August 12th, 2007
02:30AM
preparing to RISE AND SHINE
DAMN!!!!
03:45AM
benar-benar meninggalkan hotel dan menyambar taksi di pinggir jalan.
Straight to... KL Sentral untuk dilanjutkan tidur dalam bis menuju LCCT - Airport Kuala Lumpur yang ditempuh selama 1jam-an
06:30AM
Flying to Macau...
Well...actually, sleeping while flying to Macau, hahaha.
Sumpah! Gw hanya tidur dan tidur di dalam pesawat.
10:00AM
Welcome to the paradise for the gamblers!!!
Yup! Cuaca emang lagi gak bagus. Berawan banget. Tapi saat mendapati pemandangan Macau, gak peduli deh dengan parade awan yang memayungi bumi, hehehe.
Seperti apa International Airport Macau???
Sepiiiiii nian bak kuburan. Omigosh!! It’s an international airport for heaven’s sake!!
Anyway...tugas utama: IMIGRASIIII!!!!
Yup! Dan, entah bagaimana kenapa, mendadak paspor gw dan temen gw ditahan. O..boy, O..boy!! [donald duck mode: ON]
Panik? Tentu. Pucat? Pastinyaaa!!!
Gw dan temen gw saling tatap heran dan tidak mendapatkan jawaban apapun saat kepala imigrasi itu menyuruh kami menunggu diluar sebuah ruangan dan dirinya menghilang untuk beberapa saat di dalam sana.
Sekian menit kemudian, dirinya keluar [masih dengan muka datarnya] dan menyerahkan kedua paspor itu.
“Is there something wrong?” tanya gw.
“no. Just for a record. It’s your first time coming to Macau. You’re from Indonesia.”
Hell!!!
Kenapa gak bilang-bilang!! Bikin panik aja!
Dan yaa, dua gundukan ransel hitam itu menjadi dua luggage terakhir yang muter-muter. Haa...
Ke Information center dan dibuat terkaget-kaget karena informasi yang terpajang di internet beda total dengan yang sesungguhnya, lalu dilanjutkan dengan menukar uang secukupnya.
Kendaraan apa yang dicari?
Sebuah public bis bernomer AP1 [yang sumpah jaraaaangggg buanget] menuju ke terminal Jetfoil Ferry untuk kemudian melanjutkan dengan bis bernomer 32 [padahal, menurut internet, langsung naek AP1 dan berhenti di depan Lisboa...hmm ~_~]
Satu hal yang bikin gw frustasi adalah.... no one actually speaks ENGLISH [nor even reads latin]
11:00AM
muter-muter Av. Henrique mencari sebuah hostel/guesthouse bernama Auguster’s Lodge. Nanya sana sini, gak ada yang tahu. Even nama jalannya! Dan saat mendekati orang untuk bertanya, mereka akan lari ketakutan dan bilang, “no english”. Olala...
Bertanya pada seorang sales Citibank, dirinya malah bilang [pake bahasa tarzan] kalo tulisan alamat [yang gw sodorin] dalam bahasa Portugis, dan dia tidak tahu. FOR GOD’S SAKE!!! Macau itu kan jajahan portugis dan setiap jalan itu ditulis dengan dua bahasa [cina dan portugis] masa’ dia gak tau?! Please deh, ni orang udah tinggal berapa lama sih di Macau?!
Rencana selanjutnya adalah ngisi perut. Pengennya sih, cari hawker stalls yang jualan makanan khas Macau. Tapi nyari disana sini kagak nemu ya... akhirnya berakhir juga di....McDonalds. Owh.... 2 McDonalds in a day. Whatta record!!
Baru pas balik dari McDonalds, nemu orang-orang banyak mengerumuni seonggok gerobak. Ternyata, pedagang bubur beras encer yang dimakan pake....babi. yah, lengkaplah sudah! Hawker stall yang jarang terdapat dan sekalinya muncul tentunya... tidak halal. Hmm....nasib!
-- end of The Traveler’s Journal part VI: Macau – Getting Lost In Translation and Direction in a Gambling Paradise --
the sums:
02:30AM
preparing to RISE AND SHINE
DAMN!!!!
