Thursday, August 10, 2006
one smile leads to .......
suatu pagi gw yang tengah me-lobi a.k.a. ngopi sambil makan gorengan plus baca kompas di lobi kantor, mendapati satu sosok laki-laki oriental mungil (ehm… begitulah. Abis emang posturnya mungil. No offense niih!!!) dengan gelagat aneh (gimana gak aneh kalo dia muncul tergesa di lorong dengan keadaan rambut, wajah, kaki yang basah, disertai celana panjang tergulung hingga mencapai betis plus dilengkapi sandal jepit. Alamaaakkk). Menyadari keterbengongan gw, dia pun melayangkan senyum sal-ting ke arah gw dan gw mau gak mau membalasnya juga.
Kejadian yang sama terulang untuk sekitar 2-3 kali. Heran juga, kenapa hanya gw yang selalu menangkap ‘keanehan’ kelakuannya itu ya? Dan mau gak mau, reaksi yang diberikan saat mendapati kelakuan ‘aneh’nya itu, gw hanya bisa tersenyum.
Laki-laki ini memang bekerja di perusahaan sekuritas yang kebetulan jadi tetangga kantor gw di gedung ini, jadi gak heran kalo selaen kejadian ‘aneh’ yang berulang-kali terjadi, gw dan dirinya pun jadi sering berpapasan di lorong. Karena keseringan papasan, mau gak mau gw dan dirinya jadi sering saling senyum, saling say ‘hi’, saling lambai. Tapi gak ada dari gw maupun dia yang tau nama satu dan yang lainnya. Jadi hanya sekedar bersapa tanpa nama.
Lalu, di suatu sore (entah kapan tepatnya), gw dan seorang teman bermaksud untuk turun ke lobi gedung mendahului teman-teman kantor yang lain, dan SURPRISE!! Dirinya pun tengah mengantri lift menuju lantai atas (tempat divisi lain kantornya berada), sementara gw menanti lift yang turun. Kebetulan banget, saat itu, gw tengah menenteng satu buah buku pinjeman dari temen karangan Paulo Coelho-Zahir (yang malah berakhir gw memutuskan untuk membelinya, instead of ngebaca!!).
Awalnya, lagi-lagi saling sapa dan senyum. Tapi lalu, dirinya mendapati gw dan buku itu, dan tanpa disangka, dia berkomentar, “Zahir ya? Buku bagus tuh.” Gw yang masih sedikit shock mendengar perkataan dia yang tidak hanya sebatas: “hai” ato “dah mau pulang?” ato “belum pulang?”, sedikit lama mencerna komentar itu sebelum akhirnya membalas, “oh, iya. Udah baca?” Dirinya tertawa kecil dan membalas, “belum. Kemarin liat di gramed, baca resensinya, kayaknya bagus.” Dan akhirnya terlibat percakapan kecil, hingga terlintas dalam benak NAMA!! Dan dengan cueknya, gw pun mengawali bertanya namanya, “sori, kita belom tau nama ya??”
Sebuah nama yang terdengar asing di telinga gw membuat gw harus 2 kali menegaskan kebenaran namanya. Lucu juga. Kejadiannya hanya kurang dari 5 menit, tapi mengapa terasa begitu banyak yang bisa dibicarakan ya?
Hari-hari berikutnya, lagi-lagi ketemu cuma saling sapa. Dan mendadak udah hampir satu bulan ini gw tidak pernah lagi menemukan sosoknya. Tapi, pagi ini, saat diri mulai bosan dengan ketiadaan kerjaan yang bisa dilakukan (gara-gara server sialan!), gw pun berjalan-jalan mengantar teman ke money changer dan pada saat kembali ke lantai kantor, begitu pintu lift terbuka, sosoknya muncul di koridor lalu gw dan dirinya terlibat satu percakapan lagi:
“hey?!” sapa gw. “udah lama gak ngeliat. Kemana aja?!”
”masa sih?!” balas dirinya. “kayaknya situ yang gak pernah keliatan lagi deh.”
”oh, gitu ya??” gw mikir-mikir sendiri jadinya.
”eh, gimana? Bukunya udah selese?”
”ehmm… udah sih,” kilah gw, padahal saking terlena dengan lantunan kata cinta maestro itu, gw memutuskan buat beli dan tidak meneruskan baca yang pinjeman (tapi belom kebeli2 juga, hihihi). “mau pinjem? Tapi punya temen gw, ntar gw pinjemin deh.”
”tukeran deh.”
”boleh. Lo suka Paulo?”
”ehmm… gak segitunya sih. Koleksi gw kebanyakan john grisham.”
”ooh.”
”sukanya novel-novel gitu?”
”yaah, begitulah.”
dia lalu berpikir keras, membuat gw sedikit mati gaya. “bisa gw cariin sih. Udah lama gw gak ke toko buku nih.”
heee?? Maksudnya apa ya?? masa’ dia mau beli dulu?? Dan gw yang gak tau musti bereaksi gimana cuman nyengir.
”gak suka… harlequin kan??”
”alaahh?? Enggalah!” seru gw kaget setengah ketawa.
”oo, iya iya. Oke deh. Ntar dicariin dulu. Ntar kita tukeran ya.”
”Oke…”
Lalu gw dan dirinya pun berpisah.
Lucu juga. Dari satu senyuman, berlanjut ke tukeran buku. ^_^ (lumayan dapet pinjeman buku!!! CIHUY!! Modalnya pinjem buku temen gw lagi!! Hihihi)
__________________________________
Andai semudah itu berkenalan dengan Ori-Chan. Segalanya memang lebih mudah bila dilakukan sendiri tanpa ikut campur kebanyakan orang ya?? (NYINDIR NEEEGGHHH!!!!)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment