Phew!!
Akhirnya, Sabtu kemarin, selesai juga!
Siksa batin yang bikin gw keseringan menghela napas dan meredam rasa benci maupun amarah.
Lalu apa berikutnya?
Hmm... lihat-lihat koleksi buku di lemari dan pada akhirnya, gw pun angkat kaki ke toko buku. Beli buku-buku Timur Tengah lainnya? Enggak juga. Tapi memang benar: mencari buku.
Butuh sejam lebih nguprek di ruangan berAC itu. Terlalu banyak yang ingin dibeli, sementara budget menipis [hell-Ow?! Gotta save more for the summer, remember?!]
Sepuluh buku ada di tangan, beberapa lainnya masuk jarak pandang dan tersimpan rapi dalam kotak memori di ‘loteng’. Namun, dengan berat hati, hanya tiga yang diizinkan ikut pulang [huaaa!!!]. Salah satunya adalah buku ini....
Akhirnya, Sabtu kemarin, selesai juga!
Siksa batin yang bikin gw keseringan menghela napas dan meredam rasa benci maupun amarah.
Lalu apa berikutnya?
Hmm... lihat-lihat koleksi buku di lemari dan pada akhirnya, gw pun angkat kaki ke toko buku. Beli buku-buku Timur Tengah lainnya? Enggak juga. Tapi memang benar: mencari buku.
Butuh sejam lebih nguprek di ruangan berAC itu. Terlalu banyak yang ingin dibeli, sementara budget menipis [hell-Ow?! Gotta save more for the summer, remember?!]
Sepuluh buku ada di tangan, beberapa lainnya masuk jarak pandang dan tersimpan rapi dalam kotak memori di ‘loteng’. Namun, dengan berat hati, hanya tiga yang diizinkan ikut pulang [huaaa!!!]. Salah satunya adalah buku ini....
Yup!!
Aku dan Marley.
Don’t judge a book by its cover.
Hell damn right!!
Tapi untuk yang satu ini, gw gak bisa berkelit.
How could you be so ignorance seeing those adorable eyes?!
Seakan pandangan anjing itu berkata, ajak aku bermain denganmu, dan kita akan bersenang-senang.
Dan memang benar kenyataannya.
I am having fun reading the book.
Seakan ada dorongan untuk lagi dan lagi membuka lembar demi lembar penuh kata-kata itu.
Kadang tertawa. Kadang gemes. Kadang kesel.
Kadang hanya terdiam dan sedikit tercekat.
Dan pada akhirnya, tergugu, dengan lelehan air dari mata, di pojokan kamar.
Ceritanya sendiri berfokus pada Marley, seekor anjing Labrador Retriever, yang sangat nakal dan susah diatur, tapi mengajarkan satu hal: how to grab a life and enjoy every single bite of it.
Marley begitu tahu apa yang ia inginkan dan tahu bagaimana menjadi dirinya sendiri. Begitu menikmati hidupnya dan dirinya. Mengajarkan bahwa hidup itu sederhana dan sangat teramat indah bila kita sedikit mau ‘melepas’ diri kita untuk lebur kedalamnya tanpa batasan yang mengekang kuat.
Hidup dan cinta. Dan kesetiaan. Dan pengabdian. Dan kebahagiaan. Dan kesederhanaan.
Semua sudah ada di depan mata, tapi entah bagaimana, semua itu seakan menjadi kasat mata. Dan kita, mendadak terserang penyakit mass-amnesia, dimana kita lupa akan kesemuanya itu.
Seperti dikutip dari buku itu...
Aku dan Marley.
Don’t judge a book by its cover.
Hell damn right!!
Tapi untuk yang satu ini, gw gak bisa berkelit.
How could you be so ignorance seeing those adorable eyes?!
Seakan pandangan anjing itu berkata, ajak aku bermain denganmu, dan kita akan bersenang-senang.
Dan memang benar kenyataannya.
I am having fun reading the book.
Seakan ada dorongan untuk lagi dan lagi membuka lembar demi lembar penuh kata-kata itu.
Kadang tertawa. Kadang gemes. Kadang kesel.
Kadang hanya terdiam dan sedikit tercekat.
Dan pada akhirnya, tergugu, dengan lelehan air dari mata, di pojokan kamar.
Ceritanya sendiri berfokus pada Marley, seekor anjing Labrador Retriever, yang sangat nakal dan susah diatur, tapi mengajarkan satu hal: how to grab a life and enjoy every single bite of it.
