perang antar ras itu udah biasa, tingkat kriminalitas pun tinggi. Nah di kota ini lah muncul seorang vampire cantik bernama Kei yang diperankan dengan sangat tidak sukses oleh seorang Hyde (walau sukses di part cantiknya, bukan vampirenya,hehehe).

Pada suatu ketika, Kei yang ditinggal mati (bunuh diri sih) temen vampirenya (gw lupa namanya siapa), melanglang buana sendirian, hingga 14 taon kemudian (2014), Kei yang lagi setengah berharap mati ditemukan oleh seorang berandalan cilik bernama Sho yang abis nyuri sekoper duit dari seorang penjahat. Nah, berhubung kasian, ini anak pun membawa si vampire Kei ke gudang persembunyian dia dan 2 orang saudaranya. Disitu, Sho baru tau kalo Kei adalah vampire, setelah Kei dengan sadisnya (engga sadis sih, malah kayak orang dungu lagi mangap dengan ceceran tinta merah di mulut, HAHAHA!!) menghisap darah si penjahat yang duitnya tadi dicuri Sho cs.

Dari situlah persahabatan Sho-Kei berawal.

Sho dewasa (diperankan oleh Gackt), tumbuh jadi preman pasar^^, yang dengan bantuan Kei, berhasil menjarah duit dari penjahat-penjahat Taiwan. Jadi mutual relationships gitu, si Kei bantuin dia jadi preman tangguh, nah si Sho nyediain makanan buat Kei berupa penjahat-penjahat itu.
Nah, suatu ketika, si Sho ma si Kei yang lagi beroperasi, ketemu sama.... hmmm namanya siapa ya?? Ye-Chen klo gak salah, yang diperanin sama Lee Hom Wang (yang ganteng bangeeet T_T), yang ternyata juga memburu penjahat yang sama dengan alasan beda, yaitu bales dendam pemerkosa adiknya. Sebelomnya, adeknya ini ketemu sama Kei di taman dan cewek itu suka sama Kei... (who’s NOT?!)

Later on, mereka malah jadi sobatan deh: Sho, Kei, Ye-Chen, Toshi, en Ye-Chen sister.

Sampe satu ketika, saat Ye-Chen sister lagi pesta launching lukisannya di sebuah taman, terjadilah insiden baku tembak yang mengakibatkan Toshi mati. Kei yang ngebela-belain hadir walaupun disengat sinar matahari di tengah hujan deras, membalas kematian si Toshi dengan menghisap darah penjahat itu sampe abis, di depan semuanya, naah... Ye-Chen Siblings itu kan gak tau klo Kei itu vampire, dan baru tau itu disitu.

Setting mendadak ganti ke taon... 2025
Sho nikah sama Ye-Chen sister (walo sbenernya si Ye-Chen sister itu sukanya sama Kei), punya anak cewe , jadi penjahat kelas kakap. Dan Ye-Chen cowok, jadi gangster di gang Taiwan. Dan mereka saling benci, saling berantem, musuhan deh.

Dimanakah Kei?
Di penjara (kok bisa?!)
Awalnya gw gak ngerti gimana si Kei bisa di penjara, dan gimana kok temen-temennya gak peduli. Tapi ternyata, si Kei itu menghilang dari temen-temennya, begitu kata Sho yang nengokin Kei di penjara setelah liat berita Kei di tipi (dan tipinya bukan LCD ato hologram gitu kek...ckckck... yakin tuh taon 2025?!)

Nah, di cerita si Sho ama Ye-Chen cowok yang saling bermusuhan itu, gank Ye-Chen nembak mati satu lagi sodara Sho, bikin Sho makin berang dan bersumpah balas dendam, tapi gak kesampean, karna si Ye-Chen cewek terjangkit kanker otak dan sekarat.

Saat Kei mau dijatuhi hukuman mati, mendadak Sho nelpon Kei di penjara dan minta tolong Kei menemaninya di tengah ia menghadapi cobaan idup (ciiieeh), lalu Kei pun melarikan diri dan menemui si Sho, nengok Ye-Chen cewek di rumah sakit. Lalu mendadak si Sho ngajak Kei nemenin dia melakukan revange pada Ye-Chen cowok.

Sebelum baku tembak, si Sho bilang, “klo ada apa-apa, tolong jaga anak gw ya.”

Baku tembak pun terjadi antara Sho dan Ye-Chen, namun saat duel ini terjadi, Sho membuat jarak agar Kei gak bantuin dia dengan menembak atap, jadi sinar matahari menghalangi mereka (aiiih....).
Lalu Sho yang udah gak punya niatan idup pun memutuskan untuk tidak menembakkan pistolnya, dan memilih mati dengan peluru Ye-Chen menyarang di dada (huhuhu...). Ye-Chen yang tau itu langsung marah pada Sho, dan Kei yang kalap liat Sho terkapar pun membabi buta meletuskan pistol ke Ye-Chen.

Mendadak taon jadi 2045 (masiiih juga bentuk kotanya gitu-gitu aja, aneeh)
Anak si Sho udah gede dan dapet beasiswa belajar lukis ke luar negeri. Kei yang jadi pengasuhnya, berpisah dengan si anak ini di taman. Setelah ia pergi, Kei menghampiri seseorang.... ya sudah pasti, SHO!
Dengan egoisnya, Kei mengubah Sho jadi vampire.

Lalu Kei ngajak ke pantai.
Di jalan, Kei bilang, “capek, pengen tidur”

Layar ditutup dengan mobil yang tidak lagi diisi oleh dua vampire, di tengah matahari terbit.

SELESAI....
Haaahhhh..... *legaaaaaa*



Overall...

Menurut gw, ini pilem kga mutu yang dimutu-mutuin pake senjata 3 pangeran oriental bernama Hyde, Gackt dan Lee Hom Wang.
Ciiih... klo gak karna 3 laki-laki itu, mana gw rela beli ntu pisidi?!

Gw gak ngerti deh, kenapa juga klo emang mo ngangkat tema persahabatan, kenapa kok musti loncat-loncat taon yang malah jadi terkesan kayak klip film kebanding satu kesatuan cerita ya? jadi gak ada jiwanya.

Dan kenapa si Hyde menginterpretasikan vampire jadi caleuy (letoy) gitu!!! Padahal di awal, udah bener tuh: rambut panjang acak-acakan, muka serem. Eh, tengah-tengah jadi vampire dandy, yang kurus bak papan penggilesan dan caleuy. Kenapa jaketnya selalu memperlihatkan 2 bahu mulusnya ituuhh? Dan kenapa harus bungkuk kayak kelaperaan?!!
Dan instead of terlihat seperti vampir yang kesakitan kena sengatan matahari, kenapa gaya kesakitan Hyde malah kayak yang... ehmm.... having a big O (orgasm... ihik, kan jadi gak konsen, ngebayangin yang enak-enak bareng dia *pikiran mesum mode: SUPER OOOOONNNNNN!!!!!!!!!* KYAAAAAAA!!!!!!!!! ^^V)
Aduuh, Hyde, do me a favour... just stay on the stage yaa... tetap di jalurmu yang benar saja, nak: MUSIK.

