August 09th, 2007
06:30AM
Kuala Lumpur... here we come!!!
06:30AM
Kuala Lumpur... here we come!!!
Sedikit terkaget-kaget di tengah kantuk yang masih menyerang saat mendapati suasana Kuala Lumpur di waktu 06.30AM, karena sumpaah... suasananya sama benar dengan suasana Bogor saat berada di waktu 05.00AM alias... gelap banget!!!
No one’s awake yet! Dan jalanan begituuuu sepi. Hanya selewatan burung gagak yang menggaok terbang ke sana sini.
Perhentian pertama adalah sebuah hotel di deretan Bukit Bintang yang emang jadi tempat strategis. Hotel masih gelap, satpamnya pun tidur di depan dan masih dikunci. Intinya, tidak bisa cek in hingga jam 10 nanti, tapi dipersilakan untuk taro tas dan silakan berjalan-jalan mengeksplorasi Kuala Lumpur.
Alhasil.... let’s have a breakfast!!!
Satu bungkus nasi lemak pun dibekal makan di lobi teras hotel. Nasi lemak yang cukup murah cuma RM1-an doang [dengan lauk telor, tumis kacang panjang plus teri belado pake pete!!!]
07:30AM
No one’s awake yet! Dan jalanan begituuuu sepi. Hanya selewatan burung gagak yang menggaok terbang ke sana sini.
Perhentian pertama adalah sebuah hotel di deretan Bukit Bintang yang emang jadi tempat strategis. Hotel masih gelap, satpamnya pun tidur di depan dan masih dikunci. Intinya, tidak bisa cek in hingga jam 10 nanti, tapi dipersilakan untuk taro tas dan silakan berjalan-jalan mengeksplorasi Kuala Lumpur.
Alhasil.... let’s have a breakfast!!!
Satu bungkus nasi lemak pun dibekal makan di lobi teras hotel. Nasi lemak yang cukup murah cuma RM1-an doang [dengan lauk telor, tumis kacang panjang plus teri belado pake pete!!!]
07:30AM
Jalan-jalan menyusuri bukit bintang yang masih cukup sepi. Mengagumi para Indian yang pagi-pagi buta sudah duduk-duduk menghisap shisha, termangu-mangu melihat kumpulan burung gagak yang seliweran bagai burung gereja, pun termehe-mehe saat melihat menu baru berjudul ‘Poppers’ di KFC dan berniat untuk mencobanya nanti siang.
08:00AM
Balik lagi ke hotel buat duduk-duduk di sofa lobi, bareng seorang bule yang sibuuuk banget baca-baca buku traveling Kuala Lumpur. Berhubung capek berat, gw tidak menyapanya, hanya senyum lalu duduk dan memejamkan kedua mata.
Gak berapa lama, si pemilik hotel datang dan berdasarkan info dari satpam, kami sudah bisa cek in. Langsunglah berdua ke meja cek in itu. Namun, tanpa ba bi bu, si pemilik hotel menolak kami mentah-mentah dan bilang cek in adalah jam 12 siang. Matilah awak!
Dan tanpa ba bi bu juga, gw langsung mendarat di sofa lobi kembali dan... TIDUR. Tak peduli berapa banyak bule ganteng seliweran ato ngejogrok di depan komputer, surfing the net. Yang pasti... gw cuapeeekk!
09:50AM
Temen gw mendadak ngebangunin dan bilang udah bisa cek in.
Entah apa yang dilakukan temen gw, sampe si pemilik hotel melunak seperti itu.
Alhasil, dapat juga sebuah kamar yang memang berkonsep ‘sharing’.
Saat mendapati kamar itu, temen gw sedikit protes [tentunya protesnya sih gak ke si pemilik], karena dengan harga yang sama bisa didapat kamar yang private dan nyaman.
