Wednesday, June 27, 2007

Nowadays music? Or dare I [cynically] say… ‘nowadays boyband’?

Era boyband emang udah so-last-years.
Coba aja perhatiin, kancah dunia permusikan tidak lagi diwarnai dengan segerombolan laki-laki usia belia, bertampang imut nan menyejukkan jiwa, yang dipoles sedemikian rupa hingga memiliki kemampuan olah vokal yang melodik dan physically-trained mati-matian supaya bisa bergerak ritmis [baca: nari]. Ato, kalaupun bebel gak bisa nyanyi, bisa nari lah. Kalo pun emang bernasib buruk gak bisa nyanyi dan badan kaku, at least bisa berpose cool dan tetep... terlihat ganteng [terlepas dari apapun itu orientasi seksnya], toh ada teknologi bernama lipsync bukan??

Anyway...
Era itu memang sudah lama menjadi basi.
Terutama sih di Amrik.
Terbukti dari reuni beberapa boyband tidak cukup sukses di pasaran dan cenderung hanya jadi hiasan ala kadar di tangga-tangga lagu dunia. Lalu masing-masing anggotanya pun memilih untuk [sukur-sukur laku] bersolo karir.

Boyband... girlband... whatever you call it, is officially... DEAD!
Di belahan dunia manapun.

Namun, disadari atau tidak, muncul dalam bentuk lain.
Ato, kalo boleh dibilang sih, bereinkarnasi dengan sempurna.

Masih tetep sama sih formatnya.
Terdiri dari beberapa gelintir laki-laki. Berusia belia [DAMN! Youngsters ARE del.i.cious haha!]. Bertampang imut nan menyejukkan jiwa. Memiliki kemampuan vokal yang cukup melebihi tubuh terdahulunya [boyband dulu maksudnya]. Pun masih digila-gilai para perempuan terbukti dengan gerombolan groupies-cewek yang rela mengikutinya kemana pun demi secuil kemungkinan get laid. Pastinya sih masih juga bermusik dan punya titel band yang cukup catchy..

Namun, ada satu hal yang membedakannya..... kemampuan bermusik plus alirannya.

YUP!!
Dulu, boyband yang selaen nyanyi en nari pake maen instrumen juga, itu satu banding jutaan kali.
Dulu sih yang penting tampang, bisa cuap-cuap dan mampu menggerakkan tubuh.
Oh ya, dan alirannya, so pasti... POP [entah itu picisan ato pasaran]

Sekarang?
Boyband jaman sekarang sih, semuanya bisa maen alat musik [multi instrumen malah!], walau minus goyang koreografi, bisa nyiptain lagu, gak lagi bertampang manis dan berkelakuan anak mami, daan yang pasti tidak lagi beraliran musik pop.

Alirannya apa?
Well... you can say it.. alternative/modern rock/punk-rock/pop-punk even a socalled-emo ato buat yang sinis mungkin bakal nyebut bubblegum-poprock... apalah itu nama dan sebutannya, yang pasti musiknya sungguh ears-catchy walaupun berdandan gothic.
Intinya sih, the poppers can also shoe-gazing while listening to their music and the rockers take that as a side-dish or snack like fruit salad or potato chips.

Terserah deh mau protes gimana pun, tapi tetep aja mau gak mau ngaku juga kalo band yang lagi menjamur sekarang ini adalah kamuflase/reinkarnasi dari boyband jaman dulu.

I mean, c’mon guys!!
Fakta membuktikan bukan?
Musik yang ears-catchy [cenderung cheesy malah], mayoritas bertema cinta/relationship [juga], muka yang kamera-friendly, umur yang masih muda-muda, whatelse d’you call them?

Toh, pada kenyataannya secara musikalitas pun mereka gak jauh beda sama boyband jaman dulu, nilai plusnya hanya di alat musik dan kemampuan nyiptain lagu aja [temanya sih sama-sama cinta tapi racikan notasinya sedikit lebih rockin’].
Akuilah, they sux live [okay, sometimes not but most yeah!]
Buy the record, don’t go to any concert unless you got the backstage pass or got someone-else paid you to go or... you are just a [real] groupie.
They surely still need many years of experiences before hitting the word LEGEND [sorry, but that’s the fact].

Ada lagi yang berubah, selain aliran musik dan kemampuan bermusiknya, yaitu.... kelakuannya/Attitudes.

Sekarang sih, kelakuan boyband gak jaim layaknya anak mami. Malah, semakin bad-boy, semakin bejibun groupies yang ngintilin mereka. HIDUP BAD-BOYS!! LONG LIVE BAD-BOYS!!! ^_^V
Malah menurut gw, tampang manis udah gak jaman, yang penting kelakuan BADBOYnya itu. Dandanan lusuh mirip gelandangan gak mandi sebulan ato fully-pale-gothic-makeup? GAK MASALAH!
Semakin lusuh ato semakin gothic, justru semakin digandrungi. Semakin di-groupies-i.
Mau terang-terangan smoking-weed? Chewing-mushrooms? Keluar masuk jail? Semakin bermasalah, semakin digilai kok. Make more trouble, guys! We love troublemakers!
Bahkan yang gak ragu buat saling ciuman bibir [cowok vs cowok, red] ato tampil sensual menjurus seksual pun semakin meningkatkan ratingnya [ini gak mempengaruhi orientasi seksnya ya, kebanyakan mereka straight kok. ato terselubung yak? Hahaha!!].
Intinya, BAD-Attitudes COUNT!!