Marley begitu tahu apa yang ia inginkan dan tahu bagaimana menjadi dirinya sendiri. Begitu menikmati hidupnya dan dirinya. Mengajarkan bahwa hidup itu sederhana dan sangat teramat indah bila kita sedikit mau ‘melepas’ diri kita untuk lebur kedalamnya tanpa batasan yang mengekang kuat.
Hidup dan cinta. Dan kesetiaan. Dan pengabdian. Dan kebahagiaan. Dan kesederhanaan.
Semua sudah ada di depan mata, tapi entah bagaimana, semua itu seakan menjadi kasat mata. Dan kita, mendadak terserang penyakit mass-amnesia, dimana kita lupa akan kesemuanya itu.
Seperti dikutip dari buku itu...
“Sederhana sekali. Akan tetapi manusia, yang jauh lebih bijak, selalu kesulitan untuk menimbang mana yang perlu dan mana yang tidak.” [p.284]
Gw tidak memelihara anjing [walau desperately wanted it] tapi membaca buku ini, gw berasa benar-benar memelihara seekor anjing dan mengikuti perkembangannya selama 13 tahun. The ups and the downs. The laughs and the tears...
Membaca Marley, juga bikin gw makin menghabiskan waktu untuk mengamati ke-12 ekor kucing yang gw piara di rumah. Begitu banyak ulah. Begitu banyak karakter. Kucing yang satu terlihat kalem dan penurut. Kucing yang lain, begitu lasak dan sulit diatur. Ada lagi kucing yang begitu menikmati hidupnya walau harus menghabiskan seluruh sisa hidupnya dalam kandang dan semangkuk bubur hati ayam akibat sakit yang ia derita 3 tahun terakhir.
Dan gw, bersyukur karena memiliki mereka. Hidup bersama mereka, mengajarkan gw banyak hal. Untuk tertawa banyak-banyak. Untuk menyisakan banyak waktu untuk bermain. Untuk menghabiskan waktu dengan tidur pulas. Bahkan untuk sekedar berhenti dan memeluknya [memupuk sisi nurture?].
Salah satu obat paling manjur untuk melepas kepenatan diri.
Rasanya... tenang dan ringan tatkala pulang ke rumah dan mendapati seekor Qinoy yang sedang membulat di sofa, atau si kembar Ijul dan Temi yang berlarian kian kemari melambaikan ekor-ekor besarnya, atau Bona yang membuat kegaduhan dengan curian ikan tetangga yang tertancap kuat di mulutnya [ikan mentah, red.].
Well... animals.
Selalu punya cara untuk menikmati hidupnya. Baik di dalam ‘kandang’ maupun di alam bebas.
Begitu juga dengan Marley. Hanya bedanya, Marley adalah seekor anjing. Satu jenis binatang mamalia yang sangat teramat gw dambakan keberadaannya di dalam rumah. Well, dulu emang pernah piara 2 ekor anjing jenis peking yang kecil dan berbulu banyak dan...... berisik!!
Tapi anjing-anjing kecil tidak termasuk dalam definisi anjing dalam kamus gw, hehehe. Anjing bagi gw adalah binatang berkaki empat, berambut [banyak maupun sedikit], bertubuh besar dan menggonggong [bukan menyalak] dengan suara yang berat dan maskulin, hehehe.
Anyway, the more I read it, the more I convince myself that... I MUST HAVE DOG[s].
Yea, I do love dogs
Dan yea... terobsesi untuk memeliharanya [sebanyak mungkin!!]
Dulu, punya mimpi buat punya rumah di kaki bukit dan pinggir danau. Gak perlu rumahnya gede yang penting halaman luaaaasss buanget. Mungkin mirip rumah-rumah bergaya ranch yang selalu menghiasi film-film bule yaakk??
Tentunya, selain sebuah keluarga [suatu saat nanti... ;p], rumah gw itu akan di’ramai’kan dengan... aneka binatang. Bahkan mungkin buka penampungan binatang terlantar dan terabaikan.
Dan anjing ada di urutan pertama. Kalo perlu dalam jumlah belasan [atau puluhan??]
Pasti seru dan penuh kehebohan.
Cukuplah tentang mimpi itu.
Suatu saat akan gw realisasikan.
Entah kapan.
Tapi yang jelas, keberadaan binatang peliharaan adalah wajib dalam hukum kehidupan gw, hehehe.
Have any pets? Grab one if you don’t, then you’ll know how wonderful life is to have them around.
At least, we can learn how to really enjoy the life in a simple way.
