Monday, May 08, 2006

Pagar Tak Tersentuh


Satu tetesan air jatuh.
Basah.
Ia menengadah.

Tetesan jadi curahan.
Sepasang bintang yang kerap berbinar, kini bersembunyi di balik selimutnya.

Dingin. Tidak sedingin hati ini.
Pedih. Tidak seperih luka ini.
Sunyi. Tidak sehampa diri ini.

Ia berhenti bersembunyi.

Bayangan itu hilang.
Untuk berapa lama?
Entah kapan kembali.
Mungkinkah?

Dia tersenyum.
Begitu tipis.

Bangku kayu kembali terisi.
Entah sampai kapan.
Ia akan tetap di situ.
Duduk, menatap padang hijau di balik pagar.
Pagar yang tak tersentuh.

______________________________

beberapa waktu lalu, ni curahan ati sempet terpajang di blog gw yg satu lagi.
bukan hasil tarian tangan gw yg paling bagus sih, tapi waktu itu gw buat dari hati yang paling dalam, taelaaahhh!!!!
gw posting disini, karena mendadak gw kangen sama tulisan ini (ato sama yg laen?? aiiihh).
subyek yang dituju boleh beda, tapi situasinya kok sama ya??

-np-

No comments:

Post a Comment