Well begitulah kenyataannya.
Boyband jaman sekarang memang bukan tipikal boyband anak mami jaman dulu yang menggusung lagu-lagu bikin ngantuk [walau jujur, it’s my biggest guilty pleasure too, ha!]
Yang sekarang ini, mungkin cocoknya disebut... ‘[bad]boyband’, hahaha!!
Ini mungkin karena cewek punya obsesi kencan sama BADBOYS yaak?? Hehehe...

Anak mami... step back!
It’s BADBOYS time! Let’s get W-W-WIIILD!!!

Mungkin kayak gitu sih, “The nowadays boyband”. Entah sampai kapan era ini bertahan. Mungkin pas taon 2010, boyband udah balik lagi ke masa-masa NKOTB, ato berubah jadi aliran metal? Mungkin malah ntar smuanya pake topeng tengkorak? Haha!
Tapi harus diakui.... bagaimanapun bentuk dan musik boyband itu, it’s still an enjoyable music to listen to.
Entah karena emang racikan musiknya yang catchy, muka yang kamera-friendly, usianya yang masih belia ato karena keBADBOYan mereka?

Apapun itu alasannya, still a guilty pleasure indeed!

Thanks to the major who’s clever ‘nuff in building market image, and hypnotizing us to stuck to it... ^_^
Hail to the new [bad]boyband era!


-Sedikit terinspirasi setelah liat live-act beberapa band baru dari daratan yang ngakunya sih... “the freedom land” [apanya yg freedom klo SARA aja msh laku disana?]-
___________________________________
[
on ears] ...System of A Down...
catchy in a brutal way? Exactly!
This is how you call them.
In short?
amazing

(yang pasti sih, biarpun groupiesnya segabruk, mereka sulit dikategorikan boyband… haha! Gak kebayang kan SoAD berpose boyband?? Err...)

Tuesday, June 26, 2007

Groupies OR [simply] Sl*Ts


Sebuah band musik bukanlah sebuah BAND tanpa kehadiran GROUPIES.
Walau pada kenyataannya, gak cuma band/musician yang punya groupies. Selama loe beken, dalam title apapun bahkan pemuka agama ato teroris sekalipun, loe akan bertemu dan dikelilingi oleh groupies.
Gak percaya? Coba aja perhatiin.

Tapi sekarang, yang mo gw jembrengin adalah groupies-nya Band/Musician [terutama female-groupies]. Kenapa? Ini mungkin terinspirasi setelah gw nonton konser lewat YouTube, ato denger berita soal salah seorang groupie yang menuntut seorang pentolan band karena menghamilinya [yea rite!].

Well, anyway, let’s just get started...

Kalo kita perhatikan, kemana pun, dimana pun, kapan pun dan sedang apa pun sebuah band, pastinya kita akan menemukan sekumpulan manusia [kebanyakan sih perempuan] yang ngintilin mereka dengan membawa-bawa papan/karton besar bertuliskan [dalam tulisan yang juga besar]:

[place the band member name here] SEX WITH ME!!!

Atau

MARRY ME [place the band member name here]!!!


Kumpulan manusia itu akan rela kehabisan suara akibat tereak-tereak manggilin nama tiap anggota band, mandi keringet, gak makan, gak minum bahkan kalaupun pada akhirnya harus berakhir di tenda P3K, demi mendapatkan kesempatan tidak hanya bertemu tapi juga melakukan sesuatu dengan anggota band itu.

Sesuatu yang dilakukan, pastinya berhubungan dengan sesuatu yang intim.
Terserahlah mau digimanain, mau berapa lama, mau keinget apa enggak, mau setelah itu ditendang keluar sama bodyguard apa kgak, ato ditinggalkan begitu aja, yang penting adalah pernah melakukan apapun-jenis-sesuatu-yang-intim dengan para anggota band.
Gak jarang juga, diadakan kompetisi terselubung diantara mereka tentang ‘siapa yang pernah kencan sama drummernya’ ato ‘siapa yang tau ukuran si vokalis’
Something stupid like that lah...

Gak ngerti juga sih, kenapa kok kepikiran ato what’s the point of it exactly, tapi memang begitulah niat mereka.

In somewhat level, mereka adalah fans dari band itu. Walau sepertinya mereka cukup buta akan makna dari kata fan itu sendiri, haha.
Yah, paling enggak, penyumbang devisa terbesar bagi keuangan band-lah.
Sebut aja merchandise/produk yang dikeluarin band itu, pastinya mereka punya. Dari single, album, t-shirt, mug sampe ke foto dalam segala macem pose dimiliki oleh mereka. Bahkan mungkin rela menguras kocek demi mendapatkan barang lelangan [mungkin baju dalem si Anu ato iket rambut si Dia], hingga jutaan...dollar.

Ckckckck....
Hmm... now you got the point how a band gains dollars rite?

Mereka ini pun akan hafal, tidak hanya seluruh lirik lagu maupun sejarah berdirinya band, tapi juga sampai ke kehidupan pribadi mereka. Apa yang disuka, apa yang gak disuka. Makan dimana. Liburan dimana. Mungkin apa aja yang dikeluarin dari perutnya pun mereka tahu, hhaha.

Intinya adalah... they know, every-single-thing.

Nah, mereka inilah yang digolongkan ke dalam sebuah istilah yang disebut GROUPIES [dalam bentuk jamak]

Sebenernya apa sih groupies tuh?
Ato sampe mana batas perbedaan antara groupies dan fans itu?

Karena jujur, fans pun sedikit banyak akan ngintip kehidupan pribadi Band favorit mereka just to kill curiosity, kan? Lalu apa semua groupies hanya ingin ditiduri ato emang ada groupies yang ‘bae’ [groupies yang berattittude] gitu?

Oke...
Dari literatur yang gw dapet dan sedikit penambahan nalar gw plus pengalaman gw pribadi sebagai fan, sebenernya term groupies pada awalnya itu, berarti sebuah grup atau kumpulan manusia yang menjadi tim sponsor/promo sebuah band.
Kumpulan inilah yang bakal rela beli seluruh album band itu, beli merchadisenya dan bahkan membentuk sendiri tim independent berjudul “[insert a band here] FANS CLUB” ato yang sekarang lebih terkenal sebagai “[insert a band here] STREET-TEAM
Kumpulan ini juga rela mendatangi seluruh konsernya walau harus nyebrang benua [klo di club terkenal club-hopping, di konser juga ada, concert-hopping, hehehe. Ini istilah gw aja sih], yang juga rela ngantri buat meet and greet sama si band demi nunjukin ke band itu klo musik mereka berarti banget buat dia. Kadang, mereka gak sungkan buat mengkritik band kesayangan mereka itu dan biasanya sih justru band jadiin mereka barometer kesuksesan albumnya.

Intinya, apapun dilakukan mereka adalah dengan satu tujuan mulia...”mengharumkan nama si BAND di dunia musik” [dengan side project bagi band sih, menambah penghasilan si BAND, hehehe]

Namun, sekarang sih, istilah itu berubah jadi definisi yang lebih konotatif, yang bikin orang jadi lebih seneng ngebagi dua jenis penggemar band.
Fans dan Groupies.

Hal ini disebabkan karena kelakuan groupies [mayoritas female-groupies, red.] semakin lama semakin fanatik berlebihan cenderung psikopat.
Gimana gak psikopat? Mereka menghalalkan segala macam cara demi bisa berdekatan hingga berhubungan intim dengan anggota Band itu.

Seperti gw bilang sebelomnya, kalo mau jujur, groupies tuh gak beda jauh sama fans sebuah band. Well, it was a term to define it also anyway kan?
Mereka sama-sama menyukai bandnya [walau kemudian yang satu lebih suka musiknya, yang laen lebih tergila-gila pada vokalisnya];
Sama-sama mendengarkan musik/lagu dari Band yang sama;
Sama-sama menjejali kepala mereka dengan info band yang sama [bedanya yang satu lebih ke musical influence, yang satu lebih peduli kehidupan pribadinya]

Mungkin, perbedaan yang paling mendasar ya, terletak pada derajat-kegilaannya itu.

Intinya, para groupies tampaknya telah melewati ambang batas normal, bahkan mungkin sampai ke derajat psycho yang kadang gak hanya membahayakan nyawa si groupie tapi juga Band itu sendiri

A psychopath-obsess[er], so to speak.
Sepertinya, memang jadi sebuah kebanggaan atau sebuah pencapaian bila bisa mengencani [dalam arti meniduri atau ditiduri] anggota Band [eh, kadang sama roadies-nya juga mau... itu kalo udah desperate banget kali ya?? Dari pada enggak sama sekali kan? Upah tereak-tereak seminggu deh, hehe]

Kinda annoying?? Ehem...*manggut-manggut*... A LOT.
Gw yang bukan anggota band dan gak punya groupies aja risih liatnya, apalagi mereka yang 24 jam sehari selama 365 hari setaon diintilin orang-orang tak dikenal yang gak peduli apapun selain get laid oleh mereka ya??

Hiii...

Nah, sejak itulah istilah groupies jadi miring dan bisa dibilang sih, gak beda jauh sama wh*r&. Yaya... WHORE.
Gak ada deh orang yang mau ngaku jadi groupies, apapun definisi yang menjelaskan istilah itu.
Gw sendiri sih masih menggunakan istilah groupies, karena bagi gw, groupies dan fans itu maknanya beda.

Fans itu gak ngebela-belain nonton konser Incubus ke Israel, gitu loh.
Sementara groupies, walaupun tidak berharap ditiduri Brandon Boyd akan rela beli tiket konsernya sampe ke tengah padang pasir, gitu.

Makanya, gw lalu membedakan groupies menjadi dua. The sl*t-groupies dan the good-groupies. Begitu.

Anyway, jujur, menurut gw, semua band membutuhkan keberadaan groupies [dalam kedua istilah yang gw ciptakan itu sih].
Tanpa mereka, sebuah band tidak berarti apapun. Gak akan berarti pe-release-an album atau pagelaran konser sana sini tanpa kehadiran groupies yang setia mendatangi venue konser di belahan bumi manapun.
Dan ini means a lot buat penguatan eksistensi sebuah band di industri musik [pun penguatan sumber penghasilan mereka, heheh], bukan?

Akan tetapi, groupies seperti apa sih yang dibutuhin band?
Apakah sl*t-groupies yang hanya peduli si vokalis punya waktu senggang buat nidurin dia kapan, ato good-groupies yang gak sungkan-sungkan mengkritik musik mereka yang mulai terdengar ‘pasaran’?

Semuanya memberikan kontribusinya sendiri-sendiri sih memang.

Keberadaan groupies yang pertama, bisa jadi sedikit selingan buat melepas rutinitas para anggota band yang udah lama gak ‘maen’, hihihi.
Lumayanlah, bisa melepas rasa pusing menahan hasrat tanpa harus mengeluarkan sepeser uang pun bukan? Mereka rela kok berapa lama pun, dengan gaya sekinky apapun, gratis pula! Hahaha!! [seen a couple of blue-movies about sl*t-groupies and kinda having an aftermath-sick, hehehe. Yikes!!]

Sementara good-groupies bisa jadi cerminan kesuksesan album maupun Band itu sendiri di dunia musik, karena jujur aja, kritik paling berharga adalah kritik yang datang dari orang yang jelas-jelas mencintaimu bukan? Sepedas atau sesakit apapun kritikan itu. Karena toh pada akhirnya, hanya orang-orang yang berani berbicara jujurlah yang benar-benar teman baik.
Well, what do you know? Reality BITES!
Dan sepedas apapun kritikan itu, mereka akan tetap menjadi groupies [the good ones, I mean] band itu.
Sampai kapan pun.