Soal Gackt...
Hmm, lumayan sih aktingnya. No more to say.

Lee Hom Wang?
What can I say? He’s just perfect, walau perannya dikit dan sedikit lebay, hihi. Tapi dia selalu jadi idola dari daratan Taiwan, bagi gw...^^V

Yaah...
Dari segi cerita aja udah aneh dari depan.
What do you expect coba?
Berakhir spektakuler?! Hahaha... terima ajalah.

Dan bonus yang gw dapat.... TIDAK BER-TEKS INGGRIS MAUPUN BAHASA NON GAMBAR LAINNYA. Gilaa!!! Satu-satunya yang gw paham hanyalah komentar Lee Hom Wang yang begitu manusiawinya interviu pake bahasa Inggris yang fluent abis (udah ganteng, pinter bahasa inggris lagi, anak siapa siiihh *jembeng-jembeng pipi Lee Hom Wang*)

Yaah, mungkin klo ini pelem tidak dibintangi 3 pendekar oriental itu, gw tidak mungkin nonton, walaupun diulang ratusan kali di channel Celestial, HAHAHAH!!!

Intinya: it’s A SHIT movie^^
Gilaa, gw baru nyela salah satu hasil kerja keras Hyde!
But, i’m being objective here.
Andai itu cerita lebih fokus ke kehidupan Kei dan bagaimana sebuah persahabatan mengubah hidupnya maupun hidup Sho, tanpa bumbu aneh-aneh maupun cerita ngalor ngidul yang malah ngurangin emosi didalamnya, pasti itu pilem jadinya bagus.
Jadi gak sesuai aja soalnya sama judul “moon child” itu sendiri.
Sampe akhir, gw gak tau kenapa judulnya “moon child”, apakah karena vampire? Tapi toh kehidupan Kei hanya pemanis buatan kok.

Moral yang bisa diambil dari pelem ini:
jangan bersahabat dengan vampire, kecuali vampire cantik bernama Hideto Takarai, KKYYAHAHAHAHA!!!”

____________________________
Kickin the ears: orenji no taiyou
(mungkin, hanya OSTnya yang bagus ini film..hahahah!!! dan suara seksi Gakuto ituuuh...ckckck...)

Dengerin deh, lagunya enak kok, nyantei... *promosi mode: ON*


Thursday, November 06, 2008

Wandering at the SEASHORE

UMIBE
by L’Arc~en~Ciel

Yawaraka na sono hoho e to furete

Yasashii jikan ni hitasarete itai
Mou ichido ano umibe ni modori
Tada nanigoto mo nakatta ka no you ni


Kimi no koe ni kizuki mo sezu kisetsu wa sugisari
Kataku omoi maku wa orita yo
Sayonara mo nakute


Yoki senu hodo ni kage wo otoshita
Irozuku mae ni tsumitorareta kajitsu
Fui ni kokoro wo some agete yuku
Maru de jikan ga modotta ka no you ni


Kimi wa ureshisou ni hashagi umibe ni tokeai
Mabushisugita hizashi no naka wo oyoide itta
Ikura saigetsu ga sugitemo kioku wa kizamare
Kesshite kiezu ni boku wo nayamasu


Yurusareru no nara hohoemi kakete yo
Yurusareru no nara
Ano natsu made aruite namiutsu sunahama e to kaerou


Kimi wa ureshisou ni hashagi umibe ni tokeai
Mabushisugita hizashi no naka wo oyoide itta
Kono michi wo tooru tabi ni kimi ga tsukisasaru yo
Maru de mune kara nagareru you ni afure dasu


Translation (secara harfiaah):
SEASHORE
L’Arc~en~Ciel

I reach towards your soft cheek

Wanting to be soaked in that gentle time
To return to that beach once more
As if nothing had happened


The season passes without hearing your voice
A solid, heavy curtain has been lowered
Without even a goodbye


I was unable to anticipate the shadows that fell
A fruit plucked before it ripened
Suddenly my heart is filled with it
As if I've gone back in time


You seemed so happy as you frolicked, melting into the beach
You swam away in the too-bright sunshine
No matter how many years pass, it's etched into my memories
It torments me, never to disappear

If you can, smile at me
If you can
Let's walk along the shore back to that summer

You seemed so happy as you frolicked, melting into the beach
You swam away in the too-bright sunshine
You pierce me every time I go down this road
Spilling out as if you're flowing from my heart

.........................................
Cerita Tentang Lagu Ini:

Enga enga, gak akan cerita bagaimana seorang hideto takarai mendapatkan inspirasi untuk menulis lagu ini, gak juga mau ngebahas Laruku kok (“Yooloh!!! Keajaibaaann!!!!” *sembah sujudlah sesegera mungkin^^*)

Eniwei, mendadak teringat lagu ini, lalu menyuntikkannya kedalam kalbu lewat kedua telinga ini dalam dosis melebihi takaran normal, setelah gw kembali menelusuri untuk menghapus inbox SMS yang mulai melewati limitnya, lalu terpaku pada sebuah SMS yang dikirim oleh seorang teman dari masa lalu.

SMS yang sungguh singkat, padat namun meninggalkan satu tanda tanya besar.
Sangat besar sejujurnya.
had I done something wrong? Had I said something bad?

Tapi pertanyaan itu tidak gw sampaikan pada dirinya, karena bila itu yang terjadi, maka dengan serta merta dia akan membalas, “kga napa2!” ato “lo sensi amat sih?!”, intinya adalah tidak akan mengakui apapun, walau tetap dengan berlaku dingin.

Atau mungkin memang tidak ada apapun? Memang hanya gw yang berhalusinasi dan menciptakan ilusi? Tapi mengapa begitu terasa tarikan garis itu? Atau memang seharusnya memang begitu?

Akhirnya, gw pun memutuskan untuk memainkan permainan yang dia mulai. Membantunya menarik garis lebih tebal, lebih dalam dan lebih panjang diantara kami berdua.
SMS itu, seperti akan menjadi SMS terakhir yang gw layangkan pada dirinya.

Sedih memang bila harus melepaskan sesuatu.
Rasanya aneh aja.
Bukan merindu, hanya kehilangan.

Tapi lalu merenung sendiri, “ne! somehow, I get used to it!”^^
Kehilangan.
Gak pengen terbiasa. Karena bila terbiasa kehilangan, hati jadi sulit merasa dan lama-kelamaan, bikin kita sediri jadi gak care sama orang lain dan berpikir, “well, anyway toh dia akan pergi juga.
That is something I don’t wanna feel.

Lewat postingan ini, gw cuman bisa bilang pada dirinya, “Sumimasen”.
Maaf.
Entah mungkin gw tidak menyadarinya. Mungkin juga gw tidak mau berusaha untuk memahami dia dan situasinya? Mungkin sudah menyusahkan?
Entahlah.
Walau dia tidak mungkin membaca blog gw, tapi at least, gw sudah melimpahkan isi hati gw yang selalu berkecamuk bila membaca namanya di daftar kontak ponsel, lalu diliputi keraguan, telpon...engga...telpon...