Gw sih gak bilang kamar hotel itu tidak nyaman. Overall memang bersih dan homy apalagi untuk konsep sharing seperti itu. Gak heran kalo banyak banget bule [ganteng2 pula!] yang nginep di situ. Bisa dibilang, satu-satunya orang Asia ya.. kami berdua itu. Hanya, memang terlalu mahal. Karena dengan harga yang sama, bisa diperoleh hotel yang berbintang 3-an gitulah. Memang tidak di Bukit Bintang, tapi di daerah Puduraya, dekat terminal dan kurang nyaman.
Anyway, temen gw pun bersikeras untuk pindah ke hotel yang dulunya pernah ia tempati saat berkelana ke Malaysia pertama kali. Letak hotel yang ia maksud ada sekitar seratus meteran dari hotel tempat kita menginap itu. Intinya, sebelahan banget!
Berhubung gw sendiri pengen dapet pemandangan KL Tower dan Petronas [dibanding rumah susun di belakang hotel], gw pun menyetujui usulan temen gw itu.
11:00AM
Setelah mandi, kami berdua langsung cabut dari hotel untuk jalan-jalan keliling kota sekaligus cek in di hotel lain.
Sumpah! Hotel yang dimaksud temen gw itu, bener-bener hotel tua!! Pokoknya, saat memasuki hotel itu, daya khayal gw langsung membayang dan sebuah cerita thrill-horor pun tercipta, hehehe...
Tanggal cek in untuk keesokan harinya pun sudah tercatat di buku besar [!!] pemilik hotel itu. Intinya, besok gw bisa puas menikmati pemandangan kota Kuala Lumpur, bukan rusun kumuh di gang kecil belakang hotel, hehehhe.
11:20AM
Usai urus cek in untuk besok hari, tujuan kami berdua selanjutnya adalah ‘landmark tour’, diawali dengan Mesjid Jamek dan Dataran Merdeka. Intinya sih, hari itu adalah hari ‘laidback’ setelah letih menempuh perjalanan tak manusiawi itu.
Sebelum mengawali perjalanan, perut diganjal dengan menu baru KFC yang berjudul ‘Poppers’ yang dari paginya udah diincer itu.
Ah ya, saat mengantri di KFC, kami berada di barisan yang sama dengan sekeluarga dari Indonesia. Repot benar mereka, sampe harus nyewa taksi 2 mobil. Yaah, maklumlah keluarga borju yang gak mau susah tapi malah jadi merepotkan diri sendiri, hahaha. Owh, dan dua orang anak lelakinya, begitu eye-catchy dengan dandanan super sama: topi koboi, kaos berwarna PINK [!!], jeans panjang plus iket pinggang besar daan kaca mata hitam menggantung di hidung. Aiiih...
Empat bulatan Poppers, dan semangkuk pure kentang [tanpa minum, red] tersaji untuk dibagi berdua. Maklum, harganya cukup mahal dan kekayaan kami berdua saat itu hanya bersisa sekitar RM30-an.
11:45AM
Perjalanan dimulai dengan MTR. Sempet salah Mesjid, gara-gara warna kubahnya sama. Ternyata, Mesjid Jamek harus ditempuh dengan 2 kali MTR. Sampai disana pun, tidak bisa masuk maupun foto-foto karena memang harus berpakaian tertutup [saat itu kan gw bercelana pendek dan ber-t-shirt ria, pake sendal jepit pula]. Ya sudah, perjalanan dilanjutkan ke Dataran Merdeka yang lucunya, baru kami berdua pahami mengapa Dataran Merdeka itu jadi landmark penting di Kuala Lumpur di hari terakhir kami di Malaysia, hahaha!
08:00AM
Balik lagi ke hotel buat duduk-duduk di sofa lobi, bareng seorang bule yang sibuuuk banget baca-baca buku traveling Kuala Lumpur. Berhubung capek berat, gw tidak menyapanya, hanya senyum lalu duduk dan memejamkan kedua mata.
Gak berapa lama, si pemilik hotel datang dan berdasarkan info dari satpam, kami sudah bisa cek in. Langsunglah berdua ke meja cek in itu. Namun, tanpa ba bi bu, si pemilik hotel menolak kami mentah-mentah dan bilang cek in adalah jam 12 siang. Matilah awak!