Well, groupies, bukan groupies, ato sekedar penikmat musik, apapun itu jenisnya memang menjadi bagian hidup dari sebuah Band. Termasuk juga ukuran kesuksesannya.

Mungkin, buat anak Band sih, keberadaan groupies dalam derajat manapun semua ada untungnya dan biasanya sih mereka gak ambil pusing. Malah mungkin dengan senang hati memanfaatkan sumber daya yang tersedia. Iyalah, gw juga kalo jadi anak band, kagak bakal menyia-nyiakan begitu aja kali. Mubazir kan? Segala sesuatu yang tersedia itu memang harus dimanfaatkan, hehehe.

Sekarang, yang musti dipertanyakan adalah pada para groupies yang cenderung sl*ts itu, apakah memang tujuan hidupnya hanya itu, ataukah hanya bagian lain dari euforia sesaat.

Kenapa itu yang dijadikan pertanyaan, karena kalau jawabannya adalah mereka menjadi sl*t-groupies sebagai tujuan hidup, well... mungkin ada baiknya mereka mulai membentuk Asosiasi Groupies Professional. Seenggaknya bisa dapet penghasilan juga kan? Pake manager dan lebih terorganisir bukan?

Nah, kalo jawabannya hanya untuk euforia sesaat, well... sepertinya harus siap-siap untuk tidak menangis atau menuntut si anggota Band bila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan [baca: hamil tanpa dinikahi]. Bukan begitu? Karena sungguh akan terlihat sangat TOLOL.
You wanted it, you get it. Don’t complain!!!
Hahaha!!

Haaahh....
Kocak juga...

[Sedikit catatan tambahan: groupies gak berarti harus perempuan, walau pada kenyataannya istilah itu lebih dilabelkan pada perempuan. Well, gak nyalahin juga sih. Istilahnya emang lebih cocok dibawa oleh perempuan, it’s a gender-word anyway. Dan memang, setelah pencorengan nama baik istilah, istilah groupies memang lebih sering dan cocok dipakaikan pada perempuan. Yah, sesuai juga sih, karena toh yang mencorengnya kan female-groupies juga toh?]

Pesan untuk para slut-groupies...
GET A LIFE, KIDS!! [unless this is actually what they called ‘life’? hmm...]
'nyway... klo nyari literature groupies, silakan cari di wikipedia aja. tersedia lengkap kok. or... just google it, hehehe....
___________________________________________
[
on ears] masih tertarik dengan “Arctic Monkeys”.
Interesting songs, sounds, music and... interesting people as well.
Musik yang gokil, berani, cukup cerdas nan sarkas [klo sinis msh tll halus], nakal dengan aksen Yorkshire kentel yang bikin pusing daan.... so pasti yang harus digarisbawahi mu-da, hehehe.
Good thing to go when you’re high [thou I don’t drink, ^_^]

Monday, June 25, 2007

On-ears today: Arctic Monkeys

Just had a shocking news this morning ‘bout my boss’s resignation [yup!! By the end of this June, he’dve resigned at his own risk]. The truth is, I was already told about this possibility [and I was sworn not to tell this to anybody. Not a word.], but still it was shocking. I mean, despite of every little hatred thing happened times ago, still he’s the boss and kinda respect him for that. But well, hopefully everything will be much better afterward, rite?
Kinda nervous of what the next authority is like...

Anyway, to cure the shocking thing, I’m listening to the band called Arctic Monkeys. The whole albums [‘Whatever People Say I Am, That’s What I Am Not’ and ‘Favorite Worst Nightmare’] and couple of live-acts and I must say that I’m impressed!

Like their songs. Thou many out there cynically criticized them as a copy-paster-band sorta thing or the overrated band or over-hyped band.
Just for a record, it’s a recycle-world anyway, correct? There’s no such thing as original nowadays.

So I must say that, Arctic Monkeys are one of great bands ever happen in this planet at this decade, at their kind of sounds and at their ages. You might want to compare them to the like, but what do you expect? They grew up listening to the sound-like. They’re from England for God sake! Things would’ve been the same, if they grew up in States and then they sound like MCR/TBS/The Used, rite? Deal with it, folks!

Just enjoy the music…








BRIANSTORM

Brian…
Top marks for not trying
So I'd like you to bless us with your effortlessness
We'd wait for and so trained and comforted


And I wonder
Are you putting us under
'Cos we can't take our eyes off his t-shirt
And ties combination

Well see ya later Innovator!

Some want to kiss some want to kick you
There's not a net you couldn't slip through
Or at least that's the impression I get
'Cos you're smooth and you're wet
And she's not aware yet, but she's yours


She'll be sayin' "Use me"
Show me the Jacuzzi
I imagine that it's there on a plate
you're our rendezvous rate
Means you'll never be frightened
To make em wait for a while
I doubt it's your style
Not to get what you set
Out to acquire
The eyes are on fire
You are the un-forecasted storm
Woop!!

Calm, Collected and Commanding
(Top marks for not trying)
You hit the other story standing
With your ambitions and jokes
I bet there's hundreds of blokes
That have wept 'cos you've stolen their...


Thunder
Are you putting us under
'Cos we can't take our eyes of his t-shirt
and ties combination
Well see ya later
Innovator

____________________________________

no’te:
thou a bit irritating I must say that their ascent is an interesting point. It would’ve been different if Chris Martin sing it, I bet... ehe..

