Buat yang berpikir Laruku itu sejenis makanan atau minuman, harap perbaiki pengetahuan diri dengan mengetikkan kata itu (Laruku) di search engine atau kolom search di Wikipedia, dan temukanlah pengalaman menyegarkan didalamnya.
I’m not gonna tell you why it’s sparkling up ur day, just search it now.
Anyway, setelah mendapatkan sekilas info tentang Laruku, silakan lanjutkan membaca thread ini, hihi.
Oke, kenapa gw bilang Laruku: Terbukti Aman Dikonsumsi?
Jawabannya memang ada di seluruh track yang sudah diedarkan band Rock asal Jepang ini ke seluruh penjuru dunia.
Beberapa waktu lalu, gw baru menambah koleksi band yang satu ini dengan album terakhirnya KISS yang masa expired-nya diperkirakan pada tanggal 20 November 2011 (20112011?), yang artinya… gw harus puas menikmati Laruku lewat hasil rekaman studio-nya doang tanpa benar-benar sukses menikmati mereka secara LIVE di depan mata gw sendiri (bukan sebatas lewat YouTube yee).
Anyway, gw tidak akan repot2 membahas isi dari album ini, karena sudah banyak dilakukan di planetblog ini, jadi silakan sekali lagi di-search dalam google blog search, dan kalian akan menemukan banyaaak sekali review tentang album ini (KISS).
Sedikit selipan pujian, I like it, thou I have to put an extra effort to really listen to it. Since I listened to it in the middle of my sleeping time, hihi. Gak nyangka aja di kepala 4, Laruku masih bisa unjuk kehebatannya. Gak tau deh, gimana nasib live performance-nya dengan usia seperti itu. Walau kalo liat physical appearance sih, mereka gak kalah sama yang usianya setengah jalan dari mereka (terlebih si papi Haido-sama ya?)
Maa, harus gw akui kalau ketertarikan gw dengan musik Rock Jepang berawal dari band ini. Dan harus diakui juga, kalau dari beberapa band Rock Jepang lain yang udah gw dengerin, gw akan kembali ke selera asal. Lagu-lagunya Laruku.
Lagu pertama yang bikin gw notice sama band ini adalah Niji, yang jadi soundtrack Samurai X the movie. Padahal, di serialnya juga ada OST yang dibikin Laruku (walau cuman buat sekian episode doang), tapi gak sukses bikin gw penasaran sama band yang satu ini, dan memulai pencarian tentangnya.
Setelah mendengar banyak track dari Laruku, gw hanya tersenyum-senyum sendiri sambil melakukan salute.
Menurut gw, Laruku memiliki komposisi yang cukup baik (kalo kata *baik* saja terdengar terlalu subjektif, maka gw tambahkanlah embel2 cukup itu, hehe), bagi sebuah band yang memiliki obsesi untuk go-internasional. Baik dari musiknya, liriknya, kreatifitas jenis musiknya, cara penyampaiannya, skill bermusik tiap personilnya, live act mereka, visual-image tiap personilnya, kelakuannya sendiri, sampe frekuensi dan isi berita yang tersebar tentang mereka, juga komitmen mereka dalam bermusik dalam satu band.
Simply in an exact formula, yang lucunya, gak membosankan.
Band yang satu ini udah beberapa kali hiatus (maksudnya *vakum*), dan masing-masing personilnya sibuk dengan proyek solo maupun maen pelem. Well, apa mau dikata, ‘perkembangan diri amatlah mendukung kesatuan sebuah band bukan?’
Tapi lucunya, setau gw, gak ada band lain yang mampu mengisi kekosongan hiatus mereka. Seharusnya saat hiatus itu, banyak band yang memanfaatkan, lalu nama Laruku hilang tertelan bumi bukan?