03:45AM
benar-benar meninggalkan hotel dan menyambar taksi di pinggir jalan.
Straight to... KL Sentral untuk dilanjutkan tidur dalam bis menuju LCCT - Airport Kuala Lumpur yang ditempuh selama 1jam-an
06:30AM
Flying to Macau...
Well...actually, sleeping while flying to Macau, hahaha.
Sumpah! Gw hanya tidur dan tidur di dalam pesawat.
10:00AM
Welcome to the paradise for the gamblers!!!
Yup! Cuaca emang lagi gak bagus. Berawan banget. Tapi saat mendapati pemandangan Macau, gak peduli deh dengan parade awan yang memayungi bumi, hehehe.
Seperti apa International Airport Macau???
Sepiiiiii nian bak kuburan. Omigosh!! It’s an international airport for heaven’s sake!!
Anyway...tugas utama: IMIGRASIIII!!!!
Yup! Dan, entah bagaimana kenapa, mendadak paspor gw dan temen gw ditahan. O..boy, O..boy!! [donald duck mode: ON]
Panik? Tentu. Pucat? Pastinyaaa!!!
Gw dan temen gw saling tatap heran dan tidak mendapatkan jawaban apapun saat kepala imigrasi itu menyuruh kami menunggu diluar sebuah ruangan dan dirinya menghilang untuk beberapa saat di dalam sana.
Sekian menit kemudian, dirinya keluar [masih dengan muka datarnya] dan menyerahkan kedua paspor itu.
“Is there something wrong?” tanya gw.
“no. Just for a record. It’s your first time coming to Macau. You’re from Indonesia.”
Hell!!!
Kenapa gak bilang-bilang!! Bikin panik aja!
Dan yaa, dua gundukan ransel hitam itu menjadi dua luggage terakhir yang muter-muter. Haa...
Ke Information center dan dibuat terkaget-kaget karena informasi yang terpajang di internet beda total dengan yang sesungguhnya, lalu dilanjutkan dengan menukar uang secukupnya.
Kendaraan apa yang dicari?
Sebuah public bis bernomer AP1 [yang sumpah jaraaaangggg buanget] menuju ke terminal Jetfoil Ferry untuk kemudian melanjutkan dengan bis bernomer 32 [padahal, menurut internet, langsung naek AP1 dan berhenti di depan Lisboa...hmm ~_~]
Satu hal yang bikin gw frustasi adalah.... no one actually speaks ENGLISH [nor even reads latin]
11:00AM
muter-muter Av. Henrique mencari sebuah hostel/guesthouse bernama Auguster’s Lodge. Nanya sana sini, gak ada yang tahu. Even nama jalannya! Dan saat mendekati orang untuk bertanya, mereka akan lari ketakutan dan bilang, “no english”. Olala...
Bertanya pada seorang sales Citibank, dirinya malah bilang [pake bahasa tarzan] kalo tulisan alamat [yang gw sodorin] dalam bahasa Portugis, dan dia tidak tahu. FOR GOD’S SAKE!!! Macau itu kan jajahan portugis dan setiap jalan itu ditulis dengan dua bahasa [cina dan portugis] masa’ dia gak tau?! Please deh, ni orang udah tinggal berapa lama sih di Macau?!
Alhasil, keluar masuk jalanan kecil, sempet nanya sama bule beler [teteup loh bow, kita pake kalimat pembuka, “do you speak english?” udah jelas2 bule gitu yaa... hahaha!!!! bikin itu bule makin pusing ditengah kebelerannya dan menatap kita kesel] dan tetep hasilnya nihil.
Lalu, gw berinisiatif untuk nanya pada pramuniaga toko perhiasan di situ. Gak mungkin dia gak tau bukan? She lives there gitu loh. Dan jawabannya? Sama saja. She didn’t know and couldn’t read. DAMN!!!
Ditengah keputusasaan itulah, gw mendapatkannya: Rua Do Dr. Pedro Jose Lobo. Yang letaknya? Tepat dibelakang toko yang barusan gw tanya pramuniaganya. NAJIIIIISSSS!!!
Ohlala...