Interesting album by the way... worth to collect I guess

Friday, June 22, 2007

The Legend Of A Simple Three-Stripes





Benda apakah itu?
Yah... gak lain dan gak bukan adalah ‘teman seperjuangan’ gw yang begitu setia.




Sebuah benda yang biarpun udah ada penggantinya ‘si biru genit’ ini , tetap tak pernah tergantikan kebersamaannya dengan gw.

Pertama kali mendapatkan ‘teman seperjuangan’ itu adalah saat gw berada di awal tahun kuliah. Gara-garanya, nyokap gw udah gemeeeesss banget liat gw yang ngampus pake sepatu buluk jaman SMA [sekarang sih udah diungsikan entah kemana]. Itu sepatu jaman SMA gw, saking buluknya, sampe takut mau dicuci, takut mreteli [bahasa jawa yang kira2 artinya pada copot].

Dengan pemaksaan besar-besaran, nyokap pun mencemplungkan gw ke sebuah toko SPORT. Memberikan keleluasaan sebebas-bebasnya bagi gw untuk memilih sepatu dan rela menanti gw menghabiskan sekian jam keliling mall. Maklum, kalo soal milih sepatu/sandal, gw bisa ngabisin waktu seharian penuh pindah-pindah toko dan mungkin pada akhirnya malah gak beli apapun.
Tapi, saat itu, nyokap gw mengancam, “kalo gak beli sepatu, kita gak akan pulang!”

Untungnya kok ya’o ndilalah [hahaha!!! Istilah Jawa lage nie], ada seonggok sepatu hitam-abu menarik perhatian gw. Bentuknya simple banget [terlalu simple malah!]. Pada saat itu, gw memang tidak mencari sepatu yang ‘eye-catchy’. Gw percaya pada filosofi “beauty lies in simplicity for eternal life”, hahahaha!!! [dipas-pasin terusss!!]
Yang gw suka dari sepatu itu adalah, loe gak akan tau kalo dia adalah ‘three-stripes’ karena logonya yang begitu kecil dan tersembunyi. Simple. Gak showing-off.
Sepatu itu pun masuk dalam daftar ‘top three hot picks’ imajiner yang gw bikin. Sementara nyokap gw duduk di suatu sudut dan asyik ngobrol sama SPB toko itu sambil megangin pilihan gw barusan, gw kembali mengelilingi toko itu, mencari-cari tandingannya.

Tapi yah, memang sudah jadi tambatan hati, dan gw termasuk orang yang sangat teramat setia pada pilihan, jadilah ‘dia’ berpindah tangan.

Hari itu, gw pulang dengan sepasang teman perjuangan yang baru dalam pelukan, dan seulas senyum lebar [cengiran sih tepatnya] penuh kegembiraan yang membawa kelegaan tak terlukiskan di hati nyokap gw [bow, akhirnya spokat tak bermoral itu bisa gw buang sejauh-jauhnya!!! Gitu kali pikiran nyokap gw]

Sejak itu, ‘dia’ menjadi bagian hidup gw yang tak terpisahkan.
Hampir gak satu pun dalam kehidupan perkuliahan gw, gw lewatkan tanpa dirinya. Rasanya enak aja, begitu bebas melangkah dan gak perlu ribet ngurusin ‘hak sepatu’ yang kejeblos got ato kehilangan keseimbangan di kereta [note: gak cape juga kli klo hrs ngejar2 kereta].

Saking seringnya gw pake, dalam segala jenis cuaca dan keadaan jalan, dirinya pun mulai mengalami ‘wear-out’; sedikit luka disana sini menimpanya. Dan, nyokap gw kembali risih melihat anaknya yang tak pernah mengganti sepatu sampe sekian tahun itu.

Alhasil, gw kembali diseret ke sebuah toko sepatu keluaran eropa. Sebuah sepatu menarik perhatian gw, ‘si biru genit’ itu.
Tapi, layaknya penampilan yang jor-joran dan terlalu over-exposed, pamornya pun dalam sekejap menurun drastis. Itu pula yang menimpa ‘si biru genit’.

Hanya bertahan sekian bulan nempel di kaki, selanjutnya, kembali ‘soulmate’ ke pelukan. Dan nyokap gw, hanya bisa mengumpat kesal, karena gw selalu punya sekian ribu cara dan alasan untuk mempertahankan eksistensi si dia dan menyelamatkannya dari Tempat Pembuangan Akhir.

Bahkan, hingga kini dirinya pun tetap setia menemani hari-hari sporty gw.
Terakhir petualangan yang kami tempuh adalah perjalanan backpacking pertama gw dengan temen-temen kantor. Lalu kemarin, kami sama-sama menjadi norak di sebuah fitness club.

Lalu, apakah dirinya akan kembali menemani perjalanan yang lain?
Mungkin semilir angin sejuk di musim panas juga akan membelainya?
Tidak menutup kemungkinan kaaannn???


love you my lovely-bestest 'three-stripes', muaahh!!

Oyeah... dan nyokap gw pun udah habis kesabarannya, hihihi.
Pesan mengantar kepergian gw [sambil nenteng paperbag berisi sepasang belahan jiwa gw] ke kantor di pagi buta suatu hari lalu saat masih jamannya nge-pitnes adalah, “Ken, bener ya, nanti beli sepatu baru” dengan wajah beliau yang begitu terlihat memelas ditengah ke-desperate-annya. HAA!!

Dan ternyata.... sorenya, temen kantor gw pun ikutan PROTES, hahahaha!!!!
_________________________________
[on ears] Summer Romance (anti gravity).by.Incubus
(hmm, could that be a possibility too?? The summer romance I mean. Huhuhu....)