Ja...
Seperti satu bait kutipan dari lagu UMIBE....

"Kimi no koe ni kizuki mo sezu kisetsu wa sugisari. Kataku omoi maku wa orita yo Sayonara mo nakute"
...The season passes without hearing your voice. A solid, heavy curtain has been lowered Without even a goodbye...

That’s how I feel. That’s what happens between us.

Sayonara, ne....
_______________________________

ps: gak niatan sebenernya mo mellow jellow gini, tapi tiap denger lagu ini, sedikit susah untuk gak jadi mellow dan kasuat-suat, terlebih.... penghayatan seorang hyde yang bikin gw pengen nangis bareng dia di pantai sambil menikmati matahari terbit diiringi lagu ini. Setelah itu, kita berdua sama-sama pergi menuju arah yang berbeda... aiiikkkkkhhh....... *tetep musti cuci otaaak!!!*

Tuesday, October 28, 2008

My ‘Another Frenemies’: Headphones



Beberapa waktu lalu, baca berita ini di salah satu majalah wanita kosmopolitan (yaah, ketauan deh) terbitan bulan lalu sepertinya. Berita itu bunyinya kurang lebih begini....
headphones yang sering kalian pake untuk mendengarkan MP3 player ato player laennya, percaya ato enggak, mengandung 700kali (ato juta?) bakteri jahat...


Eekkss!!! ‘@,@’ [*klontaaaanggg*]

Sedetik setelah baca itu, gw pun menatap headphones HP gw yang masih menggantung-gantung di leher, dengan satu alis terangkat dan tatapan sedih. Maklumlah, dia adalah benda paling berjasa dalam memompa adrenalin gw tiap pagi dengan mengalirkan beat-beat tinggi ke kedua telinga gw. Daan, itu terjadi setiap hari. 365days. Kalo gak gitu, bisa dipastikan mood gw akan terombang-ambing layaknya sampan mungil ditengah lautan lepas. And I bet you wouldn’t want to mess-around with me ^_^V

Lalu gw teringat lagi akan headphones super-ear-sealed (layaknya headphones buat rekaman di studio gituuh) yang dengan setia menempel di kedua telinga selama 8 jam gw mengabdi di depan komputer (gawe maksudnyaaaahhh) dan mengalirkan percikan-percikan energi ke tubuh gw.

Kalo diitung-itung, jadinya udah berapa banyak bakteri yang berkembang biak dalam tubuh gw yaa??

Aaaakkkhh!!! Tidaaakk!!!!!
Haruskah gw menanggalkan mereka semua demi terbebas dari bakteri?!! >,<

Sekian detik berlalu setelah gw memikirkan hal itu (menanggalkan headphones selamanya), dan gw pun kembali menyumpal kedua telinga gw dengan bantalan hitam yang mengalirkan percikan energi itu.

Maaf!!
Berhubung saya SUDAH sakit (mentally illness lebih tepatnya ^_~ V), maka dengan ini diputuskan bahwa saya TIDAK akan peduli dengan 700juta ato 700 trilliun bakteri yang nempel di headphones dan kemungkinan besar mereka bertransmigrasi ke tubuh gw lewat kedua telinga ini.

KISS my F#@#$ A^^ (eeh, EARS yaa??) dear bacteries!!!
Kyahaha!!

______________________________
Kickin’ the ears: masih Laruku (kali ini gabung sama koleksi anime^^) - - - ini adalah usaha gw buat terbiasa dengan bahasa Jepun, sebelum gw memasuki sebuah rumah dan digodok habis-habisan disana dengan huruf kanji, KYAHAHAHA!!!! [ketawa devil mode: SUPER ON]
Oohh, Jangan galak2 ngajarnya yaaa.... *inget HYDE, Ken. Inget HYDE. 2011 ketemu HYDE. Pasti kamu BISA!*

Friday, October 24, 2008

Facebook: my worst frenemie


Mba, buka ‘napa Facebook-nya?!” celetuk cewek mungil yang berprofesi sebagai penjaga gawang Aquarium tempat gw kerja (haa, gw kerja di toko Aquarium sepertinya....^_^V), di suatu siang.
Yang terlintas di benak gw cuman, “haruskaaahhh???!!!
Bukan berarti ‘haruskah gw membuka Facebook’ itu, tapi lebih tepatnya adalah, ‘haruskah gw membuat komputer gw hang dan kehabisan memory hanya karena gw buka Facebook??’, begiiitthhhoo.

Entah sejak kapan, komputer gw emang melakukan permusuhan besar-besaran dengan Facebook. Bilamana gw membuka situs yang satu itu, maka window-window lain akan mengalami kelambatan proses yang amat drastis, lalu bila kasus ini didiamkan hingga lama, maka bisa dipastikan komputer gw akan hang –sengehang-ngehangnya daaaahhh-, dan itu berakibat gw tidak lagi mampu membuka YouTube, maupun menulisi blog ini.

Maka pilihan yang ada buat gw adalah:

buka facebook dengan konsekuensi gak bisa buka YouTube maupun Blogwalking,

atou

gak buka Facebook tapi bisa puas nongton dan nulis.

So... i choose the last one: ‘gak buka Facebook

Jadiii... biarpun gw punya account di facebook, gw termasuk orang yang pualiiiiingggg muales untuk melakukan update apapun itu termasuk nyari konco. Maap sumaap daaah.... life is a matter of choice toh? Hahaha.....

Mangkanya lagi, when it comes to facebook, then I’m totally idled.
Bener-bener gaptek abis sama facebook, dan bisa terbengong-bengong dengan notifikasi ato invitation ato request yang muncul di halaman profil gw. Lalu ditengah kegaptekkan gw menceklak ceklik semua icon itu, muncul kotak pesan yang menyebalkan: “out of memory” di layar kompi, dan kompi gw pun pundung gak mau proses apa-apa.
PUSSSIIINGG GWWW!!!”, gitu tereak si kompi.

Jadi yaaa.... daripada gw bikin kompi ini mbleduk trus gw diamuk sama si IT jutek itu lalu ditendang dari Aquarium ini, maka gw pun berdamai dengan mood kompi gw yang bener-bener mirip sama yang makenya (gw maksudnya), angot-angotan dan bener-bener milih kelancaran sambungan disesuaiin dengan situs yang dibuka.
Herannya, giliran gw donlot aja, ini kompi sangat bersahabat, bekerja cepat dengan sambungan yang lancar beeng, bikin gw sedikit merasa tidak bersalah sama sekali, gyahahaha!!!!

Oooh, Facebook... are you a friend or a foe?

_______________________________________

Kickin’ the ears: Laruku – Drink It Down (sering2 kek Laruku bikin lagu kayak gini, hihi)

Monday, October 20, 2008

Pelangi: Sebuah Jembatan..... kah?


Lucu juga.
Gak maksud sih mau ngebanding-bandingin, tapi pemikiran ini udah muncul sejak kemunculan sebuah band lokal beberapa tahun lalu, namun dengan cepat terhapus dari benak tatkala mengindera band itu melalui pancaindera komplit. Akan tetapi, pemikiran ini muncul lagi saat single barunya muncul beberapa minggu lalu.