Didapatilah tulisan itu juga akhirnya: Auguster’s Lodge, yang ternyata terletak di sebuah ruko di lantai tiga yang notabene bertangga banyak tanpa dilengkapi fasilitas lift maupun eskalator. Selain itu.... aroma pengap, lembab dan berdebu langsung menyambut tatkala kaki melangkah memasuki ruko terselubung itu. AIIIIHH... dengan beban seberat itu di bahu, rasanya lengkap sudah!!
Lalu, gw berinisiatif untuk nanya pada pramuniaga toko perhiasan di situ. Gak mungkin dia gak tau bukan? She lives there gitu loh. Dan jawabannya? Sama saja. She didn’t know and couldn’t read. DAMN!!!
Ditengah keputusasaan itulah, gw mendapatkannya: Rua Do Dr. Pedro Jose Lobo. Yang letaknya? Tepat dibelakang toko yang barusan gw tanya pramuniaganya. NAJIIIIISSSS!!!
Ohlala...
Didapatilah tulisan itu juga akhirnya: Auguster’s Lodge, yang ternyata terletak di sebuah ruko di lantai tiga yang notabene bertangga banyak tanpa dilengkapi fasilitas lift maupun eskalator. Selain itu.... aroma pengap, lembab dan berdebu langsung menyambut tatkala kaki melangkah memasuki ruko terselubung itu. AIIIIHH... dengan beban seberat itu di bahu, rasanya lengkap sudah!!
owh ya.. dan beginilah tampakan kamar sewaan kami [share-4beds]
semakin lengkap dengan pemandangan di luar jendelanya..... [so...Asia?hehe]
00:17PM
setelah mengurus tetek bengek per-cek-in-an, gw dan temen gw desperatelly seeking...something for LUNCH!!
Pengennya sih hawkers yang jual jajanan situ. Terbayanglah, klo di Indonesia, di sepanjang jalan ada tukang baso, tukang ketoprak, tukang somay, tukang gado-gado, tukang mie ayam ato nasi goreng. Tinggal milih intinya!!!
Di Macau? Well... tepatnya di tengah kota memang tidak ada pedagang kaki lima saudara-saudara. At least di siang hari.
Terpaksalah menggerayangi...McDonalds. Yup!
Dan jangan tanya berapa harganya, karena rasanya dongkoooll buanget!!
00:45PM
kemana tujuan? Ke Grand Lisboa. Bukan mo judi, tapi mau cari loket penjualan tiket Ferry Jetfoil Macau-Hongkong. Dan seakan mencari Brandon Boyd [of Incubus...] di belantara hutan hujan Kalimantan [a.k.a tugas sulit] rasanya untuk menemukan loket sialan itu.
Dari Grand Lisboa, kami harus loncat ke Hotel Lisboa yang terletak tepat diseberangnya.
Dari Concierge Hotel Lisboa [yang butuh perjuangan nemuinnya], dioper ke Receptionist lalu dioper kesana dan kesini [“the locket is behind the stairs, near the race”, well it sounds simple but hell! It’s making you depressed even more 2 find it!] sampe nemulah loket itu di jajaran loket judi. NAJIIIISSSS!!!!!!!!
Dan setelah ketemu, ternyata loket itu tidak menerima kartu kredit apapun. MONYEEEEETTT!!!
Bete banget daah! Mau ke ferry terminal, selain jauh juga lagi ujan. Alhasil, gw memberi saran untuk ke warnet dan buy the ticket online [ini saran yang baik buat yang mau lanjut ke Hongkong pake ferry! Belilah tiket ferry itu online dari rumah elu sendiri. It’s a lot easier and saving your time as well]
Namun, apa daya... pencarian sebuah warnet di kota itu, melebihi mencari Brandon Boyd [of Incubus...] di belantara hutan hujan Kalimantan. Bahkan, mencoba bertanya pada seorang gadis remaja malah bikin itu anak hampir nangis desperado gak bisa ngasih kita arah yang bener. Kocak banget.
