Friday, June 30, 2006

JOURNAL OF THE TEN HECTIC DAYS ON ROAD pt. I

_______________________________________

[Days Before]

Awalnya, saat didelegasikan sebuah tugas untuk melakukan perjalanan tur 5 kota Jawa-Bali(sebenernya sebutan ini cuman penghibur aja) untuk training, gw tidak begitu excited. Secara, IT’S NOT A HOLIDAY TRIP AT ALL gitu loh, jadi pastinya aura yang dirasa pun tidak semenarik bila judulnya “TUR LIBURAN 5 KOTA JAWA-BALI” beneran tanpa embel2 gawean.

Akan tetapi, setelah melalui perjuangan persiapan perjalanan tugas mulia itu, pandangan gw pun berubah. Hmm... meninggalkan kantor dan suasana menyebalkannya itu selama 10 hari (walau harus rela ga bertemu OC, hiks)?? MENGAPA TIDAK?!?!?! Bagus juga, setidaknya, mengalami kejadian baru yang mungkin aja bisa bikin gw sedikit ‘up-mooded’ lagi. Bukan begitu?

Hari2 sebelum keberangkatan, terjadi sedikit kehebohan (seperti mendadak kembali satu lift dengan Sang Tambatan Hati? halah!!); perencanaan jadwal kerja yang sekian kali diralat, pemesanan tiket pesawat yang cukup memusingkan (gara2 jadwal terbang pesawat ga ada yang sesuai jadwal kerja), pemesanan kamar hotel yang sempat menjadi perdebatan (baik batin maupun tersuarakan di forum), maupun titipan dokumen yang mendadak kok jadi menumpuk dan ditambah dengan penjelmaan kurir dadakan (gotong 9 kotak handset CDMA itu apa kalo bukan kurir?!).

Akhirnya, sehari sebelum keberangkatan, semua telah siap ter-packed dengan begitu indah. Intinya, tinggal angkut dah.

_____________________________
seharusnya, ini dibuat di sebuah business center yang terletak dalam sebuah hotel di kawasan simpang lima semarang.namun dikarenakan masalah yang tidak diinginkan,terpaksa cerita ini mengalami pengeditan di kemudian hari.

@190606@

*****************************************

18.06.06
[the first day: destination is SEMARANG]


Akhirnya, hari H pun tiba, dan kota tujuan pertama adalah.... SEMARANG.

Pagi buta di suatu Minggu (hari dimana seharusnya bisa bangun siang dan leyeh-leyeh di tempat tidur maupun depan tivi), gw dan seorang teman kantor gw sudah siap berjibaku ngantre masuk bandara, diantara rentetan troli penuh dus segede2 bagong. Agak terjadi kericuhan di pagi itu, karena bilik X-Ray yang berfungsi cuman 1, padahal yang mo masuk ke terminal itu ada ratusan orang, jadilah gw dan temen gw harus bersabar2 berdiri dengan 4 tas travel besar yang tertumpuk dengan manis di trolley plus tas berisi laptop (secara ini judulnya business trip, jd acara bikin laporan sepertinya ga bisa ditinggalkan gitu aja) yang tergemblok dengan manisnya di punggung gw.

Sejam kemudian, gw dan teman gw sudah duduk manis di ruang tunggu boarding, melakukan hal yang biasa dilakukan banyak orang kalo nunggu: NGEGOSIP, hehehe.

Obrolan ngalor-ngidul gw dan temen gw terputus saat sesosok laki-laki melangkah melewati pintu masuk ruang tunggu. Seorang laki-laki bertubuh tinggi, dengan sebuah tatto yang terukir di lengan kirinya. Tunggu...tunggu... gw dan temen gw saling bertatapan dengan penuh arti, lalu sama-sama komentar: “ada band bukan?”, lalu kembali menatap sosok itu sekali lagi, dan kembali bertatapan lalu tersenyum dan geleng-geleng kepala berpikiran sama: “cuman orang mirip” dan kembali melanjutkan pergunjingan dengan penuh semangat.

Lama-lama diperhatiin (laki2 misterius itu duduk tidak jauh dari kita sih emang), sosok laki-laki itu semakin mirip dan mirip dengan vokalis band yang lagu2nya selalu mendayu2 itu (intinya lagu cinta semua gitu) dan akhirnya, kesimpulan akhir ditarik setelah satu per satu sosok hadir di ruangan yang makin melengkapi sosok para personil band ‘ada band’. Jadi, intinya... hari itu gw satu pesawat dengan personel ADA BAND yang kebetulan duduk tak jauh dari gw dan temen gw. Akan ada sebuah konser sepertinya. Well, it’s a good start i supposed.