Dan tanpa ba bi bu juga, gw langsung mendarat di sofa lobi kembali dan... TIDUR. Tak peduli berapa banyak bule ganteng seliweran ato ngejogrok di depan komputer, surfing the net. Yang pasti... gw cuapeeekk!
09:50AM
Temen gw mendadak ngebangunin dan bilang udah bisa cek in.
Entah apa yang dilakukan temen gw, sampe si pemilik hotel melunak seperti itu.
Alhasil, dapat juga sebuah kamar yang memang berkonsep ‘sharing’.
Saat mendapati kamar itu, temen gw sedikit protes [tentunya protesnya sih gak ke si pemilik], karena dengan harga yang sama bisa didapat kamar yang private dan nyaman.
Gw sih gak bilang kamar hotel itu tidak nyaman. Overall memang bersih dan homy apalagi untuk konsep sharing seperti itu. Gak heran kalo banyak banget bule [ganteng2 pula!] yang nginep di situ. Bisa dibilang, satu-satunya orang Asia ya.. kami berdua itu. Hanya, memang terlalu mahal. Karena dengan harga yang sama, bisa diperoleh hotel yang berbintang 3-an gitulah. Memang tidak di Bukit Bintang, tapi di daerah Puduraya, dekat terminal dan kurang nyaman.
Anyway, temen gw pun bersikeras untuk pindah ke hotel yang dulunya pernah ia tempati saat berkelana ke Malaysia pertama kali. Letak hotel yang ia maksud ada sekitar seratus meteran dari hotel tempat kita menginap itu. Intinya, sebelahan banget!
Berhubung gw sendiri pengen dapet pemandangan KL Tower dan Petronas [dibanding rumah susun di belakang hotel], gw pun menyetujui usulan temen gw itu.
11:00AM
Setelah mandi, kami berdua langsung cabut dari hotel untuk jalan-jalan keliling kota sekaligus cek in di hotel lain.
Sumpah! Hotel yang dimaksud temen gw itu, bener-bener hotel tua!! Pokoknya, saat memasuki hotel itu, daya khayal gw langsung membayang dan sebuah cerita thrill-horor pun tercipta, hehehe...
Tanggal cek in untuk keesokan harinya pun sudah tercatat di buku besar [!!] pemilik hotel itu. Intinya, besok gw bisa puas menikmati pemandangan kota Kuala Lumpur, bukan rusun kumuh di gang kecil belakang hotel, hehehhe.
11:20AM
Usai urus cek in untuk besok hari, tujuan kami berdua selanjutnya adalah ‘landmark tour’, diawali dengan Mesjid Jamek dan Dataran Merdeka. Intinya sih, hari itu adalah hari ‘laidback’ setelah letih menempuh perjalanan tak manusiawi itu.
Sebelum mengawali perjalanan, perut diganjal dengan menu baru KFC yang berjudul ‘Poppers’ yang dari paginya udah diincer itu.
Ah ya, saat mengantri di KFC, kami berada di barisan yang sama dengan sekeluarga dari Indonesia. Repot benar mereka, sampe harus nyewa taksi 2 mobil. Yaah, maklumlah keluarga borju yang gak mau susah tapi malah jadi merepotkan diri sendiri, hahaha. Owh, dan dua orang anak lelakinya, begitu eye-catchy dengan dandanan super sama: topi koboi, kaos berwarna PINK [!!], jeans panjang plus iket pinggang besar daan kaca mata hitam menggantung di hidung. Aiiih...
Empat bulatan Poppers, dan semangkuk pure kentang [tanpa minum, red] tersaji untuk dibagi berdua. Maklum, harganya cukup mahal dan kekayaan kami berdua saat itu hanya bersisa sekitar RM30-an.