Alhasil, jalan masuk-masuk gang yang malah membawa ke Leal Senado [tujuan besok sebenernya] di tengah rintik hujan, ditemukanlah sebuah warnet yang..... dipenuh-sesaki para perempuan [dugaan gw sih, TKW2 gitu] yang ber-chatting ria dengan webcam. Alammaaak.... *klontang*
Semua warnet yang dimasuki, penuh sesak dan ya... semua window yang mereka buka adalah chatroom dengan webcam.... ckckckck...
Namun, ditengah kericuhan isi kepala dan kepenuhan warnet kesekian yang kami datangi, tiba-tiba malaikat penyelamat menjelma dalam diri seorang laki-laki bertubuh tinggi, berkulit putih, berambut hitam dan berwajah hispanik. Tanpa diminta, mendadak laki-laki itu berdiri, tersenyum dan berkata, “you can use this one.” [and somehow, it sounded so rhyming that time]
Sumpah! Saat itu gw speechless dan tanpa ba bi bu, langsung duduk di kursi itu, dan berjibaku dengan aplikasi TurboJet tanpa teringat akan laki-laki itu. Baru setelah kertas bertuliskan “verified” itu tercetak, gw dan teman gw teringat akan dirinya. Olala... siapakah malaikat berkedok laki-laki ganteng itu?!?! Lalu, kami berdua mulai membodohi diri sendiri deh... nasib!!
01:35PM
Kun Iam walking distance.
Tujuan selanjutnya adalah daerah pesisir pantai. Padahal, Leal Senado udah di depan mata, tapi kan itu rencana besok pagi. Alhasil, tetep pada schedule.
Apa rasanya jalan kaki dari Leal Senado ke Kun Iam Statue?
Cuma satu kata: PEGEEEELLL!!!!
Di peta sih emang keliatan deket. Tapi begitu dijalanin... Beuh!!! Klo gak punya cadangan kaki lebih, sama tabung paru-paru kosong, mendingan naek taksi ajalah [ini juga berarti cadangan devisa lebih yaa??]
Busyeeett.... untung aja, cuacanya berawan, malah gerimis, jadi gak kering kerontang dijemur di bawah mentari. Biarin deh basah-basahan juga.
Sempet juga berbahasa tarzan ria dengan seorang ibu-ibu pengendara motor dan seorang satpam. Sumpah deh, a MAP is a new word of LIVE di Macau, ^_^ tanpa peta, you can do nothing in the middle of nowhere, hehehe.
Senjata paling ampuh buat tanya jalan, itu cuma peta bergambar, lalu tunjuklah gambar itu [soalnya klo diomongin pake bahasa inggris, malah kagak ngarti dia! Heran kan?!] dan biarkan dia nyerocos tunjuk kanan kiri. Hmm... that’s the real getting lost in translation, lemme tell you.
The landmark tour kali itu [yang memakan waktu tempuh jalan kaki kurang dari sejam dari Senado-Macau Art Museum-Kun Iam Statue] membuahkan hasil yang menenangkan jiwa [bukan kaki ya...]
Rasanya, puas aja begitu menginjakkan kaki di pelataran patung Kun Iam yang... kok keliatan lebih kecil dari bayangan gw ya???
setelah mengurus tetek bengek per-cek-in-an, gw dan temen gw desperatelly seeking...something for LUNCH!!
Pengennya sih hawkers yang jual jajanan situ. Terbayanglah, klo di Indonesia, di sepanjang jalan ada tukang baso, tukang ketoprak, tukang somay, tukang gado-gado, tukang mie ayam ato nasi goreng. Tinggal milih intinya!!!
Di Macau? Well... tepatnya di tengah kota memang tidak ada pedagang kaki lima saudara-saudara. At least di siang hari.
Terpaksalah menggerayangi...McDonalds. Yup!
Dan jangan tanya berapa harganya, karena rasanya dongkoooll buanget!!
00:45PM
kemana tujuan? Ke Grand Lisboa. Bukan mo judi, tapi mau cari loket penjualan tiket Ferry Jetfoil Macau-Hongkong. Dan seakan mencari Brandon Boyd [of Incubus...] di belantara hutan hujan Kalimantan [a.k.a tugas sulit] rasanya untuk menemukan loket sialan itu.
Dari Grand Lisboa, kami harus loncat ke Hotel Lisboa yang terletak tepat diseberangnya.