Tapi disinilah letak kebesaran sebuah band bernama Laruku itu. Usia boleh udah kepala 4, tapi kemampuan bermusik mereka jauuuh lebih segar dibanding band yang lainnya yang mungkin usianya terpaut lebih dari setengah usia mereka. They dare to drive themselves to the limit (muka mereka juga tetep fresh di kepala 4. heran juga gw, berapa juta Yen mereka keluarkan buat perawatan fisik yaa? ^_^V)
Koleksi musik mereka yang beraneka jenislah yang menurut gw menjadikan Laruku band yang aman dikonsumsi. Apapun jenis musik yang disuguhkan oleh band ini, mayoritas memiliki beat yang enak dan cukup bersahabat dengan telinga. Menurut gw, Laruku pun jadi pilihan awal yang tepat buat siapapun yang berniat untuk berkenalan dengan musik Rock Jepang. Walau gak ngerti-ngerti amat sama liriknya, menurut gw, cara penyampaian Hyde cukup berpengaruh untuk membuat pendengarnya menyatu dan menghayati lagu.
Itu sebabnya kenapa gw bilang Laruku itu terbukti aman untuk dikonsumsi. Dijamin kalau mengkonsumsi Laruku untuk jangka waktu lama dan dalam dosis melebihi anjuran, tidak akan membuat dirimu mati rasa, hehehe.
Maa, at least, kalaupun pada akhirnya tidak tertarik untuk mendengarkan band lainnya dari Negri Pencetak Pretty-Boys Bergaya Misterius itu, masih bisa survive bila suatu waktu berkunjung ke sebuah festival jepang (entah karena emang keinginan pribadi atau terseret). They speak in a Laruku-kinda-languange, so berbekal beberapa lagu mereka (entah donlot, bakar, ngopi ato asli), gw pastikan klo lo pasti bakal survive dan gak lost in translation ^_^.
Seenggaknya, esensi penting bernama *keeksisan diri* tetep terjaga bukan??
Hari gini masih gak kenal Laruku???!! Please deh anak SMP sekarang aja apal sama lagu-lagu dari album Laruku yang keluarnya bahkan mungkin pas anak-anak SMP itu baru lahir. Gw sendiri amazed kok, mereka dapet darimana siih? (gw soalnya gak punya, mo numpang ngebakar neeh ^_^)
Cheers!
__________________________________
I’m not gonna tell you why it’s sparkling up ur day, just search it now.
Anyway, setelah mendapatkan sekilas info tentang Laruku, silakan lanjutkan membaca thread ini, hihi.
Oke, kenapa gw bilang Laruku: Terbukti Aman Dikonsumsi?
Jawabannya memang ada di seluruh track yang sudah diedarkan band Rock asal Jepang ini ke seluruh penjuru dunia.
Beberapa waktu lalu, gw baru menambah koleksi band yang satu ini dengan album terakhirnya KISS yang masa expired-nya diperkirakan pada tanggal 20 November 2011 (20112011?), yang artinya… gw harus puas menikmati Laruku lewat hasil rekaman studio-nya doang tanpa benar-benar sukses menikmati mereka secara LIVE di depan mata gw sendiri (bukan sebatas lewat YouTube yee).
Anyway, gw tidak akan repot2 membahas isi dari album ini, karena sudah banyak dilakukan di planetblog ini, jadi silakan sekali lagi di-search dalam google blog search, dan kalian akan menemukan banyaaak sekali review tentang album ini (KISS).
Sedikit selipan pujian, I like it, thou I have to put an extra effort to really listen to it. Since I listened to it in the middle of my sleeping time, hihi. Gak nyangka aja di kepala 4, Laruku masih bisa unjuk kehebatannya. Gak tau deh, gimana nasib live performance-nya dengan usia seperti itu. Walau kalo liat physical appearance sih, mereka gak kalah sama yang usianya setengah jalan dari mereka (terlebih si papi Haido-sama ya?)
Maa, harus gw akui kalau ketertarikan gw dengan musik Rock Jepang berawal dari band ini. Dan harus diakui juga, kalau dari beberapa band Rock Jepang lain yang udah gw dengerin, gw akan kembali ke selera asal. Lagu-lagunya Laruku.