11:45AM
Perjalanan dimulai dengan MTR. Sempet salah Mesjid, gara-gara warna kubahnya sama. Ternyata, Mesjid Jamek harus ditempuh dengan 2 kali MTR. Sampai disana pun, tidak bisa masuk maupun foto-foto karena memang harus berpakaian tertutup [saat itu kan gw bercelana pendek dan ber-t-shirt ria, pake sendal jepit pula]. Ya sudah, perjalanan dilanjutkan ke Dataran Merdeka yang lucunya, baru kami berdua pahami mengapa Dataran Merdeka itu jadi landmark penting di Kuala Lumpur di hari terakhir kami di Malaysia, hahaha!
Foto-foto sebentar disitu, kami pun merencanakan untuk makan siang. Enaknya dimana ya? Menurut info sih, diwajibkan mencoba makanan di Kampong Bahru. Nah loh, dimanakah itu berada?? Mau gak mau, naik lagi MTR. Di perjalanan ke station MTR Mesjid Jamek, terdapat sebuah bank yang menarik perhatian kami. Maklum, uang di dompet benar-benar menipis! RM30 untuk 2 orang?! Memang cukup, tapi tidak mungkin untuk waktu lama. Jadi, mau gak mau harus tuker currency.
Usai tuker currency yang tentunya kembali diselingi dengan penemuan sosok laki-laki lucu saat mengantri [sayang, saat kami selesai trading, laki-laki itu hilang. Jadi, gak sempet deh flirting], kami berdua berjalan menuju station MTR Mesjid Jamek.
Nah, di perjalanan, ada sebuah resto India yang menjual makanan aneh. Tanpa ba bi bu, kami memesan satu porsi untuk dibagi dua. Mau tau apaan itu? Batagor. Yup! Mirip batagor lebih tepatnya. Satu porsi itu ada sekitar 5 macam gorengan: tahu tepung, tempe goreng, bala-bala, tepung goreng yang ada warna oranye2nya entah apaan itu, dan fish-cake [semacem pempek gitu]. Nah, gorengan-gorengan itu dipotong-potong, disiram kuah yang mirip kuah kacang tapi lebih seperti kare, dan disisipi acar mentimun.
Usai tuker currency yang tentunya kembali diselingi dengan penemuan sosok laki-laki lucu saat mengantri [sayang, saat kami selesai trading, laki-laki itu hilang. Jadi, gak sempet deh flirting], kami berdua berjalan menuju station MTR Mesjid Jamek.
Nah, di perjalanan, ada sebuah resto India yang menjual makanan aneh. Tanpa ba bi bu, kami memesan satu porsi untuk dibagi dua. Mau tau apaan itu? Batagor. Yup! Mirip batagor lebih tepatnya. Satu porsi itu ada sekitar 5 macam gorengan: tahu tepung, tempe goreng, bala-bala, tepung goreng yang ada warna oranye2nya entah apaan itu, dan fish-cake [semacem pempek gitu]. Nah, gorengan-gorengan itu dipotong-potong, disiram kuah yang mirip kuah kacang tapi lebih seperti kare, dan disisipi acar mentimun.
Rasanya??? Manis-asem. Enak sih, aneh tapinya. Mungkin seharusnya disiram kuah sambel, hehe.
01:00PM
Cukup mengganjal perut yang kosong akibat pengurasan otot kaki, kami pun langsung menuju station MTR Jamek yang terletak di seberang jalan. Tujuan mulia kali itu adalah: mencari surga makanan di Kampong Bahru [entah dimana itu].
01:27PM
Station MTR Kampong Bahru adalah station MTR terhening dan terjauh dari kehiruk-pikukan jalan raya a.k.a gak dipinggir jalan besar. Sumpah, kita berdua benar-benar lost in direction. Begitu bertemu dua orang anak SMA [ooh, jangan tanya, orang yang kita temui hanya mereka!!] langsung kita bertanya soal surga makanan itu. Untungnya, mereka memahami apa yang kami maksudkan [bukan resto, tapi HAWKERS!] dan menunjukkan arah berlawanan dengan yang semula kami jajali. Well, demi mencoba makanan khas Malaysia, kami pun kembali menyusuri jejak langkah yang kami tinggali di belakang.