Dari Concierge Hotel Lisboa [yang butuh perjuangan nemuinnya], dioper ke Receptionist lalu dioper kesana dan kesini [“the locket is behind the stairs, near the race”, well it sounds simple but hell! It’s making you depressed even more 2 find it!] sampe nemulah loket itu di jajaran loket judi. NAJIIIISSSS!!!!!!!!
Dan setelah ketemu, ternyata loket itu tidak menerima kartu kredit apapun. MONYEEEEETTT!!!
Bete banget daah! Mau ke ferry terminal, selain jauh juga lagi ujan. Alhasil, gw memberi saran untuk ke warnet dan buy the ticket online [ini saran yang baik buat yang mau lanjut ke Hongkong pake ferry! Belilah tiket ferry itu online dari rumah elu sendiri. It’s a lot easier and saving your time as well]
Namun, apa daya... pencarian sebuah warnet di kota itu, melebihi mencari Brandon Boyd [of Incubus...] di belantara hutan hujan Kalimantan. Bahkan, mencoba bertanya pada seorang gadis remaja malah bikin itu anak hampir nangis desperado gak bisa ngasih kita arah yang bener. Kocak banget.
Alhasil, jalan masuk-masuk gang yang malah membawa ke Leal Senado [tujuan besok sebenernya] di tengah rintik hujan, ditemukanlah sebuah warnet yang..... dipenuh-sesaki para perempuan [dugaan gw sih, TKW2 gitu] yang ber-chatting ria dengan webcam. Alammaaak.... *klontang*
Semua warnet yang dimasuki, penuh sesak dan ya... semua window yang mereka buka adalah chatroom dengan webcam.... ckckckck...
Namun, ditengah kericuhan isi kepala dan kepenuhan warnet kesekian yang kami datangi, tiba-tiba malaikat penyelamat menjelma dalam diri seorang laki-laki bertubuh tinggi, berkulit putih, berambut hitam dan berwajah hispanik. Tanpa diminta, mendadak laki-laki itu berdiri, tersenyum dan berkata, “you can use this one.” [and somehow, it sounded so rhyming that time]
Sumpah! Saat itu gw speechless dan tanpa ba bi bu, langsung duduk di kursi itu, dan berjibaku dengan aplikasi TurboJet tanpa teringat akan laki-laki itu. Baru setelah kertas bertuliskan “verified” itu tercetak, gw dan teman gw teringat akan dirinya. Olala... siapakah malaikat berkedok laki-laki ganteng itu?!?! Lalu, kami berdua mulai membodohi diri sendiri deh... nasib!!
01:35PM
Kun Iam walking distance.
Tujuan selanjutnya adalah daerah pesisir pantai. Padahal, Leal Senado udah di depan mata, tapi kan itu rencana besok pagi. Alhasil, tetep pada schedule.
Apa rasanya jalan kaki dari Leal Senado ke Kun Iam Statue?
Cuma satu kata: PEGEEEELLL!!!!
Di peta sih emang keliatan deket. Tapi begitu dijalanin... Beuh!!! Klo gak punya cadangan kaki lebih, sama tabung paru-paru kosong, mendingan naek taksi ajalah [ini juga berarti cadangan devisa lebih yaa??]
Busyeeett.... untung aja, cuacanya berawan, malah gerimis, jadi gak kering kerontang dijemur di bawah mentari. Biarin deh basah-basahan juga.
Sempet juga berbahasa tarzan ria dengan seorang ibu-ibu pengendara motor dan seorang satpam. Sumpah deh, a MAP is a new word of LIVE di Macau, ^_^ tanpa peta, you can do nothing in the middle of nowhere, hehehe.
Senjata paling ampuh buat tanya jalan, itu cuma peta bergambar, lalu tunjuklah gambar itu [soalnya klo diomongin pake bahasa inggris, malah kagak ngarti dia! Heran kan?!] dan biarkan dia nyerocos tunjuk kanan kiri. Hmm... that’s the real getting lost in translation, lemme tell you.
The landmark tour kali itu [yang memakan waktu tempuh jalan kaki kurang dari sejam dari Senado-Macau Art Museum-Kun Iam Statue] membuahkan hasil yang menenangkan jiwa [bukan kaki ya...]