Sampe bandara... semua berjalan lancar. Jemputan dari hotel pun tidak terlambat dan drivernya sangat sopan walau terjadi sedikit kesalahan pengejaan nama (gak masalah lah).

Berhubung sampe semarang masih lumayan pagi (jam 9 to be exact), gw ma temen gw jadi agak sedikit mati gaya. Untung sih, hotel terletak di simpang lima, jadi mo keliling2 cukup gampang. Akhirnya diputuskan untuk... SARAPAN! Secara perut dah keroncongan sejak sekian jam lalu dan penerbangan sekarang dah ga ada yang menyajikan makanan lengkap (nasi dan teman-temannya) lagi.
Setelah keliling2 milih makanan, gw pun duduk di simpang lima (yang udah berubah jadi pasar kaget mirip di sempur bogor kala minggu tiba, ato senayan gitu lah) menghadapi sebuah gerai nasi kuning dan kebuli yang dilayani oleh 2 orang ibu setengah baya.
Sarapan pagi itu: nasi kebuli, telor balado, gulai kambing kecap plus acar timun nanas ditemani satu gelas teh manis anget. Hm.... sarapan yang cukup mengenyangkan. Sehabisnya, puter-puter liat2 pedagang kaki lima yang jual segala macem benda yang udah siap2 mo pulang, eh nemu mbok2 yang jualan pecel lengkap. Menggiurkan sekali tumpukan sayur mayur itu saudara2!!!! Alhasil, sepiring pecel dan setusuk sate keong pun mengisi sisa ruang dalam lambung yang seharusnya dijadikan kantong udara.
I AM VERY FULLED!!!

Berhubung hanya 1 hari durasi tinggal di kota ini, mau gak mau harus langsung kerja. Jadi judulnya hari itu adalah muterin mall. Kelar muterin mall, gw dan temen gw pun melakukan check in resmi (sebelumnya ke hotel cuman bwt nitip barang, secara check-in baru boleh after 12hrnoon).

Terjadi keramaian yang cukup memusingkan di lobi hotel itu. Selidik punya selidik, ternyata crew yang ngadain konser Ada Band+Nidji (baru liat iklannya pas keluar dari bandara, red)-lah yang tengah sibuk ngurus ini dan itu.
Begitu melakukan proses check-in, gw mendapati lagi sosok-sosok yang familiar. Ternyata, crew Nidji-lah yang menginap di hotel ini. Lumayan, sempet berdekatan dengan vokalis nidji, bahkan dirinya sempat membuat gw yang sedang sakit punggung manggul seonggok laptop di punggung terpental pelan gara-gara dia ‘sedikit’ menabrak gw (sedikit juga klo lagi cape dan manggul 5kiloan barang sih ngaruh aja kali).

Seakan keindahan hari belum mau berhenti di situ, gw dan temen gw mendapat kabar bahwa hotel itu memiliki fasilitas ‘hot-spot’ plus bisa pasang line internet di kamar. Hmmm... menarik! Walau setelah meminta pengaksesan internet itu, terpaksa gigit jari dan memilih untuk hot-spot aja di lounge-nya (akibat kesalahan bodoh yang tak berarti tepatnya).

Kegiatan setelah itu, gak menarik. Karena, gak sempet kemana-mana lagi. Cuma keliling toko dan keliling toko, tanpa sempet beli oleh2.

Malemnya, berniat melakukan pengaksesan internet di lounge sambil nonton bola. Ealaaah... kesalahan bodoh terjadi dan membuat kita membuat voucher sia2 sebanyak setengah jam.

Berhubung hopeless, setelah connect dengan sukses, gw dan temen gw pun pindah ke lantai atas dimana business center berada dan gw pun mengisi hari dengan menulis blog, walau setelah melalui perjuangan cukup keras (business center yang kosong, gelap dengan sebuah tivi kecil yang masih menyala, serta seliweran orang yang mau turun/nae lift yang mulutnya gak bisa diem dan terus menerus ‘menggoda’) gw harus menelan pil pahit saat berita CONNECTION IS LOW terpampang manis di layar laptop, yang membuat gw ga bisa publish cerita seru buat blog gw. Apa daya, gw pun harus merelakan nasib bahwa gw duduk di depan komputer... FOR NOTHEEENGGG.
Yah, nasiblah, itu intinya gw dan temen gw itu HARUS istirahat dan tidur.