Benar saja, 10 menitan setelah kami berjalan tepat dibawah terik mentari jam 1siang, kami berada di jalanan yang full warung makan khas Malaysia [kayak warteg gitu sih sebenernya]. Dari ujung ke ujung isinya warung makan dengan ragam nama dan jenis. Tapi, yang paling penuh ada di seberang jalanan menuju station MTR Kampong Bahru itu. Sistemnya sih, kayak tadi gw bilang, seperti warteg di Indonesia, tapi aneka macam masakannya... beuuuhh!! Puluhan!! Dari ikan, ayam, daging sampe segala macam sayuran dan acar. Bahkan, ada urapan juga! yang kurang sih sebenernya cuma satu: KERUPUK!!
Menu gw saat itu: tumis ceker ayam, tahu asem manis dan kangkung belacan yang pedes nian plus sambel tentunya. Beeeuuhh.. nasinya bow, banyaaak buuanget!! 3 kalinya porsi yang biasa gw makan! Minumnya? So pasti, es teh tarik doong. Dan berapa yang harus gw bayar untuk semua makanan dan minuman itu? RM2,3 saja!! Alias, kira-kira 7rebu perakan lah. Murah kaann?? Sama lah, kayak warteg Indonesia.
Selesai makan kenyang [bow, entah gw kelaperan ato kenapa, porsi segitu banyaknya abis aja gitu!!! Padahal kan sebelomnya gw dah makan Batagor aneh itu yaak?? Ckckckck...] kita pun berencana kembali menuju station MTR itu, untuk melanjutkan perjalanan ke station MTR KL Sentral.
Di seberang warung... [ohya, catatan gak penting, di warung tempat kita makan besar nan nikmat itu, ada yang jualan es leci. Sayangnya, kita terlalu kenyang, jadi gak sempet nyobain. Anyway, bukan es lecinya yang mau gw komentarin, tapi yang jualannya... BEUUHH!!! Ganteng! Sumpah! Mirip anak band gitu! Gw pikir dia mo makan ke warung itu, ternyata jualan! Biarpun pake celemek, tetep aja terlihat bening, hahaa!!!]
Oke, back to the story, di seberang warung tempat kita makan besar itu, ada warung yang jualan jajan pasar khas Malaysia. Liat-liat sebentar, ternyata gak beda jauh ama di Indonesia!! Ada kue bugis segala! Akhirnya, 6 buah cempedak goreng dan cikodok pisang [mirip cimplung tapi warnanya item nian] seharga RM1 pun pindah tangan. Lumayanlah, buat cemilan di jalan, walau akhirnya yang menghabiskan hanya temen gw, hehehe.
02:00PM
Tujuan selanjutnya adalah ke KL Sentral untuk cari bis yang langsung ke Terminal LCC untuk hari Minggu [12/08/07], sekalian berharap ada bis atau MTR yang subuh berangkatnya dari Bukit Bintang. Well, memang benar kalo bis KLSentral-LCCT berangkat sejak pukul 3 pagi, tapi untuk sampai ke KLSentral, sepertinya hanya bisa ditempuh dengan taksi berhubung Minggu nanti, flight ke Macau akan dimulai pukul 6:40AM waktu Malaysia. Mau gak mau, harus jam 4an udah otw ke airport bukaan?? Karena jarak Kuala Lumpur ke airport makan waktu 1,5 jam-an. Akhirnya booking tempat di bis untuk hari Minggu subuh jam 4:00AM deh.
03:30PM
Tujuan selanjutnya? HOTEL!!
We were dying for a good quality-sleep soale.
Sempet sih, liat-liat mall di Sungei-Wang yang kata gw sih mirip ITC gitu. Oia, temen gw beli pre-paid GSM card di Malaysia dan bener-bener murah cuuy! Mungkin, buat yang mobile banget, yang harus keep in touch dengan orang-orang di kampung halaman, ada baeknya sih beli nomer Malaysia. Jatohnya murah banget!
Sampai hotel, kami benar-benar jatuh tertidur. Baru malamnya Petaling Street yang dituju, sekaligus makan malam.
07:00PM
Petaling Street rendezvous.