Lagu pertama yang bikin gw notice sama band ini adalah Niji, yang jadi soundtrack Samurai X the movie. Padahal, di serialnya juga ada OST yang dibikin Laruku (walau cuman buat sekian episode doang), tapi gak sukses bikin gw penasaran sama band yang satu ini, dan memulai pencarian tentangnya.
Setelah mendengar banyak track dari Laruku, gw hanya tersenyum-senyum sendiri sambil melakukan salute.
Menurut gw, Laruku memiliki komposisi yang cukup baik (kalo kata *baik* saja terdengar terlalu subjektif, maka gw tambahkanlah embel2 cukup itu, hehe), bagi sebuah band yang memiliki obsesi untuk go-internasional. Baik dari musiknya, liriknya, kreatifitas jenis musiknya, cara penyampaiannya, skill bermusik tiap personilnya, live act mereka, visual-image tiap personilnya, kelakuannya sendiri, sampe frekuensi dan isi berita yang tersebar tentang mereka, juga komitmen mereka dalam bermusik dalam satu band.
Simply in an exact formula, yang lucunya, gak membosankan.
Band yang satu ini udah beberapa kali hiatus (maksudnya *vakum*), dan masing-masing personilnya sibuk dengan proyek solo maupun maen pelem. Well, apa mau dikata, ‘perkembangan diri amatlah mendukung kesatuan sebuah band bukan?’
Tapi lucunya, setau gw, gak ada band lain yang mampu mengisi kekosongan hiatus mereka. Seharusnya saat hiatus itu, banyak band yang memanfaatkan, lalu nama Laruku hilang tertelan bumi bukan?
Tapi disinilah letak kebesaran sebuah band bernama Laruku itu. Usia boleh udah kepala 4, tapi kemampuan bermusik mereka jauuuh lebih segar dibanding band yang lainnya yang mungkin usianya terpaut lebih dari setengah usia mereka. They dare to drive themselves to the limit (muka mereka juga tetep fresh di kepala 4. heran juga gw, berapa juta Yen mereka keluarkan buat perawatan fisik yaa? ^_^V)
Koleksi musik mereka yang beraneka jenislah yang menurut gw menjadikan Laruku band yang aman dikonsumsi. Apapun jenis musik yang disuguhkan oleh band ini, mayoritas memiliki beat yang enak dan cukup bersahabat dengan telinga. Menurut gw, Laruku pun jadi pilihan awal yang tepat buat siapapun yang berniat untuk berkenalan dengan musik Rock Jepang. Walau gak ngerti-ngerti amat sama liriknya, menurut gw, cara penyampaian Hyde cukup berpengaruh untuk membuat pendengarnya menyatu dan menghayati lagu.
Itu sebabnya kenapa gw bilang Laruku itu terbukti aman untuk dikonsumsi. Dijamin kalau mengkonsumsi Laruku untuk jangka waktu lama dan dalam dosis melebihi anjuran, tidak akan membuat dirimu mati rasa, hehehe.
Maa, at least, kalaupun pada akhirnya tidak tertarik untuk mendengarkan band lainnya dari Negri Pencetak Pretty-Boys Bergaya Misterius itu, masih bisa survive bila suatu waktu berkunjung ke sebuah festival jepang (entah karena emang keinginan pribadi atau terseret). They speak in a Laruku-kinda-languange, so berbekal beberapa lagu mereka (entah donlot, bakar, ngopi ato asli), gw pastikan klo lo pasti bakal survive dan gak lost in translation ^_^.
Seenggaknya, esensi penting bernama *keeksisan diri* tetep terjaga bukan??
Hari gini masih gak kenal Laruku???!! Please deh anak SMP sekarang aja apal sama lagu-lagu dari album Laruku yang keluarnya bahkan mungkin pas anak-anak SMP itu baru lahir. Gw sendiri amazed kok, mereka dapet darimana siih? (gw soalnya gak punya, mo numpang ngebakar neeh ^_^)
Cheers!
__________________________________
Kickin’ the ears: Laruku-Nexus 4 (btw judul lagunya terinspirasi dari merk USB ya? ^_^)
No comments:
Post a Comment