End of story of the first day of the journey (kebanyakan of-nya neh).

_____________________________________

Dibuat on the spot dalam sebuah ruang sentral bisnis, dimana diri ini harus menahan emosi dari sergapan komentar usil (susah jadi seleb seksi gini memang), menggigil kedinginan (hehe... kutungan emang tempat yang paling cucok adalah bali) dan pada akhirnya voucher habis tanpa sempat gw gunakan.
Diedit setelah menyerah kehabisan voucher dan sedikit kegaptekan yang terjadi, di sebuah hotel lain di daerah yang terkenal sama rujak cingurnya dan keanehan-keanehan yang menyertai kota itu.

@20.06.06@

*****************************************

19.06.06
[Second stop-sign: SURABAYA]



8.35 AM adalah waktu take-off yang tertera dalam tiket, dengan tujuan Bandara Juanda, Surabaya.
Yapyapyap, Surabaya is the next destination.

Beruntung hotel bintang tiga yang kita tempatin ini begitu ‘living-able’ dan ‘nyaman-able’. Terlebih, servis makan paginya yang untuk kelas bintang tiga, bisa dibilang “WOW”. Lengkap super lengkap, layaknya pesta kawinan dengan sajian tradisional macem lontong sayur sampe sajian eropa macem steak dan teman-temannya, dari appetizer hingga dessert, dengan persediaan minuman yang beraneka ragam juga. Gak rugi ternyata memperjuangkan perang perebutan hotel ini.

Anyway, tidak ada delay, tidak ada masalah, hanya pemilihan tempat duduk yang... terpuruk di bangku deretan akhir. So bising, and so nervous. Secara, bunyinya gak enak banget dan goncangannya lebih kerasa.

Sampe di surabaya, kesan gw cuman satu: PANAS GILA!!! Dan sepertinya, kota ini lebih semrawut dibandingkan jakarta. Entah ya, mungkin karena belom biasa aja.
Tapi yang pasti dan sangat gw yakini adalah keanehan-keanehan yang terjadi di kota ini. Entah karena emang gw belom pernah menemui kejanggalan itu, atau... i don’t know.

Anyway, keanehan pertama sebenarnya ditemui saat konfirmasi kamar hotel sekian hari sebelumnya dan meminta fasilitas pick-up di bandara (yang biasanya lumrah tersedia untuk hotel rating 3 bintang ke atas) dan ternyata jawabannya: tidak ada.

Keanehan kedua adalah saat check-in di sebuah hotel bintang empat di kawasan tunjungan (halah, ketauan banget) dan menanyakan fasilitas hot-spot yang ternyata... tidak ada (what kind of 4 stars rated hotel it is anyway yak?!).
Begitu masuk kamar, ternyata tidak se-bintang empat seperti yang dibayangkan gw dan temen gw. Mungkin karena bangunan lama. Tapi c’mon!! Hotel sekelas bintang empat seharusnya memiliki tivi 21 inci yang tidak perlu perlu perjuangan hebat sebelum menyalakannya, atau bath-up yang bocor atau tombol pengaturan lampu dan AC yang begitu jadul. Well, mungkin karena gedung lama...

Rencana hari pertama di surabaya, digunakan untuk.... KERJA! Yup! Gak jauh-jauh dah, pasti gawe! Untungnya, jarak hotel-toko cuman selangkah (keliatannya!).

Keliling mall besar 4 episode (macam trilogi kelapa gading mall gitu dah) itu ternyata membuat gw dan teman gw menderita sedikit FRUSTRASI. Menemukan sebuah salon trainingan untuk melakukan backtherapy setelah bekerja, butuh waktu setengah jam sendiri. Dan pada saat gerai itu terlihat, alalala... heaven on earth dah!! Secara punggung dan tangan gw udah mati rasa ngangkut travel bag 12 kilo nae-nurunin kabin (secara ga mau ambil resiko ke9 nyawa itu hancur berantakan sebelum sampai ke tangan penanggung-jawabnya) plus ngegemblok laptop 5kiloan.
Backtherapy yang cukup menyenangkan hati walau sampe malemnya, ngilu2 di bahu en lengan belom bener2 lenyap.