Rasanya, puas aja begitu menginjakkan kaki di pelataran patung Kun Iam yang... kok keliatan lebih kecil dari bayangan gw ya???
Aniway, setelah poto sana sini, beli kartu pos yang murah buanget [10MOP for 10pieces!!! Berarti, satu bijinya cuman sekitar serebu perak. Murah kan?] dan sebuah bookmark seharga 2MOP [nyesel juga gak beli banyak buat dibagi-bagiin] dilanjutkan dengan ngaso di bangku pelataran museum/patung situ. Untungnya, si Raja Siang udah gak sembunyi lagi. Jadi, cukup menghangatkan tubuh [sekaligus mengeringkan pakaian yang basah sih, hehehe].
03:37PM
tujuan selanjutnya?
Not other than Macau Tower. Yup!
Berdasarkan petunjuk di peta, sebuah bis bernomer 23 yang akan membawa langsung ke Macau Tower berhenti di halte di seberang taman depan Kun Iam [note: di Macau, lo bakal nemu banyak taman. Gak kayak jakarta. Enak deh]. Kesanalah kami menuju.
Tunggu ditunggu, bis itu tak kunjung tiba. Dan sumpah! Jalanannya sepiiiii buanget! Alhasil, menikmati pemandangan seliweran mobil di depan halte deh. Heran juga, pemasukkan dalam negeri Macau itu dari mana ya? Karena begitu berjejer-jejer kendaraan pribadi yang kalo di Indonesia termasuk “build-up-gak-kurang-dari-semilyar”, tapi disana, kendaraan itu berlalu lalang macam Daihatsu Xenia di Indonesia. Mungkin, satu-satunya kendaraan murah yang terlihat seliweran adalah sejenis Terios/Avanza. Bahkan Alphard dimodifikasi jek!
03:37PM
tujuan selanjutnya?
Not other than Macau Tower. Yup!
Berdasarkan petunjuk di peta, sebuah bis bernomer 23 yang akan membawa langsung ke Macau Tower berhenti di halte di seberang taman depan Kun Iam [note: di Macau, lo bakal nemu banyak taman. Gak kayak jakarta. Enak deh]. Kesanalah kami menuju.
Tunggu ditunggu, bis itu tak kunjung tiba. Dan sumpah! Jalanannya sepiiiii buanget! Alhasil, menikmati pemandangan seliweran mobil di depan halte deh. Heran juga, pemasukkan dalam negeri Macau itu dari mana ya? Karena begitu berjejer-jejer kendaraan pribadi yang kalo di Indonesia termasuk “build-up-gak-kurang-dari-semilyar”, tapi disana, kendaraan itu berlalu lalang macam Daihatsu Xenia di Indonesia. Mungkin, satu-satunya kendaraan murah yang terlihat seliweran adalah sejenis Terios/Avanza. Bahkan Alphard dimodifikasi jek!
Dan yup, sejam berlalu... and that f@(%in bus still not arrived. DAMN!
04:40PM
memutuskan untuk naek bis apapun ke daerah Lisboa. Namun, berhubung terlalu asyik liat kiri-kanan, kita pun kesasar [lagi] dan turunlah di seberang Guia Fort [yang gak masuk tujuan wisata karena gak terlihat menarik]. Nyari recehan buat naek bis lagi, nemu deh bis yang dicari: 9A. Waah, tanpa tanya kiri kanan, langsung loncat masuk dan duduk manis menikmati perjalanan.
Namun eh mengapa kok bisa??? Macau Tower terlihat semakin lama semakin mengecil dan hilang ditelan deretan bangunan. Dan oh mengapa kok semakin lama semakin naik ke dataran tinggi? Bahkan melewati Red Market yang setau gw, di peta itu jaraknya sekian puluh kilo dari Macau Tower.
Menoleh ke temen gw, dirinya pun sepikiran dengan gw: “we’re totally lost, dude!”