Apa coba yang gw bicarain?
Kalo ada hubungannya dengan “Pelangi”, pasti tau dong band lokal sama bukan-lokal mana yang gw omongin itu?

Hm...
Pertama kali denger band lokal itu, dari temen gw yang kebetulan banget selalu nonton band ini sebelom band ini ngeTOP. Komentar gw, “NIJI???!! Laruku?!”
Temen gw bilang (entah emang begitu adanya ato ini hasil karangan temen gw), “iya, terinspirasi dari lagunya Laruku, mereka emang suka ama band itu, tapi musiknya sih Britpop gitu kok. Cenderung Radiohead gitu.” [walau saat gw liat mereka sih, gw bilang bukan Radiohead, tapi Coldplay, terlebih cara vokalisnya si Giring itu nyanyi... alamaak... Chris-Martin-wannabe yaak?? ^_^]

Saat mendengar cerita temen gw tentang band-lokal itu, gw mendengus geli dan membatin, “gak cukup apa satu band-lokal penjiplak band asal Jepang itu muncul disini? Asal jangan ujung-ujungnya nolak disamain aja, kayak nasib band-lokal-penjiplak-tapi-gak-mau-ngaku itu” (padahal gw suka juga ma Jerok, tapi kenapa mereka musti banting tulang ngebantah disamain kalo pada dasarnya emang mirip sama band Jepun itu yaak?? Bukannya berterimakasih udah ngasih inspirasi, malah sok2an gak mau dibandingin.)

Eniwei, back to the topic daah...
Udah tau dong, siapa yang gw bicarain?
Ehum, “Niji” dan “Laruku”. Walau mungkin aliran musiknya beda, tapi secuil fakta membuat mereka cukup mirip, dan lucunya, semua dinaungi oleh satu kata: “Pelangi”, makanya gw bilang “pelangi itu jadi seperti jembatan”. Begini nih si “Pelangi” itu menjembatani dua band beda negara, beda dekade itu (mo nyebut beda rupa, gw gak enak ati... ^_^V).....


  • Nama band Rock asal Jepang, “L’Arc~en~Ciel” (ato Laruku~an~Shieru), diambil dari bahasa non-Jepun (Prancis tepatnya) yang arti harfiahnya kira-kira “Ark in the Sky” yang dimaksud adalah “Pelangi”.

  • Nama band lokal, “Niji”, diambil dari bahasa non-Indo (Jepang tepatnya), yang arti harfiahnya adalah “Pelangi” (gak tau sih apakah benar terinspirasi dari Lagunya Laruku juga)

  • Pada taon 1997, L’Arc~en~Ciel mengeluarkan single berjudul “NIJI” yang kemudian dijadikan sontrek sebuah film anime yang bercerita tentang petualangan seorang Samurai, judul animenya “Samurai X”

  • Kurang lebih sepuluh taon kemudian (2008), Niji mengeluarkan single baru berjudul “Laskar Pelangi” yang jadi sontrek sebuah film petualangan berjudul “Laskar Pelangi”

Fakta lainnya? Keduanya termasuk band yang ada dalam list favorit gw, walau kadarnya tentu berbeda 180 derajat, hihi. Mangsudnya, klo “Laruku” gw bela-belain nabung buat beli CD aslinya, klo “Niji” cukuplah gw sedot dari koleksi orang, hihi. Nah, kebaca dong kadar kemaniakan gw akan kedua band itu? ^_^V

Secuil fakta diatas bukan ditampilkan untuk mendiskreditkan satu atau kedua band sih tepatnya, hanya sekelibat terlintas dibenak tatkala denger single Niji yang terbaru itu saat filmnya baru mau rilis di bioskop, “kebetulankah? Atau memang “Pelangi” telah menjadi jembatan musik bagi dua negara yang berbeda?”, hihi...

[Poto diambil tanpa seijin empunya situs: http://www.missouriskies.org/rainbow/february_rainbow_2006.html]
_____________________________
Kickin’ the sights: 15th L’Anniversary dvd hasil bajakan yang cukup menyesakkan karena bagian extranya dipotong... hikkss, belom mampu beli yang asli neeeh, masih dalam tahap nabuungg buat beli smua dvd live Laruku, tapi udah nabung dari sejak gw gawe (berapa taon tuh yak??), kok gak kebeli2 juga siiih!!!... masa’ harus bergantung sama YouTube mulu? Mungkin klo history YouTube gw diperiksa dari taon 2005, isinya laruku semua... khuhuhuhu..... pissu!!^_^V

(note konser2 Laruku: sepertinya, vokalis2 band lokal harus berguru pada papi Hyde cara menyanyi yang benar dengan memBUKA rahang selebar-lebarnya dan menghasilkan vokal yang rapih dan jarang off-note. Hmm.... apa si papi ini juga belajar men-develop paru-paru cadangan ya? secara dia kan chain-smoker, kok bisa2nya dia kuat bersuara begitu??? Walau begitu harus diakui kalo di konser “Theater of KISS”, faktor usia mulai mempengaruhi stamina vokal, i hate the UMIBE version in that concert, walau penuh emosi, tetep gw gak sukaaa... >,<)

Thursday, October 16, 2008

Sebuah Ikatan Abadi


this thread was written on September 28th, 2008 04:23AM (abis sahur bukannya tadarusan malah ngeblog, heraaaannn!!! ^_^)


Malam minggu kemarin adalah malam penuh dilema bagi gw (yaampyuun, kesannya gw nih sibuk banget). No no no, sebenernya hanya kebingungan gw menentukan pilihan antara menghabiskan malam itu dengan nonton DVD (yang menghantarkan gw pada kebingungan lainnya: mau yang manaa?), cek imel, compose sebuah thread, nonton tivi atau yang paling menggoda iman: menghatamkan 3 buah CD yang siangnya dengan penuh napsu gw rampas dari rak 2 buah toko musik (hahaha!!!)
Dan pemenangnya malam itu: sebuah film di salah satu saluran televisi.

Sebenernya, film berjudul “The Forgotten” yang dibintangi oleh Julianne Moore itu bukanlah film baru. Bukan juga sebuah film yang memiliki jalan cerita menarik atau patut diacungi jempol banyak. Akting Julianne Moore sendiri, gw bilang sih berada dalam rating *cukup baik*, gak terlalu waah (walau fokus hanya tertuju padanya), tapi juga gak terlalu memble. Yaa, *cukup baik*-lah.