Keanehan lain yang ditemui adalah.... PENCARIAN JALAN KELUAR MENUJU HOTEL yang membuat gw dan teman gw terkurung selama 2 jam muter-muter tanpa tujuan. Herannya, orang-orang di sini bisa hidup dengan sebuah mall yang tidak dilengkapi map maupun tempat duduk buat ngaso, secara ni mall ada 4 episode yang nyambung sana sini aja gitu, jadi kebayang dong, besarnya kayak apa?! No wonder deh kalo kesasar daaaaannn..... mall ini pun tidak dilengkapi sarana SECURITY berjalan ato mangkal di tiap lantai. Jangan nyari papan “you are here” yang dilengkapi peta ato pak satpam yang selalu tersenyum ramah siap melayani dah... kaga ada! Nanya sama cleaning service pun tidak membuahkan hasil, malah balik nanya...

oalaaahhh!! Kota yang aneh!

Setelah keliling sana sini, akhirnya berhenti sebentar untuk membeli voucher provider cdma yang sinyalnya ada dan tiada itu. Sekalian nanya2 jalan keluar daannn... koko penjaga gerai itu pun memahami ke-frustrasian gw dan temen gw serta membenarkan keluhan kita soal gak friendly-nya mall ini.

Alhasil, jalan keluar ditemukan.
HURRAAAYYYY!!!! Akhirnya!!!

Keanehan berikutnya terjadi dan berhubungan erat dengan hotel ini lagi. Secara mau melanjutkan perjalanan ke malang, gw dan temen gw pun membutuhkan transportasi ke kota apel itu. Naek kereta... ga sanggup berangkat jam 5 pagi dengan menggotong 4 tas travel jahanam itu. Alhasil, segeralah menghubungi fasilitas layanan travel hotel dan berakhir dengan kekecewaan. Layanan travel hotel bintang empat apaan sih yang ga bisa nyediain apapun maupun memberikan saran apapun?! HERAN DAH. Dan lucunya, buka primbon buku kuning pun tidak menemukan sebuah petunjuk yang berarti. Nelpon semua travel biro, ga ada berita indah tentang keberadaan travel surabaya-malang sampai menemukan sebuah travel antah berantah yang menyanggupi penjemputan gw dan teman gw dari surabaya ke malang (semoga selamat sampai tujuan!!!!).

Oke, setelah pusing menemukan keanehan-keanehan berentet, akhirnya gw dan temen gw pun meneruskan petualangan menuju kota cina. Intinya sih, makan di kya-kya, tempat makan paling tersohor yang sering masuk rekomendasi itu.

Menaiki sebuah angkutan kota (yang disebut LAND) yang disupiri oleh seorang aneh yang terus menerus menatap gw dengan senyum terkulum (padahal gw tdk memakai sesuatu yang aneh ato mencolok deh) plus kenek yang cerewet, akhirnya sampai juga di daerah yang disebut kembang jepun/jembatan merah itu. Busyettt.... gw berasa masuk ke suatu kota mati yang ga berfungsi lagi dah. Pastinya, sangat chinnatown sekali!

Disambut dengan gerbang bernuansa cina dilengkapi deretan lampion dan gapura2 cina, deretan kaki lima yang dijaga oleh pemiliknya yang berdarah oriental dan sajian makanan khas negeri great-wall, gw dan temen gw melangkah cepat menyusuri jalanan itu (mirip pasar baroe tapi isinya makanan semua, red). Mengapa jalan cepat? Karena sepanjang awal setengah jalan itu terasa begitu sepi dan mencekam lengkap dengan deretan toko yang tutup dan gelap.

Mayoritas isinya seafood dan chinnesefood.
Setelah menyusuri jalanan itu, akhirnya gw dan temen gw end-up di sebuah kedai sate yang jual sate dan gule sumsum. Penasaran rasanya kayak apa, gw ma temen gw pun duduk menanti. Sialannya, sate sumsum sudah tidak ada persediaan dan terpaksa memesan sate ayam dan gulai tulang sumsum tanpa nasi/lontong. ENYAAAAKKK!!! Recomended guys!