Dari hotel, kami berjalan kaki selama kurang lebih 20menitan lah. Rencananya makan kerang bakar yang kata temen gw, lezat nian, di daerah Puduraya-Petaling itu. Eh, dicari kesana kemari, kga nemu-nemu, alhasil berakhirlah di sebuah resto, memesan sepiring nasi goreng ikan asin dan mie goreng plus ais teh tarik dan ais lemon tea. Lumayan enak juga. Mirip sama bikinan di Indonesia lah, secara masih satu lidah juga yaa??
Selesai itu, yang dituju adalah Petaling Street. Iseng-iseng lewat shortcut, malah nemu juga itu tukang kerang bakar!
01:00PM
Cukup mengganjal perut yang kosong akibat pengurasan otot kaki, kami pun langsung menuju station MTR Jamek yang terletak di seberang jalan. Tujuan mulia kali itu adalah: mencari surga makanan di Kampong Bahru [entah dimana itu].
01:27PM
Station MTR Kampong Bahru adalah station MTR terhening dan terjauh dari kehiruk-pikukan jalan raya a.k.a gak dipinggir jalan besar. Sumpah, kita berdua benar-benar lost in direction. Begitu bertemu dua orang anak SMA [ooh, jangan tanya, orang yang kita temui hanya mereka!!] langsung kita bertanya soal surga makanan itu. Untungnya, mereka memahami apa yang kami maksudkan [bukan resto, tapi HAWKERS!] dan menunjukkan arah berlawanan dengan yang semula kami jajali. Well, demi mencoba makanan khas Malaysia, kami pun kembali menyusuri jejak langkah yang kami tinggali di belakang.
Benar saja, 10 menitan setelah kami berjalan tepat dibawah terik mentari jam 1siang, kami berada di jalanan yang full warung makan khas Malaysia [kayak warteg gitu sih sebenernya]. Dari ujung ke ujung isinya warung makan dengan ragam nama dan jenis. Tapi, yang paling penuh ada di seberang jalanan menuju station MTR Kampong Bahru itu. Sistemnya sih, kayak tadi gw bilang, seperti warteg di Indonesia, tapi aneka macam masakannya... beuuuhh!! Puluhan!! Dari ikan, ayam, daging sampe segala macam sayuran dan acar. Bahkan, ada urapan juga! yang kurang sih sebenernya cuma satu: KERUPUK!!
Menu gw saat itu: tumis ceker ayam, tahu asem manis dan kangkung belacan yang pedes nian plus sambel tentunya. Beeeuuhh.. nasinya bow, banyaaak buuanget!! 3 kalinya porsi yang biasa gw makan! Minumnya? So pasti, es teh tarik doong. Dan berapa yang harus gw bayar untuk semua makanan dan minuman itu? RM2,3 saja!! Alias, kira-kira 7rebu perakan lah. Murah kaann?? Sama lah, kayak warteg Indonesia.
Selesai makan kenyang [bow, entah gw kelaperan ato kenapa, porsi segitu banyaknya abis aja gitu!!! Padahal kan sebelomnya gw dah makan Batagor aneh itu yaak?? Ckckckck...] kita pun berencana kembali menuju station MTR itu, untuk melanjutkan perjalanan ke station MTR KL Sentral.
Di seberang warung... [ohya, catatan gak penting, di warung tempat kita makan besar nan nikmat itu, ada yang jualan es leci. Sayangnya, kita terlalu kenyang, jadi gak sempet nyobain. Anyway, bukan es lecinya yang mau gw komentarin, tapi yang jualannya... BEUUHH!!! Ganteng! Sumpah! Mirip anak band gitu! Gw pikir dia mo makan ke warung itu, ternyata jualan! Biarpun pake celemek, tetep aja terlihat bening, hahaa!!!]
Oke, back to the story, di seberang warung tempat kita makan besar itu, ada warung yang jualan jajan pasar khas Malaysia. Liat-liat sebentar, ternyata gak beda jauh ama di Indonesia!! Ada kue bugis segala! Akhirnya, 6 buah cempedak goreng dan cikodok pisang [mirip cimplung tapi warnanya item nian] seharga RM1 pun pindah tangan. Lumayanlah, buat cemilan di jalan, walau akhirnya yang menghabiskan hanya temen gw, hehehe.