Yang membuat gw tertarik dengan film ini, simply karena makna dibalik cerita itu sendiri.
Filmnya sendiri bercerita soal Julianne Moore yang kehilangan anak laki-laki tunggalnya dalam sebuah kecelakaan pesawat terbang yang misterius. 14 bulan lalu, anaknya ini bersama dengan beberapa orang anak lainnya, mengikuti program summer camp di sebuah tempat dan untuk mencapainya harus menggunakan transportasi pesawat carteran. Namun di tengah jalan, pesawat itu hilang secara misterius.
Nah, yang bikin lebih misterius lagi adalah hanya Julianne yang merasa kalau ia memang pernah punya anak yang mendadak hilang itu. Baik suaminya, tetangganya, pengasuh anaknya, semua mengatakan kalau si Julianne ini emang gak pernah punya anak. Psikolognya pun bilang, kalo si Julianne ini mengalami apa yang disebut delusi parah. Intinya si Julianne ini mengalami gangguan kejiwaan karena gak punya anak.
Gak terima dibilang gila, maka Julianne pun berjuang membuktikan kalo dia punya anak, dan anak itu sebenernya masih hidup. Apalagi dipertegas dengan ikut terlibatnya NSA (agen pertahanan amrik yang super elite gitu laah) dalam usaha penghapusan memori Julianne akan anaknya itu.
To make it short, ternyata anaknya itu memang diculik oleh makluk ruang angkasa ( oh, believe me, it is a suck-movie) dan tengah jadi bagian dalam percobaan. Jadi yang namanya makhluk ruang angkasa itu lagi mengadakan percobaan soal hubugan ibu-anak. Ternyata satu-satunya yang gak bisa melupakan anaknya, ya si Julianne ini. Berulang kali si robot berusaha, tapi gak bisa. Termasuk dengan mencuri kenangan pertama kali si Julianne melihat anaknya yaitu saat kelahiran. Tapi si robot lupa, kalau hubungan ibu-anak sudah tercipta jauuuh sebelum anak itu sendiri lahir.
End of story, percobaan itu gagal dan Julianne kembali mendapati anaknya, walau yang tahu persis kronologi kehilangan itu hanya Julianne sendiri.
Happy ending. Period.

Terlepas dari jalan ceritanya yang cenderung gak masuk akal dengan keberadaan Alien yang menculik anak laki-laki tunggal si Julianne Moore itu, cerita ini memang punya makna tersendiri.

Kenapa dari 6 orang anak yang diculik itu, hanya Julianne yang masih memiliki ingatan kuat akan anaknya, sementara orang tua yang lain tidak? Jawabannya terletak pada emosi dan cara Julianne menjalani masa kehamilannya. She embraces the new life within her, she embraces the whole experiences of having a baby. No complaining, no sighing. She really enjoys every sip of the nine months of misery.
Dari situ gw belajar kalo kekuatan hubungan ibu dan anaknya itu dipengaruhi dengan bagaimana seorang calon mama menghadapi kehamilannya itu sendiri. Semakin ia menikmatinya, semakin kuat ikatan itu terjalin.

Hmm...
Sesuatu yang cukup sulit untuk dilakukan bukan?
Maa, I’ve no idea about it, karena memang belum merasakannya dan belum memiliki obsesi untuk menjalaninya. But, justincase gw memutuskan untuk settling down and have a baby, then I shall remind myself to re-read this thread, hahaha.

Selesai film itu, gw langsung nengok ke nyokap gw yang tergolek di sofa, kecapekan abis ngurus rumah dan masak buat buka puasa.
I love you, Mom”, that’s all I could send her thru a gently wishper.

_____________________________
Kickin’ the ears (saat bikin thread ini) : Link (Kiss Mixed) by Laruku (agaaaaiiinn..... ^_^V)

Monday, October 13, 2008

Laruku: Terbukti Aman Dikonsumsi




Buat yang berpikir Laruku itu sejenis makanan atau minuman, harap perbaiki pengetahuan diri dengan mengetikkan kata itu (Laruku) di search engine atau kolom search di Wikipedia, dan temukanlah pengalaman menyegarkan didalamnya.
I’m not gonna tell you why it’s sparkling up ur day, just search it now.

Anyway, setelah mendapatkan sekilas info tentang Laruku, silakan lanjutkan membaca thread ini, hihi.

Oke, kenapa gw bilang Laruku: Terbukti Aman Dikonsumsi?
Jawabannya memang ada di seluruh track yang sudah diedarkan band Rock asal Jepang ini ke seluruh penjuru dunia.

Beberapa waktu lalu, gw baru menambah koleksi band yang satu ini dengan album terakhirnya KISS yang masa expired-nya diperkirakan pada tanggal 20 November 2011 (20112011?), yang artinya… gw harus puas menikmati Laruku lewat hasil rekaman studio-nya doang tanpa benar-benar sukses menikmati mereka secara LIVE di depan mata gw sendiri (bukan sebatas lewat YouTube yee).

Anyway, gw tidak akan repot2 membahas isi dari album ini, karena sudah banyak dilakukan di planetblog ini, jadi silakan sekali lagi di-search dalam google blog search, dan kalian akan menemukan banyaaak sekali review tentang album ini (KISS).

Sedikit selipan pujian, I like it, thou I have to put an extra effort to really listen to it. Since I listened to it in the middle of my sleeping time, hihi. Gak nyangka aja di kepala 4, Laruku masih bisa unjuk kehebatannya. Gak tau deh, gimana nasib live performance-nya dengan usia seperti itu. Walau kalo liat physical appearance sih, mereka gak kalah sama yang usianya setengah jalan dari mereka (terlebih si papi Haido-sama ya?)

Maa, harus gw akui kalau ketertarikan gw dengan musik Rock Jepang berawal dari band ini. Dan harus diakui juga, kalau dari beberapa band Rock Jepang lain yang udah gw dengerin, gw akan kembali ke selera asal. Lagu-lagunya Laruku.

Lagu pertama yang bikin gw notice sama band ini adalah Niji, yang jadi soundtrack Samurai X the movie. Padahal, di serialnya juga ada OST yang dibikin Laruku (walau cuman buat sekian episode doang), tapi gak sukses bikin gw penasaran sama band yang satu ini, dan memulai pencarian tentangnya.

Setelah mendengar banyak track dari Laruku, gw hanya tersenyum-senyum sendiri sambil melakukan salute.
Menurut gw, Laruku memiliki komposisi yang cukup baik (kalo kata *baik* saja terdengar terlalu subjektif, maka gw tambahkanlah embel2 cukup itu, hehe), bagi sebuah band yang memiliki obsesi untuk go-internasional. Baik dari musiknya, liriknya, kreatifitas jenis musiknya, cara penyampaiannya, skill bermusik tiap personilnya, live act mereka, visual-image tiap personilnya, kelakuannya sendiri, sampe frekuensi dan isi berita yang tersebar tentang mereka, juga komitmen mereka dalam bermusik dalam satu band.
Simply in an exact formula, yang lucunya, gak membosankan.

Band yang satu ini udah beberapa kali hiatus (maksudnya *vakum*), dan masing-masing personilnya sibuk dengan proyek solo maupun maen pelem. Well, apa mau dikata, ‘perkembangan diri amatlah mendukung kesatuan sebuah band bukan?’
Tapi lucunya, setau gw, gak ada band lain yang mampu mengisi kekosongan hiatus mereka. Seharusnya saat hiatus itu, banyak band yang memanfaatkan, lalu nama Laruku hilang tertelan bumi bukan?