Friday, June 08, 2007

Free Hugs Campaign

Beberapa waktu lalu, pas lagi nonton acara musik di tivi, mendadak gw berasa digetok pake palu yang guedeee buanget, saat sebuah vidio klip muncul.

Lagunya sendiri gak begitu familiar sama gw saat itu, karena lagi-lagi vidioklip itu tidak disertai judul dan siapa penyanyinya. Akan tetapi, satu hal yang membuat gw tercekat, sesak napas dan tidak dapat melupakan vidio itu [bahkan orang yang di dalam vidio itu] adalah cerita dari vidio itu.

Vidio itu begitu sederhana, gak ada tanda-tanda kehadiran si anak band [walau tadinya, gw pikir orang di dalam vidio itulah yang nyanyi], yang ada hanya seorang laki-laki 30an, gondrong kriting, berjenggot, berkacamata, kluyuruan di pedestrian bawa-bawa satu karton gede tulisan FREE HUGS.

Apa yang terjadi selanjutnya?

Rekaman reaksi orang-orang di jalanan yang liat dirinya membawa karton itu. Ada yang nyureng ngeliatin trus melengos pergi, ada yang bengong, ada yang saking ekspresifnya bales meluk sampe jatoh-jatohan.

Tapi satu hal yang bikin gw tercekat adalah saat mereka berpelukan satu sama lainnya.
They’re completely strangers to one another, but share the exact same basic needs: a HUG.

Betulkan gw kalo salah, tapi saat kita merasa down, saat kita terpentok satu masalah berat yang bikin kita pusing 13 keliling dan berasa pengen bunuh diri, saat tidak ada jawaban yang dapat diberikan oleh siapapun, hanya satu yang kita butuhkan untuk meringankan beban yang ditanggung: sebuah pelukan yang begitu sederhana.

Kadang, kita tidak mencari seseorang untuk menjawab atau menyelesaikan masalah kita, karena pada kenyataannya, kita sudah tahu jalan keluarnya. Yang kita cari adalah seseorang untuk memeluk kita. Untuk mengatakan kalau “semua akan menjadi baik kembali dan kau tidak sendiri”.

Jujur, vidio klip itu membuat gw menangis.
Ya, menangis. Menitikkan air mata.
Merasa sesak di dada menahan agar air itu tidak jatuh, tapi gagal.
Dan kakak gw yang duduk bareng nonton vidio itu hanya menatap gw, nyureng sekaligus geli dan jijik mendapati gw seperti itu.

Apa mau dikata?
Karena kadang, gw sendiri lupa untuk memberikan pelukan pada orang terdekat dengan gw saat dirinya menghadapi masalah. Kadang, gw dengan frontal dan vokal malah memarahi atau mendengus dan bilang, “I told you before”.

Padahal, saat dirinya menelpon atau mendatangi gw dengan segala masalah yang membebaninya, dirinya hanya butuh dipeluk.
Gak perlu bicara banyak. Gak perlu bilang, “it’s okay honey”.
Gak perlu membelikannya barang-barang untuk menghibur.

Cukup sebuah pelukan yang hangat dan lembut.

Dan semakin gw menonton vidio klip itu, semakin gw merasa kesal pada diri gw sendiri.
Kenapa begitu sulit untuk menyisihkan sedikit waktu untuk memeluk seseorang?

Tidak butuh biaya besar. Tidak butuh mengeluarkan tenaga banyak.
Cukup hanya dengan membuka lebar kedua tangan, membiarkan tubuh rapuh itu mendarat di dada kita dan menghangatkannya dengan menangkupkan kedua tangan kita, melindunginya.

Hanya itu bukan?
Tapi kenapa begitu sulit???


Lalu hari ini, setelah lama tidak menikmatinya, gw menyempatkan diri untuk membuka situs FREEHUGSCAMPAIGN.ORG sekaligus menikmati vidioklipnya.

......Ready to change the world with nothing but your arms wide open?

Begitu yang tertulis di situs itu.
Andai semua orang melakukannya....
Mungkin, memang benar, dunia akan berubah menjadi lebih manusiawi.
Let’s just hope and start to HUG.


Visit FREEHUGSCAMPAIGN.ORG to find out more about the freehugsmovement or just to kill your curiosity disease. It DOES worth to visit.




I don't mind where you come from, as long as you come to me

I don't like illusions I can't see them clearly.
I don't care no I wouldn't dare, to fix the twist in you.

You've shown me eventually what you'll do.

I don't mind...I don't care...
as long as you're here

Go ahead tell me you'll leave again

You'll just come back running, holding your scarred heart in hand.
It's all the same.
And I'll take you for who you are, if you take me for everything
Do it all over again. It's all the same.

[secuplik lirik dari lagu All The Same by SickPuppies]


sometimes it takes only one simple-tender-warm-HUG to cure the pain
Sudahkah anda berikan pelukan pada seseorang hari ini?

x^0^x
_________________________________

Well, sedikit sharing di saat menjelang waktu kantor habis, hehehe...
Pretty good in ending the miserable week anyway. HUGS!!!

[2 threads in a row? Well, what do you know? It’s an escapism, HAHA!]

Thursday, June 07, 2007

Penelusuran EMO-logy


Beberapa waktu lalu, pas cek imel, ada satu info iklan baris yang menarik perhatian gw di atas kotak inbox. Bunyinya begini: “What the heck *is* emo?!

Gw akui, gw bukan fans berat jenis musik ini, walau tiap hari dan detik mendengar musik jenis beginian [well, suka ato tidak, pengaruhnya emang lagi booming di musik sekarang bukan?]. It’s in every air, btw.
Sempet juga sih gw bahas panjang di blog gw ini [baca EMO: dicaci tapi bikin nagih], walau dari sudut pandang tidak expert cenderung buta musik, yang malah bikin pembaca semakin bingung dengan genre musik ini, hehehe.