Tapi, berlagak sok tau arah, gw dan temen gw pun alhasil malah menikmati jalan-jalan keliling kota. Bener-bener deh, kota Macau [atau negara Macau?] itu bener-bener bebas macet, dengan alur kehidupan yang ‘laid-back’. Cocok buat yang udah bosen sama hiruk pikuk kota besar. Jangan tanya berapa jumlah penduduknya, karena menurut gw, pastinya lebih sedikit dibanding turisnya.
Ternyata, bis itu adalah 9A yang tidak lewat Macau Tower. How should i know, since they didn’t put the info on the map?!
Berhentilah bis itu di terminal Barra dan menurut Pak Supir [dengan bahasa tarzan tentunya] harus naek 9A lagi, tapi yang covernya lebih bagus lagi dari yang pertama kita naiki.
Dari situ, baru sadar kalo ternyata, sistem transportasi di Macau menganut azas “suka-suka gw laah!” hehehe, gak sesuai sama yang tertera di peta [yang tadi pagi gw comot di halte Terminal TurboJet].
05:52PM
NYAMPEEEEEEE!!!!!
Akhirnyaaaaa!!!!
Di Macau Tower [yang jadi gedung tertinggi di Macau] itu ada bioskop, restaurant [yang so pasti mahal], Warner Bros daan... AJ Hacket! Yup!! The Bungee itself.
Liat-liat di lobi gedung itu, bikin gw jiper juga. Bungee?? Ow..ow...
Tapi saat melihat nominal harga yang tertera disitu, kedua mata ini membelalak lebar. Aih!!! Mahal Beeng!!
Ya sudah, akhirnya menggesek kartu untuk naek ke ujung tower buat city-farsightseeing ajalah! Kalo mau ikutan AJ-Hacket Bungee di situ, ntar loncatnya gak tenang mikirin gelundungan angka nol yang ikut jatoh bareng, haha!
And SHOT!!!
Great views! Loved it and love it still.
04:40PM
memutuskan untuk naek bis apapun ke daerah Lisboa. Namun, berhubung terlalu asyik liat kiri-kanan, kita pun kesasar [lagi] dan turunlah di seberang Guia Fort [yang gak masuk tujuan wisata karena gak terlihat menarik]. Nyari recehan buat naek bis lagi, nemu deh bis yang dicari: 9A. Waah, tanpa tanya kiri kanan, langsung loncat masuk dan duduk manis menikmati perjalanan.
Namun eh mengapa kok bisa??? Macau Tower terlihat semakin lama semakin mengecil dan hilang ditelan deretan bangunan. Dan oh mengapa kok semakin lama semakin naik ke dataran tinggi? Bahkan melewati Red Market yang setau gw, di peta itu jaraknya sekian puluh kilo dari Macau Tower.
Menoleh ke temen gw, dirinya pun sepikiran dengan gw: “we’re totally lost, dude!”
Tapi, berlagak sok tau arah, gw dan temen gw pun alhasil malah menikmati jalan-jalan keliling kota. Bener-bener deh, kota Macau [atau negara Macau?] itu bener-bener bebas macet, dengan alur kehidupan yang ‘laid-back’. Cocok buat yang udah bosen sama hiruk pikuk kota besar. Jangan tanya berapa jumlah penduduknya, karena menurut gw, pastinya lebih sedikit dibanding turisnya.
Ternyata, bis itu adalah 9A yang tidak lewat Macau Tower. How should i know, since they didn’t put the info on the map?!
Berhentilah bis itu di terminal Barra dan menurut Pak Supir [dengan bahasa tarzan tentunya] harus naek 9A lagi, tapi yang covernya lebih bagus lagi dari yang pertama kita naiki.
Dari situ, baru sadar kalo ternyata, sistem transportasi di Macau menganut azas “suka-suka gw laah!” hehehe, gak sesuai sama yang tertera di peta [yang tadi pagi gw comot di halte Terminal TurboJet].
05:52PM
NYAMPEEEEEEE!!!!!
Akhirnyaaaaa!!!!
Di Macau Tower [yang jadi gedung tertinggi di Macau] itu ada bioskop, restaurant [yang so pasti mahal], Warner Bros daan... AJ Hacket! Yup!! The Bungee itself.
Liat-liat di lobi gedung itu, bikin gw jiper juga. Bungee?? Ow..ow...