Tapi disinilah letak kebesaran sebuah band bernama Laruku itu. Usia boleh udah kepala 4, tapi kemampuan bermusik mereka jauuuh lebih segar dibanding band yang lainnya yang mungkin usianya terpaut lebih dari setengah usia mereka. They dare to drive themselves to the limit (muka mereka juga tetep fresh di kepala 4. heran juga gw, berapa juta Yen mereka keluarkan buat perawatan fisik yaa? ^_^V)

Koleksi musik mereka yang beraneka jenislah yang menurut gw menjadikan Laruku band yang aman dikonsumsi. Apapun jenis musik yang disuguhkan oleh band ini, mayoritas memiliki beat yang enak dan cukup bersahabat dengan telinga. Menurut gw, Laruku pun jadi pilihan awal yang tepat buat siapapun yang berniat untuk berkenalan dengan musik Rock Jepang. Walau gak ngerti-ngerti amat sama liriknya, menurut gw, cara penyampaian Hyde cukup berpengaruh untuk membuat pendengarnya menyatu dan menghayati lagu.
Itu sebabnya kenapa gw bilang Laruku itu terbukti aman untuk dikonsumsi. Dijamin kalau mengkonsumsi Laruku untuk jangka waktu lama dan dalam dosis melebihi anjuran, tidak akan membuat dirimu mati rasa, hehehe.

Maa, at least, kalaupun pada akhirnya tidak tertarik untuk mendengarkan band lainnya dari Negri Pencetak Pretty-Boys Bergaya Misterius itu, masih bisa survive bila suatu waktu berkunjung ke sebuah festival jepang (entah karena emang keinginan pribadi atau terseret). They speak in a Laruku-kinda-languange, so berbekal beberapa lagu mereka (entah donlot, bakar, ngopi ato asli), gw pastikan klo lo pasti bakal survive dan gak lost in translation ^_^.

Seenggaknya, esensi penting bernama *keeksisan diri* tetep terjaga bukan??
Hari gini masih gak kenal Laruku???!! Please deh anak SMP sekarang aja apal sama lagu-lagu dari album Laruku yang keluarnya bahkan mungkin pas anak-anak SMP itu baru lahir. Gw sendiri amazed kok, mereka dapet darimana siih? (gw soalnya gak punya, mo numpang ngebakar neeh ^_^)

Cheers!
__________________________________
Kickin’ the ears: Laruku-Nexus 4 (btw judul lagunya terinspirasi dari merk USB ya? ^_^)

Wednesday, October 08, 2008

The Traveller’s Journal Second Season: DADDY’S DAYS OUT

Intro:


Akhir minggu terakhir libur lebaran kemarin, keluarga besar dari garis bokap gw, seperti biasanya, ngadain halal bihalalan. Hanya saja, yang biasanya diadakan di bagian barat Jawa (entah itu di Jakarta, Bogor atau Bandung), kini beralih ke bagian tengah Jawa. Lebih tepatnya sih di Yogyakarta.

Dari taon lalu sih sebenernya udah cukup excited dengan rencana ini, karena berpikiran bakal punya waktu buat jalan-jalan di Yogya. Tapi berhubung belom jelas siapa yang mau ikut, maka sampe sebulan sebelom hari H, belom juga gw pesen tiketnya. Untung banget, maskapai penerbangan yang termasuk dalam pioneer budget airlines di Asia itu buka rute baru: Jakarta-Yogyakarta, syenangnya... yah, cukup menghematlah sekian rupiah..

Anyway, sabtu subuh kemarin pun gw, bokap gw dan kakak gw dengan mata sepet baru bangun tidur, berbondong-bondong menuju cengkareng untuk menjajal penerbangan subuh yang take-off jam 6 pagi. Udah siap-siap sih dengan pemberitahuan “delayed”, tapi nyatanya kami berangkat tepat waktu.

Seperti apa rasanya treveling di yogya dengan seorang bokap? Well... here goes the story. Dan gw pun memberikannya judul: DADDY’S DAYS OUT, hehehe.

Enjoy the 3 parts story below then...

_____________________________
Kickin’ the ears: still the album of KISS by laruku

DADDY’S DAYS OUT: DAY ONE

Pencarian sebuah BATIK

07.00
Mendarat di bandara Adi Sutjipto dengan selamat sentosa (adil dan makmur?). Apa yang pertama kali menyambut gw adalah hempasan udara panas menyengat di pagi hari. Bikin gw sedikit panik. Pagi-pagi aja udah panasnya kayak gini, apalagi ntar siaaaanggggg????

Pergulatan pagi itu diawali dengan mencari hotel. Padahal sepupu gw yang di Yogya (yang rumahnya dipake buat tempat perhelatan akbar itu), udah nyiapin kamar buat ditempatin. Tapi, namanya juga bokap-bokap, adaaa aja maunya.

Apa yang terjadi bila memesan hotel dadakan disaat liburan lebaran? Yaak, jawabannya hanya satu: PENUH. Apalagi kalo nyarinya itu di daerah Malioboro, walaah jelas penuh!

Setelah sekian menit berjibaku dengan pemesanan hotel (sebenernya sih mba-mbanya yang sibuk, sementara kita tinggal tunjuk hotel dari database yang dia punya), kami pun menyerah, lalu memutuskan untuk memesan taksi yang akan membawa kita ke daerah Jl. Kaliurang, tempat rumah sepupu gw (yang umurnya itu sepantar nyokap gw!) itu.

Waaah, rumah sepupu gw itu dilengkapi dengan 18ekor kucing persia yang gede-gede dengan rambutnya yang diwut-diwut (panjang, lemes, halus gituu)!!! Menyenangkan sekali, walau gw gak bisa sih bilang betah tinggal di Yogya. Karena cuacanya itu sendiri.

10.00
Setelah mati gaya hampir selama 2 jaman, acara pun dimulai. Gak bisa bilang juga kalo gw tetep gak mati gaya. Mungkin ini dikarenakan tubuh gw yang mulai melemas akibat jam 1.30 dini hari udah bangun dan beberes (karena gw naek DAMRI yang jam 3 pagi dari Bogor), jadi setelah 8 jam dipaksa ‘up to the tempo’, badan gw udah mulai menyurut energinya.

15.00
Aiiiihh.... jangan tanya betapa bahagianya gw saat satu per satu tetamu itu mulai mengundurkan diri, padahal kan gw disitu hanya numpang yaa? Hehe.
Bantu-bantu beberes sebentar sebelum akhirnya gw pun nyungsrep di kasur udara di kamar.

Walau begitu, gw sangat bersyukur dengan sambungan opera mini di daerah rumah sepupu gw itu. Lancar bak aliran sungai bengawan solo. Makanya, gw pun tidak mengalami kebuntuan mood terlalu parah. Apalagi dengan aneka koleksi gallery di salah satu situs langganan gw, ehm ehm ehm....

16.30
Bokap gw mencetuskan ide saat gw tengah menelusuri lekuk wajah tirus di salah satu koleksi gallery situs itu. “kita ke malioboro yuk. Ada titipan buat beli baju batik dari si Anu”
Kakak gw sempet menampilkan wajah bete, sementara gw sih pikir-pikir, kapan lagi ke Malioboro!