Oia, buku ini adalah buku wajib bagi seluruh umat pecinta binatang, terutama anjing. Foto demi foto kenangan Marley bakal bikin hati ini meleleh dan ingin segera memeluknya. Cerita hidup Marley pun bakal bikin kita makin sayang dengan binatang piaraan kita dan semakin menghargai arti keberadaan mereka disekitar kita.
Dan gw, bersyukur karena memiliki mereka. Hidup bersama mereka, mengajarkan gw banyak hal. Untuk tertawa banyak-banyak. Untuk menyisakan banyak waktu untuk bermain. Untuk menghabiskan waktu dengan tidur pulas. Bahkan untuk sekedar berhenti dan memeluknya [memupuk sisi nurture?].
Salah satu obat paling manjur untuk melepas kepenatan diri.
Rasanya... tenang dan ringan tatkala pulang ke rumah dan mendapati seekor Qinoy yang sedang membulat di sofa, atau si kembar Ijul dan Temi yang berlarian kian kemari melambaikan ekor-ekor besarnya, atau Bona yang membuat kegaduhan dengan curian ikan tetangga yang tertancap kuat di mulutnya [ikan mentah, red.].
Well... animals.
Selalu punya cara untuk menikmati hidupnya. Baik di dalam ‘kandang’ maupun di alam bebas.
Begitu juga dengan Marley. Hanya bedanya, Marley adalah seekor anjing. Satu jenis binatang mamalia yang sangat teramat gw dambakan keberadaannya di dalam rumah. Well, dulu emang pernah piara 2 ekor anjing jenis peking yang kecil dan berbulu banyak dan...... berisik!!
Tapi anjing-anjing kecil tidak termasuk dalam definisi anjing dalam kamus gw, hehehe. Anjing bagi gw adalah binatang berkaki empat, berambut [banyak maupun sedikit], bertubuh besar dan menggonggong [bukan menyalak] dengan suara yang berat dan maskulin, hehehe.
Anyway, the more I read it, the more I convince myself that... I MUST HAVE DOG[s].
Yea, I do love dogs
Dan yea... terobsesi untuk memeliharanya [sebanyak mungkin!!]
Dulu, punya mimpi buat punya rumah di kaki bukit dan pinggir danau. Gak perlu rumahnya gede yang penting halaman luaaaasss buanget. Mungkin mirip rumah-rumah bergaya ranch yang selalu menghiasi film-film bule yaakk??
Tentunya, selain sebuah keluarga [suatu saat nanti... ;p], rumah gw itu akan di’ramai’kan dengan... aneka binatang. Bahkan mungkin buka penampungan binatang terlantar dan terabaikan.
Dan anjing ada di urutan pertama. Kalo perlu dalam jumlah belasan [atau puluhan??]
Pasti seru dan penuh kehebohan.
Cukuplah tentang mimpi itu.
Suatu saat akan gw realisasikan.
Entah kapan.
Tapi yang jelas, keberadaan binatang peliharaan adalah wajib dalam hukum kehidupan gw, hehehe.
Have any pets? Grab one if you don’t, then you’ll know how wonderful life is to have them around.
At least, we can learn how to really enjoy the life in a simple way.
Oia, buku ini adalah buku wajib bagi seluruh umat pecinta binatang, terutama anjing. Foto demi foto kenangan Marley bakal bikin hati ini meleleh dan ingin segera memeluknya. Cerita hidup Marley pun bakal bikin kita makin sayang dengan binatang piaraan kita dan semakin menghargai arti keberadaan mereka disekitar kita.
____________________________________________
Gw nga telaten ngerawat binatang put..tapi kalo cuma baca buku tentang binatang sih ok ;D
ReplyDeletedefinitely agree with this post,mba...
ReplyDeletecan't live without pets, especially DOGS...
havin pets make us feel homey in our home, their love make us feel so peace...
miss them always...
can i borrow d book?hehehehe **wink..wink...**
to mb nuui...
ReplyDeleteyaah, ngrawat binatang aja kga telaten palagi ntar ngrawat anak? hehehe.... ^_^V
to narelzata...
borrow d book?! get real!! grab it yourself will ya?! ^_^V
it's a must have book for the dog lovers, na. so u must buy it, okay? trust me, you won't wait till next year to finish it. you'll finish it in a week maybe, but not a month nor a year. it's too worthy to be abandoned...
wuittss...masuk2 lgs baca postingan ini ni..kikiki..
ReplyDeleteduh mba poeett *gemezzz* sama banget seh ama aku..
ga perlu blg apa2 lagi deh, semua dah terwakilkan..
pokoke i love PETS ^^
muah muah
-next thing to buy : the book-