Wednesday, September 19, 2007

The Traveler’s Journal Part VIII: Hongkong – The City of Lights, Rain [plus typhoon] and.... CROWDS

August 13th, 2007

04:30PM
“Welcome to Hongkong Shuntak Center Building”

Aiai!!! Hongkong Puy!!!!!

Akhirnya, menjejakkan kaki juga di kampung halaman, hahahaha!!!! Welcome home... [kesannya beneran gitu ya? Soalnya bosen juga sih dikira orang Cina dengan tampang begini]
Dan kami pun.... tersesat sejenak di mall itu. Hahaha!!
Nyari jalan keluar aja reppoooot banget. Untung nemu juga setelah kluyuran dan temen gw sempet ‘bongkar muatan’ pula [hhm... manjur banget khasiat nasi goreng jahanam itu, hehe]
Nyari-nyari station MTR Central, malah dapetnya Admiral. Well, selama itu station MTR sih gak masalah. Tapi berhubung males kesasar lagi, bertanyalah pada seorang bule berambut panjang [my guess, a bit France/Spain/Portugese-lah] yang lagi ngerokok di luaran station. Saking ragu, tu bule akhirnya nganter kita juga ke dalem, skalian ngajarin pake mesin beli tiket. Bodohnya, dia gak suggest beli tiket terusan.

Ooouuww!!! When you’re planning to visit Hongkong, one thing is a MUST: the Octopus Card. Tiket terusan itu. Beuh, berguna banget tuh! 150HK$ buat naek semua transportasi plus belanja di supermarket. Just wave it aja di mesin sensornya, secara otomatis deposit kita berkurang. Pasalnya lagi, klo pake Octopus, ongkos transport ngirit skitar 2-3HK$ sekali jalan, kan lumayan bukan???

Satu hal yang bikin amazed adalah.... teknologi MTR plus stationnya Hongkong. ANJRIIIITTT!!! Keren buangeeet!
Kereta bawah tanah itu 2 lantai aja gitu! Gila kan?! Dan, klo bengong nunggu kereta, jangan takut mati gaya deh, bisa sambil nonton film iklan [yg sumpah kreatif banget] yang muter di dinding luar peron [ngegambarinnya gimana ya? Pokoknya gitulah]

Namun, satu hal yang akan menyambut elu saat berada di Hongkong: LAUTAN MANUSIA.
Anywhere, anytime, any.... pokoknya dimana pun kapan pun itu, lo akan bertemu dengan lautan manusia yang tampak bagai air yang menggelegak siap menelan elu bulat-bulat. Hahaha!!

05:15PM
udah berada di luar station MTR Tsim Sha Tsui yang setelah beberapa hari baru ngeh klo nyebutnya [Cim Sha Choi].
Owh, dan jangan pernah takut telat di Hongkong, karna transportasi MTR adalah yang paling nyaman, cepat dengan frekuensi kedatangan kereta yang tepat waktu dengan interval jarak antar kereta hanya beda 5-10 menit. Yang harus ditekankan... TEPAT WAKTU! [gak kayak kereta Indonesia pastinya!!!!]
Oia, sebenernya, jgn pernah takut kesasar di Hongkong, klo sampe kga nemu jalannya, masuklah ke dalam MTR, disitu akan ada pintu-pintu yang mengarahkan elu ke jalan yang dimaksud. Misalnya, gw mau ke Mirador/Chunking, turunlah di MTR Tsim Sha Tsui itu, lalu tinggal keluar di Exit D2 nyampe deh di jalan itu tepat disamping gedung Mirador yang jadi tempat mangkal penginapan murah yang kita sewa.
Sempet sih, salah gedung, saking lieur liat begitu banyaknya orang di jalanan. Pokoknya, klo gak shock liat lautan manusia itu, aneh deh. Hehehe.

05:45
setelah naek turun gedung Mirador yang sumpah.... mirip gedung pasar [mungkin mirip pasar Benhil gitu bangunannya], nemu juga hostel itu “New Kowloon Hostel”. Seperti di Macau, aroma yang menyambut saat masuk ke gedung Mirador adalah perpaduan antara bau lembab, debu dan jamur. Hm... wonder how they can live here for...years!!!

oke, New Kowloon Hostel tempat gw booking penginapan itu, cukup terorganisir dan menerima kartu kredit [YAY!!] dengan tambahan biaya 3%. Tadinya sih booking yang share 12 bed yang murah banget. Bed yang tersisa di kamar itu, hanya di bagian atas. Tentu... begitu banyak laki-laki bule berseliweran di kamar itu. Rasa ilfil mulai menyerang saraf-saraf mood gw.
Tapi, entah bagaimana, si pemilik hotel mendadak menawarkan private room 2 bed dengan hanya menambah 50rebu doang. Yah, tanpa mikir 2kali kita ambil juga tawaran itu [temen gw sih dgn fasihnya lgs melakukan perhitungan di kepalanya. Maklum, klo udah hubungannya dollar, she surely can count, hehe]

Jangan pernah ngarep kamar besar, bersih, wangi dan luxurius saat memilih untuk menyewa hotel murah [murah= +/- Rp200rebu sekamar/hari] di Hongkong. Kenapa? Percuma, bagai punguk merindukan bulan itu judulnya. Kamar private yang diberi pada kita, hanya seukuran 2X2.5 meteran kali ya? Kecil banget deh. Hanya berisi dua tempat tidur [spring bed??? NGAREEP!] yang dipisah dengan sebuah rak kecil, dan sebuah meja. Dilengkapi dengan AC yang sepertinya kekurangan Freon, sebuah tivi [tanpa cable], dan exhauster. Tanpa jendela. Yup!! No windows at all.

Bagaimana dengan kamar mandi? Dilengkapi bathtub dan meja rias? Keep the dream alive, dear...
Kamar mandi? Tersedia berderet 3 buah di depan deretan kamar a.k.a tidak include di dalam kamar tidur.
Kamar mandi hanya seukuran 3,5 ubin mungkin. Tanpa bathtub. Hanya sebuah washtafel, toilet dan secuil space buat lo berdiri membasuh tubuh. Tanpa bak mandi. Tapi ada shower dan air panas kok. Jangan kaget klo harus menguras ekstra tenaga menahan pintu kamar mandi yang suka mendadak terbuka hanya karna goncangan kecil gara-gara kuncinya rusak, atau susah payah menutup pintu tanpa membuatnya jebol dari engsel, hahaha!!

06:00PM
memutuskan untuk melakukan victoria harbour walking distance.

Enaknya nginep di Kowloon plus di Mirador Mansion [gedung itu] adalah jaraknya yang begitu ‘catchable’ kemana-mana dalam waktu hitungan menit a.k.a SE.BEN.TAR.

Tujuan kali itu adalah: “The Symphony of Lights

Sejak awal gw berkoar-koar mau ke Hongkong, bokap gw udah wanti-wanti buat menyaksikan show spektakuler Hongkong yang tersohor yaitu permainan lampu. Bahkan sampe gw udah ada di Hongkong, bokap gw terus berpesan, “jangan lupa ke Kowloon ya” biarpun gw udah bilang klo gw nginepnya di Kowloon. Halaah...

Jadi penasaran dengan “The Symphony of Lights”, walau didera rintik-rintik hujan, tapi semangat itu tidak luruh juga, hehehe...

Nah, untuk menyaksikan The Symphony of Lights itu, harus dilakukan di daerah harbour victoria Kowloon, yang jarak tempuh dengan kaki dari Mirador Mansion hanya sekitar 10 menitan [jangan coba-coba naek bis ato taksi klo gak pengen kena macet deh!]
Pertama yang disambangi adalah Avenue of Stars yang merupakan Holywood Walk of Fame of Asian Artist baru kemudian, sekitar jam 8 malam, menikmati cahaya lampu yang dimainkan oleh gedung-gedung di Hongkong Island. [Just a little note, Hongkong itu terdiri dari 3 pulau: Hongkong, Kowloon dan Lantau. Kalo mo mengeksplor ketiganya, luangkan waktu kira-kira semingguan tanpa nafas, hehehe.]









Setelah poto sana sini sambil nunggu moment yang dinanti-nanti itu tiba, akhirnya jam 8 teng, mulai jugalah permainan lampu itu.


Entah gimana menyesuaikan permainan musik di Kowloon dengan tempo permainan cahaya dan laser di seberang selat itu. Yang pasti... flawless. Beautiful!
Paling asik klo punya kamera tele ato cam-corder yang canggih. Gak akan nemu blur deh. Plus klo sebelahan sama orang yg ‘tenang’ gak suka bikin goyangan gak jelas.




Satu komentar yang terlontar saat menyaksikan The Symphony of Lights: Amazingly Spectacular.