Tapi saat melihat nominal harga yang tertera disitu, kedua mata ini membelalak lebar. Aih!!! Mahal Beeng!!
Ya sudah, akhirnya menggesek kartu untuk naek ke ujung tower buat city-farsightseeing ajalah! Kalo mau ikutan AJ-Hacket Bungee di situ, ntar loncatnya gak tenang mikirin gelundungan angka nol yang ikut jatoh bareng, haha!
And SHOT!!!
Great views! Loved it and love it still.
09:00PM
bertepatan dengan persiapan tower itu tutup, gw dan temen gw memutuskan untuk pulang. Alalala... jalanan udah sepppiiii buanget. Gw rasa sih, bis 9A yang dinaiki itu adalah bis terakhir yang melewati Macau Tower, hahaha.
berhenti di halte Lisboa, memanfaatkan waktu deh buat foto sana sini, mengabadikan permainan lampu di kasino-kasino. heran, lampu sekian banyak dibayar pake apa yak? emang klo mo kaya, harus dengan cara haram sepertinya, ha! DAMN!!!
bertepatan dengan persiapan tower itu tutup, gw dan temen gw memutuskan untuk pulang. Alalala... jalanan udah sepppiiii buanget. Gw rasa sih, bis 9A yang dinaiki itu adalah bis terakhir yang melewati Macau Tower, hahaha.
berhenti di halte Lisboa, memanfaatkan waktu deh buat foto sana sini, mengabadikan permainan lampu di kasino-kasino. heran, lampu sekian banyak dibayar pake apa yak? emang klo mo kaya, harus dengan cara haram sepertinya, ha! DAMN!!!
Rencana selanjutnya adalah ngisi perut. Pengennya sih, cari hawker stalls yang jualan makanan khas Macau. Tapi nyari disana sini kagak nemu ya... akhirnya berakhir juga di....McDonalds. Owh.... 2 McDonalds in a day. Whatta record!!
Baru pas balik dari McDonalds, nemu orang-orang banyak mengerumuni seonggok gerobak. Ternyata, pedagang bubur beras encer yang dimakan pake....babi. yah, lengkaplah sudah! Hawker stall yang jarang terdapat dan sekalinya muncul tentunya... tidak halal. Hmm....nasib!
11:23PM
And that night was ended quite nicely, karna biarpun di kamar aneh itu, gw bisa tertidur dengan begitu nyenyak.
And that night was ended quite nicely, karna biarpun di kamar aneh itu, gw bisa tertidur dengan begitu nyenyak.
G’nite fellas!!
-- end of The Traveler’s Journal part VI: Macau – Getting Lost In Translation and Direction in a Gambling Paradise --
______________________________
the sums:
emang bener, just because it's a gambling paradise, doesn't mean it's tourist friendly, dan tentu... musti bawa cadangan nyawa: PETA. it's your second live. owwh... you don't have to master english fluently to travel Macau. just make sure you know Tarzan so well, so you can communicate on his way. ^_^
[on ears] the kooks - naive ... another brit-sound (and just found out that the song that kept running in my head few months ago is this one from the kooks. aiih...kemane aje gw staunan ini yak?!)
jadinya ke macau tower naik bus nomer brapa?
ReplyDeletebyr nya hkd 70 ya??
bole minta emailnya g?
saya rcn mau kesana jul08 nanti..masih lama sih..:)
kl route saya jb macau pp gimana ya?
ok g?
apa ada route yg lbh baik??
trs g pake visa kan masuk macau?
kmrn kemana aja selain macau?
tau gak route yg bagus kl dari macau ke shenzen trs beijing, hkg?
enak yg mana dulu ya? soalnya pulangnya hrs lewat macau lagi..
thx yah...
halo marelo, gw japri langsung aja yaa?
ReplyDeletegw liat d profile blogger elu alamat email loe yang d gmail. gak masalah klo gw japri langsung kesana ya?
ntar gw kasih info lengkapnya deh. skaligus hostel/lodge-nya. cuma klo senzhen-beijing, gw blm tau rute enaknya gimana. blm ke sana soalnya.
juli08 pas libur panjang isra mi'raj ya?
rutenya pa aja nih?
cheers!