Puas menyantap makanan full lemak itu, gw dan temen gw terpaku pada sebuah kedai kaki lima chinnesefood/seafood yang paling sering ngebul, menatap sebuah menu: KERANG LOMBOK. Apakah itu? Yang jualnya promosiin kerang itu yang disebut juga ‘kerang batik’, sampe nunjukin wujud mentahnya. Gambarannya: mirip kerang dara tapi gak bergerigi dan lucunya, di kulit kerang itu kyk terlukis motif batik pake tinta item. Lucu banget.
Cukup mahal (pas denger harga seporsi) sekitar 20rebu. Tapi begitu melihat wujud nyatanya, alamaaakkk!!! Buanyaaaak buanget! 2.5 porsi kerang dara pada umumnya dan sudah berbumbu dengan campuran bawang putih, bombay, cabe rawit, saus tiram dan kecap yang begitu terasa ‘lekoh’. Nyamnyam deh! Makan seporsi berdua aja udah mau mate kekenyangan rasanya.

Sempet mampir di kedai oleh2 kya-kya dan mengantongi dua buah hiasan babi mungil warna pink dari gelas yang imut banget sebelom pulang.

Perjalanan pulang dari kya-kya ke hotel menjadi penutup keanehan petualangan hari itu. ‘dibajak’ sebuah angkot yang diisi supir, kenek dan seorang teman mereka, gw dan teman gw terdiam diliputi rasa takut yang mencekam. Gimana engga!!! Udah tampang gak menjanjikan kebaikan hati, suasana jalan yang sunyi sepi bagai kota mati, ditambah dengan kelajuan angkot yang amat teramat lambat. Bikin PARNO!!!
Belum lagi mendadak masuk 4 orang penumpang dan sebelum angkot benar2 melaju, terjadi drama seru bagai sinetron. 2 dari 4 penumpang itu terlibat pertengkaran seru antara ibu-anak sampai tarik2an, teriak2an dan tangis menangis. Dan pada saat itu, terjadi koneksi antara gw dan supir angkot cs. Saling tatap bingung, lalu senyum2 geli.

Turun di tunjungan plaza, nyempetin beli roti eaton buat snack meeting besok pagi, eehhh, mendadak temen gw berhenti dan menatap gw penuh arti lalu dengan wajah paniknya berkata, “jaket gw, Put!”
Gw dengan datarnya menatap, “ya?”
“jaket gw ketinggalan!” serunya panik.
Secara gw pikir ketinggalan di eaton, gw udah siap2 mo balik aja, “ya udah kita ke bawah aja lagi.”
“ketinggalan di kya-kya!!”
Towewewew...
Gw menatap temen gw gak percaya, dan mendengus panjang, “ya udah mo digimanain lagi? Pastinya dah ilang kali. Terserah sih kalo mo ngambil sendiri.”
Terjadilah perang batin dalam diri temen gw. Secara gw lagi mengalami ‘pendarahan’, ditambah body gw emang agak ga enak. Pengaruh hormon-lah. Jadilah gw menanggapi ke-sedihan temen gw dengan sedikit agak ‘keras’. Maafkan kalo diri ini tidak membuatmu merasa enakan malah makin down. Lagi gak comfy juga sih. Tp emang begitulah yg terjadi saat berada dalam sebuah ‘perjalanan’ bukan? Be logic and realistic. Mana mungkin di tempat seperti itu sebuah jaket 200ribuan masih tetap berada di tempatnya saat tertinggal? Kalo pun ada, resikonya pun nyawa (gak lucu kan dapet jaket tapi dibawa kabur ke antah berantah dan malah keilangan yang lebih gede lagi?).

Biar gitu, gw dan temen gw tetep tergelak-gelak menyadari keanehan yang terjadi pada hari ini. Seru sekaligus membuat kening ini kembali berkerut-kerut.

Benar-benar suatu hari yang aneh dan menggelikan sekaligus membuat paranoid.

_________________________

Saat tengah malam dan rasa kantuk belum menjalar,seraya menikmati sepotong flourless cake dan quiche chicken bikinan Shangri-La Hotel yang yummi plus iced caramel macchiato starbucks versi venti dan menonton habis sebuah film seri tentang persahabatan 3 orang lelaki, plus ekstra diiringi alunan dengkur nyenyak temen gw (sepertinya akibat kecapekan keliling toko, naek turun eskalator yang sama belasan kali dan perut yang membuncit kekenyangan steak and salad). Whatta day!
@midnite00.00am21stofjune2006@

*****************************************

to be continued...

No comments:

Post a Comment