Monday, March 23, 2009

The Traveler’s Journal 3rd Volume “Enjoy Asia”: L’Intro



Gak kerasa, setaon terlewati sejak gw dan beberapa temen kantor mendadak terserang virus kalap impulsif berpartisipasi dalam promo gila-gilaan sebuah maskapai penerbangan Asia yang emang terkenal sebagai “Budget Airlines”. Saking impulsifnya, sampe gak bisa mikir buat rubah rute, dan alhasil memesan pesawat dengan rute yang sama dengan dua tahun lalu saat gw pertama kali menjejakkan kaki keluar dari perbatasan negara ini.

Empat rute penerbangan pun terpesan dengan total rupiah kurang dari 2 juta saja. Bayangkan, keliling 4 negara Asia dengan harga kurang dari 2 juta rupiah apa namanya kalo bukan edan? Selesai pemesanan tiket, yang jadi masalah hanya satu: sebenernya rencananya tuh mau kemana sih?
Gini nih kalo melakukan sesuatu tanpa tujuan yang jelas, kecuali satu: euphoria. Tapi bagi gw sendiri sih, gak masalah, karena pada dasarnya gw demen traveling, jadi mau kemana aja gw gak pernah bosen untuk menjalaninya. Akan selalu ada hal baru ditemui di jalan bukan?

Walau begitu, sampe sebulan sebelum keberangkatan, yang notabene adalah selang 10 bulanan dari saat pemesanan tiket, gw sendiri masih blank dengan tujuan tempat wisata yang mau dikunjungi. Lucu bukan? Apalagi ditambah dengan adanya krisis global yang bikin rate dollar naik semakin tinggi dalam jangka waktu sangat singkat. Ini yang bikin gw harus cutting beberapa budget dan mengeliminasi tujuan tertentu yang bisa bikin tabungan gw flat NOL kalo gw bersikukuh menjajalinya. Belum lagi saat mengetahui harga DVD di HMV Hongkong lebih murah 50% dari kalau gw harus shipping dari Jepun, yang bikin gw membulatkan tekad untuk beli DVD Laruku AYR 2007 dan ToK 2008. Gak masalah telat setaonan untuk memilikinya atau kenyataan kalo tulisan Made In-nya bukan Japan tapi Hongkong, yang penting tabungan Laruku yang udah gw jejali dari kali pertama gw gawe bisa membuahkan hasil lah. Makin komplit deh pemotongan budget traveling gw kali ini.

Demi menyiasati tetep having fun saat traveling tanpa harus keluar banyak biaya, maka gw pun mulai mencari-cari tempat wisata yang GRATIS, walau itu artinya gw harus membawa banyak cadangan kaki dan paru-paru (kalo temen gw nambahin, bawa ‘counterpain’ yang banyak), secara gw akan lebih banyak menikmati daerah baru dengan berjalan kaki. Yap! Jalan kaki. Irit namun tetep menarik.

9 Maret 2009 kemarin secara official petualangan gw dimulai dan berakhir 8 hari kemudian. Begitu cepat berlalu, begitu malas rasanya berpisah dari atmosfir itu. Berada di tempat yang baru, menjadi anonimus, dan membebaskan diri dari rutinitas yang secara tidak disadari membelenggu indera perasa. Rasanya seperti menghambur keluar dari selubung transparan dengan ribuan juta perasaan yang memercik bagai kembang api abadi. Akkh... susah dah digambarkannya.

Dan sekarang, gw tergugu di depan komputer, berusaha untuk memetakan kembali apa yang sudah gw lewati selama hampir 10 hari itu, membuat gw merasa sedikit tersiksa dengan keinginan untuk kembali melanglang buana yang menghisap begitu kuat.... *sigh*

Banyak hal yang gw pelajari di jalan. Bukan hanya dari negara atau kota atau kebiasaan penduduknya saja, tapi bahkan gw pelajari dari diri gw sendiri.
I think I have to learn to shut my mouth really often and not shouting out loud whatever my Brian says since not everyone can deal with those cynical, sarcasm and skeptical thoughts I have, and the only thing that could seal my mouth is music. That means I have to seal my ears to shut my mouth so that I can glide along my mind alone without letting anyone involved or annoyed.
Hmm… sometimes it just chews me to the bones but I have to deal with it for the sake of friendship, don’t I?


Well, I think at least that’s one thing I can learn from this trip... one of the things I’ve learnt actually.

Cheers!

___________________________
Bestfriending with the ears: MONORAL – monkey cage

No comments:

Post a Comment