17.00
Setelah injeksi sana sini, gw pun siap untuk melancong.
Keponakan gw (yang umurnya udah sekian taon lebiih tua dari gw ituuu) pun menawarkan mobil plus supirnya untuk mengantarkan kami. Tanpa pikir untuk nolak, tentu kami terima. Lumayaaan...

Dan seperti yang gw bayangkan....
Malioboro... PUEEEENNNNUUUHHH suesaaak.

18.00
Gw pun hanya bisa menghela napas panjaaang banget, manakala mobil memasuki areal Malioboro setelah hampir sejam kena macet. Well, whadyaexpect tooh?

... – 21.00
Kalo ditanya seperti apa rasanya mengantarkan seorang bokap mencari sebuah benda, jawabannya cuma satu: AMAZED.



Bokap gw itu ‘picky’ buanget. Yaah, nurun sih sedikit sama gw, walaupun gw masih bisa berpikir logik.

Setiap toko batik yang ada di Malioboro sepertinya udah disambangi, semua jenis baju batik udah juga gw jembrengin. Tapi bokap gw selalu keluar dengan alesan yang adaaaa aja. Entah itu kependekan, kekecilan (padahal klo minta ukurannya juga ada!!!!), terlalu seksi, terlalu besar, terlalu aneh, bahannya gak enak, gak sesuai budgetlah, pokoknya adaaa aja.

Hampir desperado juga sih, tapi gw cukup semangat manakala bokap gw bilang, “gini deh Ken, kalo kamu bilang bagus, papap ambil.”
Alhasil, di perhentian terakhir, Mirota, yang penuh sesak bak pasar malem diskonan itu, gw pun memfokuskan diri berjibaku dengan para ibu-ibu dan perempuan-perempuan yang kalap itu.
Keluar dengan sekitar 10 jenis baju batik dari kerumunan itu, bokap gw menampilkan wajah yang bikin gw DROP. Lagi-lagi jawabannya “ENGGAK”, padahal bokap gw udah janji, apapun baju yang gw suka, bakal diambil.

Olala...
Akhirnya gw dengan malas berkeliling toko itu, helpless, hopeless and lost. Mendadak mata gw tergugu pada satu set batik yang sebernya sih, bukan sebuah pilihan yang tepat buat gw. Maksudnya, gw gak gitu suka sama disain maupun coraknya.
Tanpa pikir panjang, gw lempar ke bokap gw, dan dia pun manggut-manggut. Gw langsung masukin baju itu ke kantong belanja, lalu merangsek ke tengah ruangan, memilih aneka lulur dan scrub. Lumayan buat relaksasi saat pulang ke Bogor ntaran.

22.30
Abis makan dan cari bensin ke seluruh penjuru Yogya (dari sekian pom bensin, gak ada satu pun yang pake print out. Menyebalkan!!!), sampe juga di rumah!!! Tanpa mikir panjang, langsung TIDUR, karena tau besok akan ada perjalanan tanpa akhir.

______________________________________



DADDY’S DAYS OUT: DAY TWO

Lost and Haunted in Dark Temple

05.15
RISE AND SHINE.
Mandi dan melakukan banyak sekali ritual di pagi hari

7.00
Udah cantik, udah sarapan, udah berkeliling kandang, udah ngegossip dan udah siap tempur juga untuk berkelana. Namun eh tetapi, bokap gw tuh emang the Dandy deh. Lamaaaa banget! Padahal taksi sewaan (seharian disewa udah all-in seharga 600rebu itu udah murah) udah nangkring di rumah dari jam 7 pagi.
Eerggh....

7.45
Telat 45 menit dari jadwal keberangkatan.
Berbekal banyak banget makanan dari rumah sepupu gw itu, kami pun menuju medan pertempuran pertama: Borobudur!
Jalanan menuju Borobudur siih, sepiii buanget. Supir taksi yang baik hati itu pun lancar meluncurkan mobilnya itu.

8.30
Sampe di kawasan candi Mendut, dan nyempetin dulu buat poto-poto di situ.
Terakhir gw ke candi Mendut itu kira-kira 11 taon lalu pas SMA gw ngadain RoadTrip. Aiiih... lama ya? Tapi gak ada apapun yang berubah drastis sih, kecuali keberadaan viharanya yang baru gw notice.

Saat melangkah memasuki ruang utama candi, mendadak gw disergap oleh hawa mencekam. Sumpaaahh!! Perasaan gw gak enaaaakkk banget. Gw sampe gak berani liat ke langit-langit candi, dan saat bokap gw ngambil gambar gw sama kakak gw di deket meja sajinya, gw udah pengen nangis dan terus-terusan mbathin: cepet!cepet!







Hehe... yaah, mungkin hanya perasaan gw aja sih. Tapi namanya juga bangunan jaman pra-sejarah, mana ada yang bebas penghuni gaib bukaan? Apalagi ditambah dengan keberadaan pohon bringin tua di pelatarannya. Hmm... menggambarkan dengan jelas bukan?

Walau penasaran sama bangunan di seberang candi Mendut yang berjudul “Mendut Monastry”, gak ada dari kami bertiga yang masuk kedalamnya, karena udah pengen ngejar ke Borobudur. Maklum, udah kebayang aja betapa penuhnya candi besar itu.

09.00
Bener aja. Masuk di areal parkiran borobudur, bikin gw jiper. Busyeeet, penuh anjrrriiitt!!
Seorang mbok-mbok nawarin gw topi, begitu turun dari mobil. Tapi gw tolak. Dia nawarinnya 25rebu satu. Gw pun bilang, “25rebu itu dua, bu!”. Ibu-ibunya keukeuh, tapi ngikutin gw mulu. Trus gw pun nawar-nawarin jenis topi yang laen, sambil terusss aja jalan. Sampe akhirnya si ibu bilang kalo topi yang gw mau itu, bisa seharga 25rebu 2 biji. Iseng, gw nyeletuk, “kirain 20 bu”, gak nyangka tuh ibu lupa kalo gw udah pernah nawar seharga 25rebu 2 biji. Sampe deket batas jualan, itu topi pun dilepas dengan harga 20rebu untuk dua biji. Hakk... walau gitu, udah dikejar satpam juga sih tuh ibu-ibu, jadi kasian juga. Gw pun membayar 20rebu untuk topi-topi itu.
Tinggal kakak gw yang ngernyit geli, “bukan tadi topi ini lo tawar 25 dua?”
Gw hanya gangkat bahu, “yah,ibunya ngasih, masak gw tolak dapet 20 dua? Masih untung gak gw tawar 15 dua”
“sadiiis”, desis kakak gw ngeri.

Yaah, eniwei, berbekal sebuah topi, sunglasses dan kamera, gw udah merefleksikan seorang turis beneran! Hoahahaha!!!


(dah kyk turis nyasar kan gw? sayang, gelaap! ^_^)


Tapi ada gak enaknya juga sih kalo lo treveling sama seorang bokap seumur 70taon, dan kakak yang mulai mengalami penyusutan energi karena usia (no offense sis!!), ke borobudur. Bayangkan berapa banyak tangga batu curam yang harus didaki!!! Belum lagi ribuan (ato ratusan ribu) orang yang memadati candi itu!!!