Balik ke iklan baris di inbox mail gw, akhirnya, iseng-iseng, gw pun meng-click situs itu yang membawa gw ke kolom Ask Yahoo!
Artikel itu cukup bikin gw ketawa, soalnya ternyata yang nanya soal ini adalah seorang orang tua yang kebingungan anaknya tuh kok tergila-gila akan EMO dan dia pengen tau. Jenis makanan apa sih EMO tuh [kasarnya gitu kali ya].

Disitu dibahas singkat soal musik EMO. Singkat banget malah [tapi lebih jelas dari bahasan gw yang segambreng itu, haha]. Tapi di situs itu dikasih link ke situs laen yang membahas tuntas soal EMO . Pokoknya kalo nyari en mau tau segala hal soal EMO, silakan buka situs ini. Gitu.

Nah, iseng, gw klik aja link itu. Dan ternyata membawa gw ke sebuah situs yang [jujur] sangat membosankan tampilannya. Hanya berlatar hitam [polos], isinya tulisan gede-gede cerita soal EMO dari awal mula tercipta jenis musik itu, penggusungnya sampe musik EMO di masa kini. Begitu. Tapi harus gw akui, tampilan bukan segalanya. Yang penting ISI.

Hanya bertahan sekian menit di situs itu soalnya gak menarik juga [malah bikin gw makin lieur], tapi gw tertarik sama referensi link yang ditaro di situs itu. Gw klik link itu dan membawa gw ke situs myspace.
Ternyata itu bercerita tentang si penulis yang kebetulan penggila EMO dan other... extreme-games [!!!] Name it! Dia penggilanya.

Triiingg!!!
Seakan ada gong yang digebuk deket telinga gw, gw pun mendadak begitu excited [terlebih pas liat statement ‘single and straight’, huhuhu]. Maklumlah, siapa sih cewek yang gak kecantol sama ‘wildlife-man’?! hahaha!!! It’s every girl’s dream I dare bet!

Situs itu juga membawa gw ke situs laen yang notabene adalah situs pribadi si penulis itu dengan portfolionya [fotografer merangkap mechanical engineer merangkap backpack-traveler merangkap extreme-gamer merangkap EMO lover! olalala whatta combinations!!] dan gw mkn termehe-mehe.

Well, sepertinya detik-detik menjelang berakhirnya waktu-kantor, I shot many targets in one bullet [melek soal EMO, ngegebet muka keren, plus menikmati hasil jepretan orang itu]. Wonder if he ever thinks about traveling in Indonesia ato mungkin berpapasan [ato satu kamar?!?!] saat melepas lelah di musim panas nanti?

Hahaha!!!
Buat yang penasaran sama musik EMO [bukan sama Andy Radin-nya yaa], gw beri deh sources-nya


situsEMO
myspaceEMO
bisa juga sih klik disini wikipediaEMO [lumayan lengkap dan nyediain link tambahan yang lebih banyak. It’s a wicked-pedia anyway bukan??]

____________________________________________
[on ears] satu MP3 FULL “My Chemical Romance” (yg beberapa wkt lalu gw temukan di satu sudut Glodok) yang jadi suntikan pemompa adrenalin menemani sesi pelacuran. it prettyfits well anyway.
oh Dear GOD!!! It’s FINISHED!!! FINALLY!! It’s f’kn killin ME!!!
I miss my sleeping in peaceful dream. A LOT...

Wednesday, June 06, 2007

music and the story lies within


“...Music is my life...”

Itu quote hidup gw.
Walau fakta yang harus digarisbawahi tebal-tebal adalah kenyataan kalau gw buta musik. Maksudnya, gw tidak tahu menahu soal notasi musik, sejarah musik maupun soal istilah musik.
Tapi yang harus ditekankan adalah, gw penikmat musik.

Menikmati musik dengan mengandalkan telinga, hati, dan insting juga menyenangkan kok. At least, saat mendengarkan lagu, otak gak kerja ekstra untuk memetakannya secara musikalitas ataupun teoritis. Just let go and feel the music itself. Membiarkannya mengisi telinga dan mengirimkan sinyal-sinyalnya ke otak lalu melebur ke seluruh bagian tubuh.
Merasakan musik itu mengalir dalam darah dan menjadi well-blended adalah satu sensasi lain yang menggelitik dalam hidup ini.

Musik bagi gw udah jadi bagian hidup. Hampir semua lagu yang gw denger, punya ceritanya sendiri. Entah itu memang cerita hidup gw, orang lain, maupun karangan gw sendiri. Cerita yang bisa bikin gw hanyut dan menyatu dengan lagu itu sendiri.

Recent playlist:

Sidewalks [story of the year]
Sepertinya sih, satu-satunya lagu SOTY yang minus tereakan. Liriknya ngena banget, apalagi kalo dengerin yang versi akustik, hmm.
It’s about sighting your life from the sidewalk.
Then you’d realize what kind of life you’ve just passed thru.
It did to me.

Straightjacket Feeling [The All-american Rejects]
Sebenernya, hampir seluruh lagu TAaR ada di playlist gw, tp yang paling catchy dan selalu gw ulang adalah lagu yang satu ini. Seperti di lagu-lagu laennya di album ‘MOVE ALONG’, lagu ini bercerita soal relationship. Cerita tentang orang yang diputusin. Well, secara gw termasuk ‘tempat sampah emosi’ orang-orang yang diputusin dan memutuskan hubungan, sedikit banyak gw berempati dan lagu ini, draws exactly how it feels to be the DUMPED, haha.

yesterday was hell, but today I’m fine without you!!
SEMANGAAAT!!! ^_^V

Dig [Incubus]
It’s all about relationship. Bukan hanya terbatas pada intimate relationship sih. Tapi lebih ke finding someone you could rely on whenever you need them, gitu. Knowing that you’re not alone, and there’s someone outthere who’s willing to give you a clever medicine whenever nuts-virus is itching inside.
I must say, it’s... Deep.
Thanks for the ones who cure the itches in me. LUV Y’ALL!!

