Monday, December 18, 2006

short story: "maaf"


Dia diam. Membalas tatapan sepasang mata yang tertuju padanya.
Sepasang mata yang menyimpan banyak harap.
Banyak tanya.

Hening untuk sesaat.
Hanya suara berisik mesin kendaraan bermotor yang seakan meredam seluruh rasa.

Kedua mata itu tetap terpaku padanya.
Ia menghela nafas pelan dan mengalihkan tatapannya sejenak,

pada isi gelas dihadapannya yang menandas.

Ia kembali menatap sepasang mata itu dan tersenyum tipis.
“maaf” ujarnya lirih.

Hening kembali menghantui.
Hanya kali ini, tak ada suara yang terindera.
____________________________


…pada suatu ketika…

No comments:

Post a Comment