Alhasil, mereka berdua hanya sanggup sampai di halamannya aja, sementara gw meneruskan hingga ke puncak. Gak seru sih, karena foto gw di puncak tuh gak ada. Mau minta tolong motoin sama orang juga ngeri. Yaah, enjoy the view ajalah walau harus berdempet-dempetan, sesek2an dan panas-panasan.

Oia, dengan dandanan gw yang seperti itu, banyak yang ngira gw turis dari Jepang kesasar dari kelompoknya (pas-pasan soalnya ada turis2 dari Jepang), halllaaah....







10.00
Balik lagi ke Mendut buat ambil miniatur statue warna putih yang udah bokap gw taksir setaksir2nya, sementara gw yang penasaran sama “Mendut Monastary” itu pun akhirnya masuk ke situ. Ternyata Wihara ya. Masih aktif dan gw berpapasan sama biksunya juga. Aiiih...


Setelah itu lalu melaju ke... KOPENG.

Iiiihhh!!!
Perjalanan ke Kopeng itu yaaa, JAUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUHHHH buanget!
Jauh sejauh-jauhnya, dan sepanjang mata memandang, hanya ada pemandangan pedesaan. Dah titik.

Tapi apa boleh buat. Namanya juga ikutan program “DADDY’S DAYS OUT”, jadilah nurut aja bokap gw mo ke mana, bukaaan???

13.00
Bayangkaaaaannn!!!
Selama 2 jam lebih di perjalanan tanpa akhir.
Dan yang gw notice adalah pergerakan jam di Yogya itu, terasa lambaaaaaannnn buanget, jadi terasa menyiksa. Terlebih dengan cuaca yang terik akibat 3 bulan tanpa air membasahi bumi. No wonder muka gw berasa dikasih bedak ekstra sama pasir yang beterbangan dengan penuh suka cita memenuhi udara.

Sesampenya di Kopeng, gw hanya terbengong-bengong. Daerah ini tidak mengalami perubahan berarti sejak 20 taon lalu gw sambangi!! Eduuun. Statis skali!!!

Di Kopeng, hanya numpang makan.
Bokap sama kakak gw dengan teganya menyantap dengan rakus 20 tusuk sate kelinci, sementara gw pun memberanikan diri untuk menikmati soto ayam mecin (saking banyaknya itu MSG yang ditumpahin di mangkok makan gw!!!) dan satu tusuk sate kelinci (hasil paksaan kakak gw buat nyobain. Padahal di tawangmangu, gw menikmati sate kelinci juga. Aneeh bener gw!).
Lumayanlah perut gw cukup kenyang (kenyang???? Gw menghabiskan satu mangkok nasi soto Mecin seporsi kuli yang bikin kakak gw Amazed kok!! Itu sih lebih dari kenyang!)

Dan saat meninggalkan Kopeng, gw pun dibuat shock dengan beberapa kepala kelinci yang digantung di sebuah restoran sate. Sumpaaaahhh!!! Bayangan itu gak bisa ilang dari benak gw hingga sekarang! Gw termasuk pemakan segala, tapi klo disuruh liat kepala kelinci digantung siih, gw angkat tangan deeh.

15.00
Dari Kopeng, kami menuju kampung halaman bokap gw: Boyolali.
Mau nyekar makam Eyang Kakung sama Eyang Putri.
Letak makamnya sendiri berada sedikit keluar dari kabupaten Boyolali (di Ampel klo gak salah)
Cukup mengharu biru saat sampai di makam. Entah mengapa, jadi bikin gw mikir juga soal idup ini.

Eniwei, setelah dari makam, mampir dulu di toko “Abon Burung” (abon sapi cap Burung tepatnya) langganan bokap gw yang tempatnya gak jauh dari makam (cuma beda beberapa gang dari jalan rayanya sih). Tokonya sendiri, bener-bener toko tua jaman Belanda. Seru juga. Jangan harap deh ada plang gede tulisan itu nama toko, ato etalase yang meriah. Malah gw pikir ini toko tutup. Tapi begitu masuk, yang belanja mbludak. Gak tanggung-tanggung sampe ratusan ribu rupiah dirogoh dari kocek mereka tanpa ragu.

Emang pepatah “don’t judge a book by its cover” itu berlaku dimana aja ya...
Belanja ini itu

16.00
Masuk ke daerah Boyolali, suasana kota yang satu ini, mirip sama Cianjur. Mirip banget dehh.
Apa tujuan selanjutnya? Prambanan.
Entahlah, apa candi yang satu itu masih buka ato enggak, yang penting, coba aja dulu (seperti yang diucapkan oleh si Pak Supir yang baik hati itu)

17.28
Sampe juga di daerah Prambanan, dan tanpa pikir panjang, atas saran si Pak Supir, kami pun melesat turun dan mengikuti rombongan bis yang juga telat nyampe itu.

Judul yang tepat dalam kunjugan ke Prambanan sore itu seh sebenernya: “The Real Amazing Race Asia”, kenapa? Karena nyari loketnya aja penuh perjuangan. Belum lagi, pas sampe di loket, yang jaganya udah tereak “lima menit lagi tutup!!!”
Hiyaaa!!! Cepet-cepet beli, cepet2 melesat ke komplek percandian, cepet2 poto-poto. Gila, kejar2an sama cahaya soalnya, biar bisa dapet gambar candinya.

Sayangnya sih, untuk ke candi Shiva-nya, udah ditutup. Jadi, hanya bisa poto-poto di sana sini sekitaran candi aja.

Pas beranjak maghrib, kita masih usaha poto, sampe pak satpamnya kasih ide ke kita buat liat prambanan di waktu malam dengan lampu sorotnya itu. Pak satpamnya bilang, kita keluar nanti lewat pintu selatan, lalu nanti dianter sama dia ke parkiran.




Nah, pelajaran yang bisa diambil sore menjelang malam itu adalah, “jangan pernah punya niat buat dapet foto bagus kalo kameranya sendiri gak mendukung!!!” hahahah!!

Hasilnya tetep aja gelap.

Whadyaexpect siiih???

Dan lucunya, pintu selatan bener-bener dikunci!!!! Aiiiiiihhhh!!!!
Terpaksa muter-muter dan nemu lagi pak satpam yang tadi, sepertinya sih terjadi miskomunikasi antara satpam satu sama lainnya. Alhasil, keluar lewat taman Prambanan itu yang jauhnya najis banget!!! Jalan secepet-cepetnya, gak juga nemu pintu keluar. Jauuuhhhhh!!!! Mana jalan kaki, mana gelap, mana cuman bertiga, mana dingin, mana serem, mana bawa kakek2 (bokap gw maksudnyaa), ampppyuuuun daaah. Gini nih klo punya sifat turunan, “ngeyel nan bandel”




19.00
Setelah menginjakkan kaki di pintu keluar, langsung menghela napas lega: “WE’RE OUTTT!!!
Tujuan selanjutnya: PULANG.....

20.30
Sampe rumah, makan, mandi.... TIDUUURR!!
Uugh, saat nemu aer, rasanya gak mau keluar kamar mandi. Rasanya badan ini langsung bersih dan seger.
_______________________________