Anna-molly [Incubus]
Kalo Brandon (Boyd) bikin lagu ini terinspirasi pada cewek imajiner yang punya sense seperti dirinya, gw mengartikannya dalam kerangka yang berbeda.
Sebagai seorang anomali. Menentukan kapal mana yang akan dinaiki dan pulau mana yang dituju sebagai tempat membangun kehidupan.
Somehow, being Anna-Molly is the hardest part in life.
Begitu yang gw deskripsikan tentang lagu ini. It means a lot to me.

The Kill [30STM]
Ini lagu catchy banget. Sekali denger, langsung click sama liriknya. Satu hal yang gw suka adalah temanya yang bercerita soal finishing the other you. Menentukan pilihan mana ‘the real you’ yang akan dijadikan ‘pakaian’ seumur hidup. What can you say? Menentukan pilihan dan menjadi diri sendiri butuh lebih dari sekedar keberanian dan menjadi lifetime issue.

That’s why I like this song a lot.

Leave Out All The Rest [Linkin Park]
It’s like a requiem to me.
Cocok banget buat dijadiin pesan sebelum ‘pergi’.
Saat denger pertama kali album barunya LP, gw langsung click sama yang ini. Padahal, ada banyak lagu barunya LP yang slow dan juga ngarti banget. Tapi yang ini? Beda artinya buat gw.
when my time comes, forget the wrong that i’ve done, help me leave behind some reasons to believe. Don’t resend me, and when you’re feeling empty, keep me in your memories, leave out all the rest

well, it’s absolutely a requiem, ain’t it?
Like it.

That Time on The Ledge [Mew]
Hmm... salah satu lagu melancholic yang jadi OST sebuah cerita yang secara imajiner gw karang. Udah lama nyari OST yang tepat untuk scene itu, dan beberapa waktu lalu, menemukan lagu ini di sebuah situs. And I was shot, right at that moment.

Damn! It’s not an easy thing to blend mood and energy to make my fingers do the dancing. Sampe sekarang, scene itu belum tertuang secara nyata, damn me!

Breathing [Lifehouse]
Finding way back home. Itu ceritanya disini.
What can I say? Home is where your heart is. Bukankah?
Lagu ini jadi cerita bagus beberapa bulan lalu saat seorang teman lama out of nowhere datang di tengah kebimbangannya. Lalu, gw menghadiahinya sebuah buku yang bagus dan sebuah kutipan, “home is where your heart is” [entahlah, buku itu sudah selesai dibacanya atau belum]
Yang jelas, saat ini, dirinya sudah pulang. Bukankah begitu? ^_^V

Another Day [Lene Marlene]
Wiih, jangan tanya kenapa lagu popicisan begini bisa terlintas di benak gw, hahaha. Well, read the lyrics then you’d guess why I relate to this song.
Psstt... it’s kinda my lovelife-soundtrack, hehehe.

Sway [Bic Runga]
Yup Yup Yup!! Another lovelife-soundtrack. Stop swaying me to and fro, kinda having an aftermath-headache [or heartache??hehehe].
Ini lagu untuk masa lalu. Dan sekarang, biarpun sudah selesai, tetep enak untuk dinikmati. Bukankah?

Jojoushi [L’arc~en~Ciel]
Sesuai sama artinya, “puisi”, lagu ini enaaaakkk banget. Syumpe dee.
Ngedengerinnya, berasa dibacain puisi sama Hyde, hahaha.
Cerita dibalik ini? Gak ada sih, tapi enak aja didengerin, hihihi.

Everybody’s Changing [Keane]
Walau ada versi barunya, gw lebih suka yang asli. Lebih menggambarkan maksud dari lirik lagu itu.
Everybody is changing... it is called LIFE, ain’t it?

Walau beberapa waktu lalu, seorang teman berkata, “people change, but not her”
Dalam hati, gw berbisik, “She will. Someday. Have faith.”


Wah, sudah 12 biji yaa??
Banyak juga!!! Padahal, di playlist masih banyak lagunya. Playlistnya banyak lagi! Hahaha. Gak mungkinlah gw jembrengin disini semua, bukaann?? Bisa muntah-muntah yang baca, hoeekk!

Anyway, ada sisipan lagi sih, lagu yang lagi demen muter di kepala gw, sedikit guilty pleasure dari dunia EMO...

Teenagers [My Chemical Romance]
Musiknya lucu, catchy. Liriknya sih bagus, cuma mungkin bisa diartikan beda sama para teenagers yang notabene fans utama band ini.
Satu lagi yang bikin termehe-mehe adalah vokalisnya [Gerard Way] Selaen punya tampang okeh, jari-jari tangan si Gerard itu looh, panjang dan lentik dan kurus dan mulus.
DAMN!!! [I must admit I’m possessing fettish on fingers, hahaha]


Okay, that’s all folks, sedikit cerita tentang musik di telinga gw.
Menarik?
Enggak?

Nikmatin aja, that’s why you visit my page, rite??

_____________________________________________
[
on ears??] hmm... sedikit flashback mendengarkan sekompi kumpulan OASIS dan sedikit melarikan diri dari jeratan ‘dunia gelap pelacuran’ HAHAHAHA!!!

[created at] 00:47 AM - 060607