02:00PM
Tujuan selanjutnya adalah ke KL Sentral untuk cari bis yang langsung ke Terminal LCC untuk hari Minggu [12/08/07], sekalian berharap ada bis atau MTR yang subuh berangkatnya dari Bukit Bintang. Well, memang benar kalo bis KLSentral-LCCT berangkat sejak pukul 3 pagi, tapi untuk sampai ke KLSentral, sepertinya hanya bisa ditempuh dengan taksi berhubung Minggu nanti, flight ke Macau akan dimulai pukul 6:40AM waktu Malaysia. Mau gak mau, harus jam 4an udah otw ke airport bukaan?? Karena jarak Kuala Lumpur ke airport makan waktu 1,5 jam-an. Akhirnya booking tempat di bis untuk hari Minggu subuh jam 4:00AM deh.
03:30PM
Tujuan selanjutnya? HOTEL!!
We were dying for a good quality-sleep soale.
Sempet sih, liat-liat mall di Sungei-Wang yang kata gw sih mirip ITC gitu. Oia, temen gw beli pre-paid GSM card di Malaysia dan bener-bener murah cuuy! Mungkin, buat yang mobile banget, yang harus keep in touch dengan orang-orang di kampung halaman, ada baeknya sih beli nomer Malaysia. Jatohnya murah banget!
Sampai hotel, kami benar-benar jatuh tertidur. Baru malamnya Petaling Street yang dituju, sekaligus makan malam.
07:00PM
Petaling Street rendezvous.
Dari hotel, kami berjalan kaki selama kurang lebih 20menitan lah. Rencananya makan kerang bakar yang kata temen gw, lezat nian, di daerah Puduraya-Petaling itu. Eh, dicari kesana kemari, kga nemu-nemu, alhasil berakhirlah di sebuah resto, memesan sepiring nasi goreng ikan asin dan mie goreng plus ais teh tarik dan ais lemon tea. Lumayan enak juga. Mirip sama bikinan di Indonesia lah, secara masih satu lidah juga yaa??
Selesai itu, yang dituju adalah Petaling Street. Iseng-iseng lewat shortcut, malah nemu juga itu tukang kerang bakar!
Satu porsi seharga RM5 pun pindah tangan dan dihabiskan berdua [tanpa minum! Dasar irit apa pelit yak?].
Akhirnya, benar-benar menjejakkan kaki di Petaling Street [Chinnatown].
Cuma liat-liat doang, karena toh pada tanggal 19 Agustus nanti, kita kembali ke Malaysia untuk transit. Dan di Petaling Street itu, barang-barangnya sama seperti Melawai ato Mangga Dua, jadi gak menarik buat gw. Yang menarik buat gw hanya durian yang murah [tentu setelah nawar mampus, sampe tukangnya pusing sendiri] dan chesnut bakar yang aneh tapi enak [dapet gratisan soalnya] dan buah jambu biji tanpa biji yang maniis banget.
Balik dari Petaling bawa 2 buah durian yang udah dilepas dari kulit dan kembali menyambangi warung kerang bakar demi segelas lemon ais buat numpang menghabiskan durian itu [berhubung gak ada hotel yang memperbolehkan bawa duren ke kamar], ahaha!
10:30PM
Hari itu, ditutup dengan... KEKENYANGAAAANNNN!!
--end of The Traveler’s Journal part III: Kuala Lumpur – “feels like HOME” --
_______________________________________
Hari itu, ditutup dengan... KEKENYANGAAAANNNN!!
--end of The Traveler’s Journal part III: Kuala Lumpur – “feels like HOME” --
_______________________________________
the sums:
buat banyak hal, Malaysia emang gak beda jauh sama Indonesia, makanya biarpun negara beda, rasanya tetep berasa di kampung halaman sendiri, walau minus monorail yang dingin, bersih en rapi hehe.