08:30PM
berjalan kaki pulang ke Mirador dengan harapan menemukan hawker stall, berhubung perut keroncongan berat.
So, berdasarkan petunjuk, yang harus dicari adalah: Ashley Road, Hankow Road, Lock Road, dan Haiphong Road
untungnya, selaen sejalan sama gedung, keempat jalan itu saling bertetanggaan.
Oooh... dan sumpah gak hanya MTR yang teknologinya oke. Jalan raya di Hongkong pun, punya sistem yang oke banget disesuaikan sama kebiasaan penduduknya. Yang pasti, selaen waktu sebrangnya cukup lama, zebra crossnya pun gedeeeee buanget spacenya. Tapi sekalinya nyebrang, bisa satu kompi yang nyebrang deh.

Melangkahkan kaki tanpa henti, mendadak di seberang taman Kowloon di Haiphong Road ada kerumunan orang di depan sebuah kios makanan. Ternyata, cemilan dan minuman khas Hongkong. Satu minuman yang menarik perhatian gw dan temen gw adalah: Mango Sago yang terlihat menggoda sekali berputar-putar dalam mesin minuman itu. HK$5 pun ditukarkan dengan segelas Mango Sago dingin yang rasanya...? SSSSSHHHH SYEDAAAPPP buanget!! Jadi nyesel juga sih, kenapa harus segelas berdua, hehhe.

Entah berapa lama berjalan, namun hawker2 stall itu tak juga terlihat. Menurut saran cewek yang kita tanyain pun memberi saran ke Ashley ato Lock Road, tapi... setiap gang udah dimasukin tuuh dan hasilnya tetep nihil. Yang ditemui hanya warung-warung kecil dengan etalase yang memajang bagian-bagian tubuh babi mungil itu. Aiiih...
Ooh, dan kita berdua, terlihat bodoh saat kembali ke kios makanan penjual Mango Sago itu dan terpekur di sana memperhatikan penjualnya yang asik membolak balik seonggokan jeroan babi rebus berempah dengan uap panas menguarkan aroma yang menyesakkan paru-paru.
Entah apa yang asik ditusuk-tusuk oleh seorang laki-laki dari satu cup stereofoam yang terlihat begitu lezat saat memasuki mulutnya dan terdengar desisan ‘slluurrpp’.

Sumpah, gw baru kali itu merasakan jadi orang yang aneh melihat orang makan. Seperti anak jalanan yang antara heran, pengen tapi takut nyoba sekaligus jijik saat liat anak laen makan sashimi, hehehe.

Alhasil, malam itu, gw berakhir di... McDonalds. Hell yea!!
Sempat tertekan dengan pelayannya yang gak bisa bahasa Inggris dan teman gw pun akhirnya makan salad buah dengan saus minyak babi, hahaha!!!! Salad buah kok pake minyak babi [tapi emang bener. Kerasa kok. Jadi aneh makanya. Campuran kuning telur, mayo dan bukan olive oil tapi piggy oil, hihi]

10:00PM
berhubung ada tulisan lift gedung berhenti beroperasi di jam 10:00PM, maka mau gak mau udah terbengong-bengong di hotel sebelum jam 10 malem. Males aja kali harus naek tangga 13 lantai!
Nonton berita Hongkong dalam bahasa Inggris dan terkejut2 dengan UMR Hongkong yang diprotes para buruh pabrik dan kuli bangunan. Berapakah UMR [yang didemo itu] Hongkong? Jangan kaget ya... klo dikurs ke rupiah.... +/- 1,000,000IDR saja per HARI!!! Dan itu didemo aja gitu loh. Mereka masih merasa itu dibawah taraf hidup orang Hongkong.

Aiiih.... no wonder air mineral 300ml harganya gak ada yang dibawah HK$5, uuughhh! Air mineral 7000IDR di Indo udah dapet yang 1.5L dua biji! nambah 2rebu dah dapet segalon! Gila yaa???

-- end of The Traveler’s Journal Part VIII: Hongkong – The City of Lights, Rain [plus typhoon] and.... CROWDS --

_____________________________
the sums:

belum ke Hongkong kalo belum mencicipi air hujan memang, hehe.
So? Make sure you are all set with an umbrella before heading wherever in Hongkong.
Hey, somehow... an umbrella, is a new fettish nowadays, hehehe. Man with umbrella is such a sexy thing alive!!
Tapi klo merasa water-proof sih, sah2 aja klo mau gak pake payung.



Ooh, dan satu lagi.... Mango Sago is a MUST!!!! ^_^

No comments:

Post a Comment